Oleh : Agam Muhamad Husen (Guru Seni Budaya di SMP Negeri 6 Tasikmalaya)

SENI merupakan hal yang tak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, hal ini berlangsung sebelum manusia mengenal seni itu sendiri, seni sangat identik dengan keindahan baik secara visual, bunyi, gerak ataupun kondisi, hal ini dapat merubahtatanan kehiduan manusimenjadi lebih berkembang baik secara materil ataupun secara non materil, perkembangan ini mengarah pada hal yang baik ataupun kepada arah yang sebaliknya.

Seni dapat menjadi sebuah alat yang sangat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun seni juga dapat menjadi sebuah ancaman yang kehadirannya tidak mampu di rasakan langsung oleh masyarakat saat ini.

Ribuan tahun lebih manusia selalu menciptakan inovasi inovasi baru yang dapat mengurangi atau meringankan pekerjaan manusia, hal ini sangat berdampak pada kualitas diri manusia dari waktu ke waktu, manusia yang awalnya memanfaatkan seni, sekarang mengalami pergeseran yang menjadikan manusia sebagai alat bagi seni untuk terus berkembang, segala hal telah menjadi instan, manusia sekarang sangat ketergantungan dengan seni, dalam hal ini seni yang di maksud adalah konsumsi konsumsi seni yang dapat membuat manusia terhibur, hal yang menyenangkan, membahagiakan namun dapat merubah mental dan diri manusia ke arah penurunan.

Dulu manusia mayoritas hidup sebagai petani yang hari demi hari waktu ke waktu tubuhnya terkoneksi dengan alam unuk berjalan, mencangkul, menanam padi, memupuk dan memanen hasilnya dengan tangan mereka, lamanya waktu keringat yang di keluarkan bukanlah hal yang di sesali namun mereka justru bersyukur, bahwa dengan banyaknya gerak yang di lakukan, sentuhan dengan alam menjadikan hidup mereka sehat, kuat dan cerdas untuk membaca alam. Namun banyak hal yang mempergunakan seni sebagai ladang dalam mencari penghasilan, banyak inovasi dan keilmuan keilmuan baru yang mampu menggantikan pekerjaan baik tergantikan dengan karya teknologi, sentuhan demi sentuhan tangan kaki dan tubuh telah terasingkan, bahkan periklanan produk menyatakan bahwa alat mereka sangat canggih dan membantu para petani untuk hidup, pada kenyataannya banyak hal baik hilang secara masif, dan banyak dari keyakinan petani untuk berpindah ke profesi lain yang lebih menguntungkan yaitu mencari pekerjaan ke kota. Membiarkan mesin mesin besar menguasai ladang, yang awalnya terlihat indah sekarang hal baru itu sedikit demi sedikit mengubah segalanya, banyak dampak yang tidak mampu di rasakan, manusia cenderung melihat keindahan sebagai hal baru yang membantu, pada kenyataannya seni yang mereka lihat itu fana.

Ini hanya satu perumpamaan dari kurangnya kesadaran dan ketahanan pada diri manusia, membuat keindahan menjadi suatu yang perlu di raih dan harus dimiliki, bukan menciptakan menjalankan keindahan yang sebelumnya di lakukan, perkembangan bukan hal yang di larang, namun perubahan haruslah dari segala aspek, karena ketika seni dan teknologi telah berkembang pesat sedangkan mental manusia belum mencukupi, maka manusia akan mudah menjadi alat bagi seni untuk terus berkembang mengikis sikap alami manusia dari kemanusiaanya.

Seni yang pelajari di sekolah terbatas pada pengembangan kemampuan anak dalam mengenal media dan teknik, hal hal yang berhubungan dengan spiritual dalam seni pemaknaan dalam simbol seni, filsafat dan kritik seni hanya di pelajari oleh orang orang tertentu, sedangkan setiap manusia sangat memerlukan ini untuk hidup berdampingan dengan seni.

Bahkan seniman saat ini lebih condong berpameran menjual karya mereka pada seorang kolektor, dan tersimpan rapi di sebuah gallery yang tak dapat tersentuh pemaknaannya oleh masyarakat kecil, padahal yang di inginkan seniman adalah terkabulnya do’a yang di panjatkan melalui sebuah lukisan, tentang hak hidup orang banyak, tapi pada kenyataannya terhenti pada terjualnya karya dan mendapatkan penghasilan dari itu. Lalu apa bedanya dengan pedagang, seniman yang dulu memiliki harapan banyak orang sekarang telah terpuaskan dengan hasil karya karyanya yang terkoleksi dalam sebuah gallery. Bukan sebagai petunjuk bagi banyak orang, bukan sebagai energi yang mampu membangkitkan kebenaran demi kebenaran yang tertanam pada hati kecil setiap manusia.

Agama penuh dengan keindahan yang menjadi sebuah petunjuk bagi manusia untuk selalu berada di jalan yang benar, banyak hal yang indah namun berdampak sebaliknya, banyak pula hal yang membosankan namun justru sangat berdampak baik bagi kehidupan manusia, begitupun seni yang kita kenal, banyak dari diri manusia yang hanya menilai keindahan seni dari segi terluar (kulit), dan tak mampu menyelami lautan makna di dalamnya. Menggenggam bara api bagaikan menggenggam air yang menyejukan, sedangkan membasuh diri dengan air surga bagai terbakar di sekujur tubuh.(***

Komentar