DI SEBUAH desa yang sunyi, hidup seorang pemuda bernama Danang. Ia selalu merasa kesepian meskipun dikelilingi orang-orang. Kesendirian itu membuatnya sering merasa tidak berarti, dan ia sering membandingkan dirinya dengan orang lain yang tampak lebih sukses dan bahagia. Setiap hari, Danang mencari kebahagiaan di luar dirinya, namun tidak pernah menemukannya.
Suatu sore, saat berjalan sendirian di hutan, Danang mendengar suara burung perkutut yang merdu. Suara itu terdengar berbeda, seperti ada pesan yang ingin disampaikan. Tertarik, Danang mengikuti suara itu hingga tiba di sebuah pohon besar di tengah hutan, di mana burung perkutut itu hinggap.
Burung perkutut itu berkata, “Danang, kesendirian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Dalam kesendirian, kau akan menemukan kekuatan yang sejati. Hanya dengan menyendiri, kau bisa menemukan dirimu yang sejati.”
Danang terkejut mendengar kata-kata burung itu. Ia merasa bingung, karena selama ini ia selalu mencari kebahagiaan di luar dirinya, melalui teman-teman atau pencapaian-pencapaian. Namun, pesan burung perkutut itu membuatnya berpikir.
Ia mulai meluangkan lebih banyak waktu untuk diri sendiri, merenung, dan mendalami apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidup. Tanpa terasa, ia menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam aktivitas sederhana, seperti berjalan di hutan, mendengarkan alam, atau membaca buku. Dalam kesendirian itu, ia merasa lebih utuh dan lebih mengenal dirinya.
Burung perkutut itu kembali terbang, meninggalkan Danang dengan pesan terakhir: “Kekuatan sejati datang bukan dari keramaian, tetapi dari ketenangan yang kau temukan dalam diri sendiri.”
Sejak saat itu, Danang tidak lagi merasa kesepian, karena ia belajar bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam dirinya, bukan dari luar. Burung perkutut itu menjadi simbol kebijaksanaan yang mengajarkan bahwa kesendirian bisa menjadi sumber kekuatan.
#Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata
Komentar