oleh

Desa Raharja Wakili Jawa Barat Lomba Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Tingkat Nasional

Banjar, LINTAS PENA

Lingkungan bersih dan sehat adalah upaya untuk menciptakan dan meningkatkan kondisi bersih dan sehat di dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah. Kesehatan lingkungan, hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang baik sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya suatu keadaan yang baik pula.

Dalam rangka menuju Lingkungan Bersih (LBS), Desa Raharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Selasa, 19 Maret 2019 ditinjau oleh tim penilai kesatuan gerak PKK-KKBPK-Kesehatan tingkat nasional dari Dirjenkesmas.

Tampak, didampingi Wakil PKK Provinsi, Hj. Lina Marlina, istri dari Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ullum, serta Wakil Wali Kota Banjar, Nana Suryana, serta yang lainnya.

Dalam kesempatan itu, Hj. Lina Marlina, Wakil PKK Provinsi, istri dari Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ullum mengatakan, bahwa Kota Banjar yang mewakili Kota Sehat Provinsi Jawa Barat ke tingkat nasional. “Dari Jawa Barat ini, Kota Banjar menjuarai tingkat provinsi, maka otomatis, mewakili Jawa Barat ke tingkat lebih tinggi lagi, yaitu Nasional. Saya tentu kesini untuk mendampingi verifikasi dari pusat,” jelasnya.

Para pesaing kota/kabupaten untuk tingkat nasional sendiri, dikatakan Lina ada 4 perwakilan, diantaranya Jambi, Denpasar (Bali), Bukit Tinggi (Sumatera Barat), dan Banjar. “Itu untuk kota, kalau tingkat kabupaten ada 6, saya lupa lagi, namun salah satunya Sumedang, dan ibu Attalia Kamil sedang mendampingi disana,” imbuhnya.

Wakil Walikota Nana Suryana mengatakan bahwa dirinya sangat bangga atas prestasi Kota Banjar mewakili Provinsi Jawa Barat ke tingkat nasional. “Saya berharap tidak hanya disini saja (Desa Raharja), pola hidup sehat dan juga lingkungan bersih diterapkan, namun disemua daerah di Kota Banjar,” katanya.

Ditempat terpisah, perwakilan tim penilai dari Dirjenkesmas, Deky Firandollah, menilai Desa Raharja sendiri terlihat cukup bersih. “Kota yang kita nilai itu sama, cuman yang membedakannya itu adalah inovasi. Kalau saya melihat di instrumen sendiri, mungkin sama dengan kota/kabupaten yang lainnya,” tuturnya.

Ditambahkannya, untuk juara Kota Sehat sebelumnya, dimenangkan oleh Kota Semarang, yang memiliki inovasi yang luar biasa. “Penilaiannya ada input dan output, inputnya mulai dari keterlibatan masyarakat, lintas sektor, lintas program, kemudian ada prosesnya dilapangan seperti apa, outputnya seperti kadarnya berapa besar, misalkan ABG (Angka Bebas Ginting), berapa, pokoknya banyak deh,” pungkasnya.(AJAT SUDRAJAT/ DISKOMINFO)***

Komentar