oleh

Dilema Guru di Era Society 5.0

Oleh : Asep Firman Nurjaman, S. Pd. (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Leles – Kab.Garut)

SEBAGAIMANA yang diketahui bahwa saat ini dunia masih menempati era Industri 4.0. Industri ini sebelumnya merombak sistem yang berpaku pada mesin dan manufaktur menjadi berporos pada informasi.

Society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Pada era ini, masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Peserta didik diharapkan dapat memiliki kecakapan hidup abad 21 yang dikenal dengan istilah 4C, yakni creativity, critical thinking, communication, dan collaboration.

Oleh karena itu ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0, antara lain: Internet of things pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality dalam dunia pendidikan, dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik. (ditpsd.kemdikbud.go.id)

Konsep ini pertama kali dikemukakan pada sebuah perhelatan Teknologi Informasi terbesar di dunia bertajuk CeBIT (Centrum der Büro- und Informationstechnik) pada tahun 2017. Namun, ini sebenarnya sudah diungkapkan sebagai rencana dasar sains dan teknologi kelima oleh kementerian sains dan teknologi Jepang pada tahun 2016.

Pemikiran terhadap tatanan dunia baru ini lahir karena menyadari adanya batasan terhadap kemampuan manusia dalam mencari hal-hal penting dari derasnya arus informasi. Akibatnya, manusia bisa merasakan kelelahan dalam proses tersebut. Belum lagi keterbatasan jumlah sumber daya akibat umur dan bidang keahlian yang berbeda-beda.

Oleh sebab itu, Masyarakat 5.0 yang akan mengintegrasikan mesin serta kecerdasan buatan diyakini akan membantu manusia dengan lebih maksimal. Jadi, masyarakat bisa fokus menciptakan inovasi dan berkreasi dengan ide-ide baru secara lebih aktif.

Pada proses mengajar tentu guru memiliki permasalahan dan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya penting untuk para pendidik ketahui.

Melalui berbagai tantangan yang ada, guru dituntut untuk dapat mengatasinya sehingga proses pembelajaran akan tetap berjalan efektif. Agar lebih jelas mengenai tantangan dan solusi dalam mengajar, simak ulasan berikut: 

1. Kendala Dalam Mengatasi Perbedaan Karakteristik Siswa

Setiap siswa memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, guru perlu menyesuaikan metode dan gaya mengajar mereka supaya para siswa dapat memahami pelajaran dengan benar dan baik.

Dalam metode ini, guru dapat mencoba menggunakan berbagai metode mengajar, seperti pembelajaran aktif, kolaboratif, dan integratif. Selain itu guru dapat menyediakan bahan pelajaran yang lebih beragam dan mudah dipahami bagi siswa.

Melalui berbagai metode pembelajaran yang berbeda tentu akan menciptakan suasana belajar yang berbeda terhadap siswa. Hal ini juga akan membantu menarik perhatian siswa untuk belajar yang lebih baik dan aktif di dalam kelas.

2. Kurangnya Keterampilan Teknologi

Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya selanjutnya yaitu kurangnya keterampilan teknologi. Terkadang guru masih sulit menguasai teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti penggunaan multimedia dan aplikasi edukasi.

Dalam hal ini, guru dapat mengikuti pelatihan atau workshop mengenai pengembangan keterampilan teknologi yang relevan dalam pembelajaran. Melalui kegiatan tersebut, guru akan dibekali dengan berbagai pengetahuan yang dapat diterapkan dalam mengajar.

3. Persiapan yang Kurang Sempurna

Persiapan yang kurang sempurna dapat menghasilkan pembelajaran yang kurang baik. Dalam persiapan ini guru bisa melakukan persiapan yang matang, contohnya saja membuat rencana pembelajaran yang terstruktur dan memiliki target pencapaian yang jelas.

Perencanaan tersebut dapat dipersiapkan dengan baik pada RPP yang selanjutnya diimplementasikan dalam pembelajaran. Selain itu, guru dapat mempelajari bahan pelajaran dan mempersiapkan materi dan alat bantu mengajar dengan baik.

4. Kurangnya Interaksi dalam Pembelajaran

Selanjutnya, permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya yang akan diulas, yaitu kurangnya interaksi dalam pembelajaran. Tak sedikit guru yang cenderung kaku dan kurang bersahabat dengan siswa. Hal ini dapat membuat siswa menjadi pasif dan tidak aktif dalam pembelajaran.

Solusi yang bisa dilakukan untuk permasalahan ini yaitu, guru perlu untuk bersikap hangat dan memperbanyak interaksi dengan siswa. Perlakukan tersebut akan membantu siswa untuk lebih nyaman dan dekat dengan guru.

Efeknya pada proses pembelajaran, siswa akan lebih aktif dan disiplin. Oleh sebab itu, sangat penting bagi para guru untuk mengetahui karakter tiap siswa agar dapat melakukan pendekatan yang baik dengan siswa.

5. Sulitnya Menjaga Konsentrasi dan Motivasi Siswa

Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya selanjutnya yaitu sulitnya menjaga konsentrasi siswa. Siswa seringkali kesulitan untuk fokus dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Tak jarang siswa mudah terdistraksi lingkungan belajar, misalnya dari teman sekelas maupun hal lainnya.

Oleh karena itu, guru dapat mencoba untuk melakukan berbagai teknik motivasi, seperti memberikan umpan balik dan penguatan positif pada siswa, serta mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Selain itu, guru juga dapat menggunakan berbagai bahan ataupun media pembelajaran yang lebih menarik dan berbeda dari sebelumnya. Pembelajaran yang menarik dapat mendorong keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas.

6. Kurangnya Sumber Daya yang Memadai

Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya yang selanjutnya tak jarang dijumpai karena guru kesulitan dalam memperoleh sumber daya yang cukup untuk melengkapi kebutuhan pembelajaran. Sumber daya tersebut dapat berupa buku maupun alat bantu mengajar lainnya yang sangat terbatas terutama di sekolah-sekolah yang berada di daerah.

Memanfaatkan sumber daya online yang tersedia dapat dijadikan salah satu solusi yang berfungsi mengatasi permasalah mengajar satu ini. Selain itu, guru dapat memanfaatkan bahan pelajaran yang sudah tersedia di media online. Sayangnya sinyal internet tidak selamanya bagus dan terdapat merata di semua daerah terutama di daerah-daerah terpencil, hal ini menyebabkan dilema bagi sekolah dan guru untuk mengembangkan dan memanfaatkanya.

7. Kurang Menjadi Contoh yang Baik Terhadap Siswa

Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya berikutnya adalah Sebagai tenaga pendidik, guru harus dapat menjadi contoh dan orang tua kedua bagi siswa di sekolah. Oleh karena itu, hindari melakukan tindakan yang kurang tepat dan tidak sepantasnya di sekolah.

Misalnya seperti tidak menggunakan bahasa yang kasar/ kotor, tidak berpakaian rapi, sering terlambat masuk kelas dan lain-lain. Oleh karena itu, sebisa mungkin guru dapat menjaga kedisiplinan di sekolah dan menggunakan kata-kata yang baik meskipun dalam keadaan marah.

Demikian ulasan mengenai permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya. Faktor internal maupun eksternal dapat menjadi penyebab permasalahan guru dalam mengajar. Permasalahan tersebut dapat berasal dari siswa, lingkungan sekolah maupun dari guru yang bersangkutan.

  • Perubahan Karakter Antar Generasi

          Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya terakhir adalah Sebagai tenaga pendidik, guru dihadapkan dengan perubahan paradigma orang tua dan peserta didik dalam menyikapi tugas guru sebagai pendidik yang berusaha mendisiplinkan peserta didik dan penegakan tata tertib sekolah akibat imbas dari media masa, pergaulan, social media dan UU Perlindungan anak yang beberapa diantaranya pasal karet yang dapat menjadi boomerang bagi si penegak tersebut.

          Beberapa kasus penegakan disiplin berimbas pada karir, keamanan dan ketidak pastian hukum bagi guru. Terbukti kasus-kasus viral yang menjadi preseden buruk bagi dunia Pendidikan di Indonesia.

          Selain itu jumlah Guru BP/BK yang linier dengan latar belakang pendidikan yang sangat sedikit jumlahnya dan hanya ada di sekolah-sekolah perkotaan favorit saja.

Pemerintah, DPR, Kementrian Pendidikan, Organisasi Profesi Guru, Guru dan perwakilan masyarakat perlu duduk bersama memecahkan masalah ini serta mencari solusi terbaik bagi perkembangan dunia Pendidikan Indonesia kedepannya. Alangkah baiknya pemerintah turun langsung ke lapangan untuk menemukan dan mengumpulkan semua permasalahan sehingga solusi yang didapat dan akan diterapkan tepat sasaran serta menyentuh langsung kebutuhan guru khususnya dan dunia Pendidikan umumnya. .(****

Komentar