oleh

 Stunting dan KKN Unpad Bermartabat

Penulis: Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, M.S. (Dosen Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)

Bandung,LINTAS PENA-–Pada hari Jum’at, 10 Januari 2025, bertempat di Lapangan GOR Jati Unpad Jatinangor, Rektor Universitas Padjadjaran didampingi PJ Gubernur Jawa Barat, melepas 3.825 orang mahasiswa, yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester Ganjil Januari – Februari 2025 Unpad Bermartabat. Periode KKN kali  ini  disebar ke 209 desa/kelurahan di 11 kota/kabupaten di Jawa Barat.

Suasana pelepasan Kuliah Kerja Nyata Unpad periode ini agak sedikit berbeda dari biasanya. Mengapa berbeda? Sebagai Dosen Unpad yang hampir setiap tahun menjadi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kuliah Kerja Nyata Universitas Padjadjaran, merasa bangga, menyaksikan mahasiswa Unpad menjawab dengan lantang setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh PJ Gubernur Jabar. Pada pelepasan KKN kali ini pun, mahasiswa dari Sastra Sunda FIB Unpad ikut serta menampilkan lantunan Rajah dan kecapi suling  mengiringi upacara pelepasan dimaksud. Walaupun hanya sekejap, namun nuansa ‘kesundaan’  tampak hadir mewarnai upacara pelepasan KKN periode dimaksud.         

Didampingi Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. dr. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, Sp.M(K)., M.Kes, Ph.D., dan para pejabat Unpad, PJ Gubernur Jabar berkenan berkeliling menyapa serta berdialog dengan mahasiswa yang berada di bagian depan barisan. Seakan tidak terganggu oleh cuaca di sekitar GOR Jati Unpad yang terasa  panas, para wakil mahasiswa KKN Unpad yang diajak berbincang dan ditanyai, sangat antusias menjawab setiap pertanyaan dari beliau. Mahasiswa pun bersukaria, karena dihadiahi bingkisan langsung dari PJ Gubernur.

            Tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Padjadjaran semester ganjil periode  Januari-Februari 2025,  adalah “Unpad Bermanfaat: Stunting, Ketahanan Pangan, Perubahan Iklim, Perubahan Sosial Budaya, dan Ekonomi Kreatif”. Tema-tema tersebut, disesuaikan dengan tema Pengabdian PPM Dosen Unpad. Salah satunya tema KKN dan PPM yang dilaksanakan oleh Tim PPM Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, yang mengadakan PPM  di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, sebanyak lima kelompok KKN, yang untuk ketiga kalinya mengusung tema yang dikaitkan dengan eksistensi Sakola Budaya, yang judulnya terkait dengan pengayaan dan pengembangan materi sekolah budaya.

Tim PPM FIB Unpad yang membimbing KKN di Desa Citengah, sebanyak 96 orang mahasiswa, diarahkan kepada Perubahan Sosial Budaya melalui Desa Literasi Budaya untuk Pengembangan Sekolah Budaya. Pengembangan Budaya Literasi Sebagai Upaya Pembentukan Karakter, dan Pengembangan Desa Ramah Anak Berbasis Litrasi Digital. Tema Ketahanan Pangan, diwakili oleh kelompok Edukasi Perilaku Hidup Sehat melalui Konsumsi Pangan Lokal, serta kelompok dengan  Pengayaan Materi Sekolah Budaya melalui Manuskrip sabagai Dokumen Budaya dan Referensi  Literasi, yang di dalamnya termasuk potensi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dalam upaya penuntasan stunting berbasis Manuskrip Sunda, yang ada di Desa Citengah,  dalam upaya menunjang program Teras Hejo dan Zero Stunting di Sumedang.       

            Kelima tema yang diusung oleh kelompok KKN Unpad Bermartabat di Desa Citengah, saling berhubungan satu sama lainnya.  Potensi TOGA yang dimiliki oleh masyarakat Desa Citengah, apabila masyarakatnya sudah memiliki kesadaran bahwa memelihara, melestarikan, dan membudidayakan  TOGA  itu penting, maka akan menunjang terhadap kesehatan masyarakat, dengan cara memanfaatkan TOGA yang ada di sekitar halaman rumah mereka atau sekadar ditanam dalam pot. Hal ini akan berakibat terhadap  kesehatan masyarakat, yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan  ketahanan pangannya. Di samping itu, masyarakat sudah menyukseskan program Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang melalui Teras Hejo, yang tentu saja kalau kesehatan masyarakat dan ketahanan pangannya sudah terpenuhi, maka program zero stunting pun akan tercapai. Selain itu,  dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dalam bidang ekonomi. Kegiatan  

Salah satu manuskrip Sunda yang ada kaitannya dengan stunting, di antaranya Sanghyang Titisjati Pralina, mengungkapkan tentang cara perawatan, pemeliharaan, dan penanggulangan anak sejak dalam kandungan hingga remaja. Salah satunya agar kondisi di mana tinggi badan seorang ‘anak’ tidak pendek dibanding tinggi badan orang lain seusianya, dan agar anak tidak gagal tumbuh kembang. Hal ini pun diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan serta pemanfaatan TOGA di masyarakat. Kurangnya asupan gizi yang diterima oleh janin/bayi dalam kandungan, hingga masa awal anak lahir,  dalam beberapa manuskrip Sunda dijelaskan melalui tahapan-tahapan bulan kandungan disertai dengan adat dan tradisi yang mengiringinya. Pemijatan ibu dan bayi sejak dilahirkan, pemanfaatan TOGA ketika bayi sakit, setidaknya mampu meredam fenomena stunting. Di samping  agar janin yang dikandung, dan kondisi ibu hamil sehat dan kuat, tidak kekurangan suatu apapun selama kehamilan dan saat melahirkan yang terkuak dalam Manuskrip Mantra Pengobatan, Manuskrip Mantra Tatamba, dan Manuskrip Mujarobat, bisa meredam meluasnya stunting.

            Adanya keterkaitan antara penyakit yang diderita dengan TOGA, antara teks yang dibacakan dengan jenis  tanaman, fungsi, dosis, cara pengolahan,  dan tindak pengobatan ibu dan bayi, yang dilakukan baik oleh paraji ‘dukun beranak’ maupun dukun ‘orang pintar’ (masih berlaku di Baduy). Pengetahuan  cara merawat, memelihara, dan menanggulangi anak sejak dalam kandungan hingga remaja, yang terungkap dalam manuskrip Sunda, diharapkan agar bayi sejak dalam kandungan, dilahirkan, hingga balita selamat dan sehat, terhindar dari stunting. Setidaknya tulisan inidapat menjadi  referensi literasi, minimal bagi  Generasi Z. Ibu sebagai  garda terdepan dalam pendidikan informal, harus memiliki kemampuan dalam upaya mengurus, membimbing, mendidik, dan mengasuh anak, agar  sehat dan kuat, terhindar stunting.

Semoga mahasiswa KKN Unpad di manapun ditempatkan, mampu memberikan sumbangan berharga bagi daerah yang ditempatinya. (***

Komentar