Oleh: Rin Rin Anjarsari (Guru Bahasa Sunda SMKN 4 Banjar)
UNSUR kebudayaan adalah bagian terpenting dari budaya itu sendiri. Unsur kebudayaan Indonesia tak jauh berbeda dengan unsur kebudayaan secara universal. Hal ini ditegaskan oleh salah seorang antropolog Indonesia, Prof. Dr. Koentjaraningrat yang menjelaskan mengenai unsur kebudayaan Indonesia meliputi bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, ekonomi, religi, serta kesenian. Terkait bahasa kita ketahui pula bahwa, bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara), adapun menulis adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa adalah ucapan dan tulisan merupakan lambang bahasa.
Tulisan manusia atau lebih dikenal dengan istilah aksara dimiliki oleh berbagai suku bangsa, salah satu suku bangsa di Indonesia yang memiliki aksara khas yakni suku Sunda dengan jenis aksaranya aksara Sunda baku yang sudah distandarisasi dan diakui sacara internasional di Unicode pada tahun 2008. Namun, Kehadirannya ternyata tergerus oleh perkembangan zaman yang lebih banyak mengadopsi budaya luar. Kini, aksara Sunda hanya bergantung pada estafet generasi penerus untuk melestarikannya kembali. Pemerintah dalam hal ini tak tinggal diam ikut melestarikan aksara Sunda dengan dimasukkannya pembelajaran aksara Sunda pada kurikulum sekolah baik tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MAK sederajat.
Pada jenjang SMK pembelajaran aksara Sunda ada pada tingkat X semester Ganjil, pembelajaranpun dibuat semenarik mungkin agar bisa meningkatkan minat belajar aksara Sunda. Peserta didik diarahkan untuk tidak hanya belajar membaca dan menulis pada lembaran kertas namun diajak untuk berkontribusi positif terhadap pengembangan sekolah dengan diberikannya izin oleh kepala SMK Negeri 4 Banjar Dr. Oo Kosidin, S.Pd., M.M. untuk berkreasi menggunakan aksara Sunda pada tangga kantin sekolah. Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan minat belajar dan tentunya kreativitas peserta didik dalam pembelajaran aksara Sunda.
Tangga kantin sekolah yang menjadi media utama untuk pengembangan minat belajar dan stimulus kreativitas peserta didik menjadi salah satu solusi yang bisa diterapkan untuk peserta didik tingkat SMK dimana diferensiasi dan student center akan menjadi pertimbangan utama dalam proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.
(22/11) Kepala Polres Kota Banjar AKBP Bayu Catur Prabowo, S.H., S.I.K., M.M. ikut terlibat dengan mengunjungi dan menyaksikan proses kegiatan belajar mengajar aksara Sunda pada salah satu kelas. Terlihat beliau sangat tertarik dan langsung melakukan tanya jawab dengan beberapa peserta didik pada kelas tersebut.(****
Komentar