Oleh: Ustadz Ade bachtiar Alief
FASTABIQUL KHAIRAT itu sendiri merupakan potongan ayat dalam Kitab Suci Al-Qurian Surat Al-Baqarah ayat 148. Artinya berlomba-lomba dalam kebaikan.
Lebih jauh dalam satu tafsir dijelaskan bahwa maksud ayat di atas, bahwa masing-masing ummat mempunyai arah shalat (kiblat) sendiri-sendiri yang berbeda arahnya walaupun sama-sama menuju kea rah Kabah. Wilayah Negara yang berada di Timur Mekah kiblatnya ke arah Barat, sebaliknya yang berada di Barat Makah kiblatnya ke arah Timur. Begitu seterusnya. Hal itu tidak jadi masalah.
Yang penting masing orang, ummat Islam hendaknya berusaha melakukan aksi kebaikan atau amal shaleh dengan berlomba-lomba, kompetisi, race ( balapan ), bertanding, berupaya terdepan, terbaik kwalitasnya, terbaik segala-galanya. Ini penting karena kebaikan itu hal yang akan menyelamatkan manusia kelak ketikan bangkit dari kubur dikumpulkan oleh Allah Swt Tuhan Yang Maha Kuasa arena manusia dimintai pertanggung-jawabkan atas segala perbuatannya ketika hidup didunia dahulu.
Spesial kompetisi Pilkada serentak Mojokerto 2024, juga demikian adanya seharusnya dilakukan dengan fastabiqul khairat. Kandidat yang mengaku seorang muslim atau muslimah harus memegang konsep atau rumusan Al-Qur’an tersebut diatas. Harus berlomba-lomba dalam kebaikan dalam upaya menjadi pemenang, Harus yang baik, yang terdepan, yang unggul, yang terbaik kwalitasnya dalam kebaikan.
Tidak menghalalkan segala cara untuk menang. Tapi menang dalam bingkai fastabiqul khairat. Tarung dalam bingkai kompetisi sehat, kompetisi jantan, kompetisi yang baik tidak semata-mata kompetisi dalam bentuk rivalitas belaka. Karena sesungguhnya kita adalah saudara.
Berikut dalil-dalilnya :
Surat Al-Baqarah Ayat 148
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Wa likulliw wij-hatun huwa muwallīhā fastabiqul-khairāt, aina mā takụnụ ya`ti bikumullāhu jamī’ā, innallāha ‘alā kulli syai`ing qadīr
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Hadits Abu Hurairah, ra.
صحيح مسلم ٤٠٢٣: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Shahih Muslim 4023: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah serta Ibnu Hujr mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Isma’il yaitu Ibnu Ja’far dari Al ‘Alla dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara.” Lalu beliau ditanya: “Apa yang enam perkara itu, wahai Rasulullah?” Jawab beliau: “(1) Bila engkau bertemu dengannya, ucapkankanlah salam kepadanya. (2) Bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya. (3) Bila dia minta nasihat, berilah dia nasihat. (4) Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid, doakanlah semoga dia beroleh rahmat. (5) Bila dia sakit, kunjungilah dia. (6) Dan bila dia meninggal dunia, ikutlah mengantar jenazahnya ke kubur.” ( HSR. Muslim dan Ahmad ).
Semoga bermanfaat
Wal afwu minkum
Wassalam
Komentar