Maumere,LINTAS PENA
Sejak tahun 2017 Sekolah Dasar Inpres (SDI) Kolisia di Nawuteu Desa Kolisia B, Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka Flores Nusa Tenggara Timur 21 kilometer arah utara Maumere telah menerapkan kurikulum 2013 di sekolahnya.
“Penerapan kurikulum 2013 menuntut guru untuk lebih banyak mencari referensi dan banyak membaca. Selain itu guru harus kreatif dan inovatif. Sehingga mampu menjawab visi “Terwujudnya Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Inpres Kolisia yang mandiri, cerdas, trampil, beriman dan berbudi pekerti luhur ,” ujar Kepala SDI Kolisia Konradus Bala, S.Pd kepada LINTAS PENA di Ruang Kepala Sekolah SDI Kolisia Sabtu 6 April 2019.
Putra kelahiran Kecamatan Atadei kabupaten Lembata yang sudah 35 tahun mengabdi di Kabupaten Sikka tidak menutup mata akan kekurangan yang dialami berupa buku sumber bagi peserta didik dan guru belum memadai. Pengadaan buku lanjut Konradus dari dana Bos dengan ratio 5:1 rata-rata lima anak menggunakan 1 buku.
Mantan Kepala SDI Duli Magepanda ini menjelaskan sekolah yang didirikan tahun 1983 dan berkapasitas 6 rombongan belajar dengan jumlah murid 164 orang dan guru 10 orang dimana 8 orang ASN dan 2 guru honor. Pengamatan LINTAS PENA dan diakui Kepsek Konradus tujuh ruangan kelas lantai semennya sudah rusak.
“Lewat dana Bos setiap tahun satu ruangan kelas di pasang keramik. Dan jika dana Bos tidak mencukupi maka kami minta kontribusi dari orang tua yang anaknya sambut baru lewat pertemuan dengan orang tua mereka. Sehingga ruang kelas 4,5,6 sudah terpasang keramik,”kata suami dari Yolenta Bupu ini.
Konradus mengakui sejak tahun 2016 dia selalu menyuarakan lewat Musrenbang untuk rehabilitasi gedung SDI Kolisia dan pengadaan kursi karena banyak yang sudah rusak tetapi belum ada tanggapan. “Saya akan tetap menyuarakan terus lewat Musrenbang untuk rehabilitasi gedung dan pengadaan kursi. Sebagai sarana penunjang untuk mencerdaskan anak bangsa kaki bukit Podo Ria,”tandas Konradus yang juga Kepala SMPN Satap Kolisia ini. *** ( Lintas Pena Maumere/Yuven Fernandez)
Komentar