oleh

1 Mulud 1441 H, Mantan Kapolda Jabar Berziarah Sambil Menelusuri Sejarah Rakean Sancang, Penyebar Agama Islam Pertama di Indonesia

Garut, LINTAS PENA

Pada hari Rabu (20/2019) bertepatan dengan 1 Maulud 1441 H, mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Dr.H. Anton Charliyan,MPKN yang selama ini dikenal peduli terhadap seni budaya maupun sejarah terutama sejarah Islam di Indonesia, dengan penuh semangat dia bersama komunitas Gagak Lumejang pimpinan Ustadz Wahyu Yunus dan Kepala Desa Sukanagara Aang Kunaefi melaksanakan kegiatan  Ziarah sambil menelusuri sejarah Rakean Sancang  di makam keramat Gunung Nagara di Desa Sukanagara Kec.Cisompet Kab.Garut.

“Ziarah sudah menjadi rutinitas yang dilakukan oleh Gagak Lumejang. Dalam melestarikan tradisi ziarah, organisasi ini berkeliling ke sejumlah makam keramat yang ada di Kabupaten Garut. Kali ini, Gagak Lumejang mendampingi Bapak  Irjen. Pol. (Purn.) Anton Charliyan, MPKN melakukan ziarah menuju makam keramat Gunung Nagara di Desa Sukanagara Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Anton Charliyan yang telah peduli terhadap sejarah Islam yang berkembang di Kab.Garut,”ungkap Ustadz Wahyu Yunus, Ketua DPP Gagak Lumejang

Kepala Desa Sukanagara Aang Kunaefi juga berterima kasih kepada Anton Charliyan yang bersusah payah menelusuri situs sejarah Islam yang berada di desa yang dipimpinnya, dimana lokasinya cukup jauh di Gunung Nagara.”Semoga kunjungan Pak Anton Charliyan membawa berkah bagi kami Desa Sukanagara, setidaknya dapat menyampaikan aspirasi kepada pemerintah untuk membuka akses jalan ke komplek Makam Keramat Gunung Nagara, yang masih terisolir.”ujarnya.

Sementara itu, Anton Charliyan mengungkapkan tujuan dari kegiatan berziarah sambil menelusuri sejarah perkembangan Islam “Rakean Sancang” di Kab.Garut menarik perhatian dirinya, “Karena ternyata Rakean sancang ini merupakan penyebar agama Islam pertama di Indonesia pada tahun 640 Masehi,”ujarnya

Jika melihat “titimangsa” penanggalan, menurut Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan, bahwa diperkirakan pemakamam tersebut merupakan pemakaman para raja dan para pejabat pengelola Negara. Bila dilihat dari karakter pemakaman termasuk pemakaman Muslim. Hal tersebut bisa dilihat dari huruf Arab yang ditulisnya masih terpisah pisah , ditemukan tulisan Lailaha Ilallah, bismillah , angka angka  tahun al 119 H, 12 H, 1119. 111. 1111 dan lain lain.

“Nah, dari angka tahun tersebut,  kemungkinan makam para syuhada di Gunung Nagara di Desa Sukanagara Kec.Cisompet ini  jika merujuk ke angka 12 H sudah ada sejak sekitar tahun 622 M. Kemdian jika merujuk ke 111 H sekitar 721 M. Artinya Islam masuk ke Nusantara melalui Garut jauh lebih tua dari catatan sejarah yang selama ini sering diajarkan di bangku bangku sekolah yaitu sekitar abad 14 – 15 M.. “jelasnya

Bahkanmenurut cerita rakyat di pemakamantersebut,  disemayamkan petilasan Rakeyan Kean Sancang dikenal juga sebagai  Jalu putra Raja Tarumanagara VIII Kertawarman yang lahir sekitar thn  591 M, dari putri Setyawati alias Nyi Arum Honje atau Wang Amet Samidha dari Hutan Sancang Tepu 6 Sungai Cikaengan Garut ( bukan Pangeran Kean Santang putra Prabu Jayadewata Sribaduga Maharaja di tahun 1486 M ). Bila dilihat dari tahun kelahiran memang sezaman dengan zaman Rosulullah SAW dan para sahabat ( Baginda Rosulullah lahir 571 M).  Adapun tahun Hijriah dimulai tahun 610 M. Dimakam tsb ada tertulis 12 H= 622 M..Konon kabarnya, pada usia 45 sd 50 tahun sekitar tahun 640 – 646 M Rakean Sancang pergi ke Mekah untuk ibadah haji, dan berguru kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib  ra. Bahkan berdasarkan catatan ulama Mesir Syaidina Ali bin Abithalib ra pada saat meng-islam-kan Cyprus Tripoli dan Afrika Utara dibantu oleh tokoh asal Timur jauh ( Javadwipa ) lebih diperjelas lagi dari Naskah Wangsakerta bahwa yang ikut membantu dalam penaklukan di Afrika adalah Putra Raja Taumanagara VIII , siapa lagi putra Tarumanagara yang ke Mekah di zaman itu selain Rakean Sancang yang ternyata selama di Tanah Arab selain naik haji dan memperdalam agama. Beliau juga ikut membantu penaklukan penaklukan dalam rangka Syiar Islam di masa Sayidina Ali. Setibanya dari Tanah suci di Sancang beliau awalnya mendirikan Padepokan sehingga dinamakanlah daerah tsb sebagai Kampung Depok yang kemudian akhirnya mendirikan Keadatuan Suramandiri sebagai wilayah yang Mandiri atau Negara kecil. Ketika Sayidina Ali mendapat musibah di bavok di Mesjid Kafash, beliau berangkat ke Mekah lagi, tapi hal tsb dijadikan kesempatan oleh Tarumanagara Padepokan Suramandiri diserang Naga Jayawarman, sehingga Gunung Nagara hancur dan ribuan syuhada gugur disana. Karena itu  di pemakaman tersebut  disemayamkan sl Eyang Ruhi Kudratullah, Prabu Kian Santang, Ratu Gandawati ( istri Kian Santang ), Syeh Abdul Jabar, Eyang Sembah Ibrahim, Eyang Raksabumi dll.

“Itulah sekilas riwayat tentang Rakean Sancang dan Gunung Nagara yang ternyata merupakan tokoh Penyebar Agama Islam Pertama di Nusantara se jaman denang  Kekhalifahan Sayidina Ali Ra : Lahir 15 Sept 601 M – wafat  29 Jan 661, masa kekhalifahan 632 – 661 M ,  Namun semua ini tentu saja perlu Kajian dan penelitian lebih lanjut dan seksama melalui seminar seminar Ilmiah di  kampus kampus,”jelas jenderal polisi yang sering blusukan ke pesantren pesantren menemui para kyai dan santri santri. (REDI MULYADI)****

 

 

Komentar