Oleh ; Drs. Aman Rochman
ADA guru karena ada kegiatan belajar mengajar ( KBM ). Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan pedagogi ( pendidikan ). Istilah itu berasal dari kata paedagogiek ( bahasa Yunani ), yang artinya “ pergaulan dengan anak-anak “. Dan dari turunan kata itu dikenal sebutan pedagog ( guru ), yang berarti ahli didik atau pendidik.
Hakikatnya kegiatan seorang guru tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik dan melatih anak, siswa, atau peserta didik. Mendidik adalah mengembangkan aspek moral, agama dan segi kepribadian ( efektif ) . Mengajar memiliki arti pengisisan ilmu pengetahuan ( kognetif ) serta peningkatan kecerdasan para peserta didik. Adapun melatih adalah mengembangkan keterampilan ( psikomotorik ) anak atau peserta didik dalam rangka mempraktekkan atau mengimplementasikan hasil pendidikan dan pengajaran yang diterima.
Eksistensi tentang guru adalah jelas bahwa itu sebagai profesi dalam praktisi pendidikan. Guru mengajarkan ilmu pengetahuan dan mendidik anak atau siswa agar memiliki watak dan kepribadian yang baik dan utuh ( insan kamil ). Dalam menekuni profesinya dia harus bersikap halus, lembut dan wibawa. Dari pribadinya harus lahir teladan yang baik ( akhlakul karimah ) dan dorongan pengabdian ( ikhlas ).
Rasululloh, Nabi Muhammad saw adalah seorang guru. Beliau menyatakan ;” innama buitstu liutammima makaromil akhlaq.” Artinya, Aku diutus oleh Alloh ke bumi untuk menyempurnakan akhlak ( mendidik ) manusia. Tugas ini dikonfirmasi oleh Alloh dalam Al Qur’an dengan firmanNya ;” Dialah yang mengutus seorang rosul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan ( mengajarkan ) kepada mereka ayat-ayatNya mensucikan jiwa ( mendidik ) mereka dan mengajarkan kitab dan hikmah. Meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam suatu kesesatan yang nyata.” ( QS. 62 ;2 ) Ini jelas bahwa Rosululloh melaksanakan tugas sebagaimana apa yang ada pada aspek kegiatan pendidikan, yaitu mendidik, mengajar dan melatih . Meski Rasululloh serang buta huruf, tapi dia cerdas ( fathonah ).
Dalam surat kabar Kompas, 3 Oktober 2001 pakar pendidikan Alumnus Pasantren An Nur Rembang, Jateng, Nur Mursidi menyatakan bahwa kegiatan pendidikan adalah memanusiakan manusia ( making human to be human being ). Diatas disebutkan bahwa Rasululloh adalah manusia pilihan Alloh yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dan Alloh memberitahukan hal itu dalam Al Qur’an bahwa Nabi Muhammad memiliki akhlak yang luar biasa ( QS. Al Qalam ; 4 ). Akhlak adalah karakter luar biasa yang dimiliki Rasululloh . Dan Itu berbeda dengan moral atau etika. Akhlak adalah prilaku yang mangatur hubungan manusia dengan Alloh, alam sekitar dan dengan dirinya sendiri. Akhlak Rasululloh diantaranya ; Shidik ( benar, jujur ), Amanah ( Dapat dipercaya, Bertanggung jawab ). Fathonah ( Cerdas, Pintar ) dan Tabligh ( Menyampaikan, Terbuka ).
Dalam pendidikan ( kegiatan belajar mengajar ) terdapat metoda dan strategi. Pertama kali Rasululloh menyampaikan ajaran Islam kepada kelompok yang pertama belajar Islam ( sabiqunal awwalun ) menggunakan metoda sembunyi-sembunyi. Dan beliau mengajarkan ajaran itu dengan menggunakan strategi pendekatan pada keluarga dan kerabatnya dengan menggunakan pendekatan lemah lembut serta bijak. Beliau memandang orang yang belajar atau yang berada dihadapannya bukan melihat dia what the person is ( apa jabatannya ), tapi who the person is. Artinya,Rosululloh slalu menghargai seseorang sebagai manusia. Oleh karena itulah ajaran islam bisa diterima oleh mereka dengan cepat.
Sejak usia belasan tahun Rasululloh sudah mengikuti berdagang dengan pamannya sehingga dia memiliki skill atau kompetensi dibidang perdagangan. Sehingga dia menjadi ahli ekonomi niaga ( trader ). Dia bisa mengajarkan kepada para sahabatnya bagaimana bisnis atau berdagang yang berkah, yaitu memuaskan pelanggan ( to satisfy a cutomer ), melayani yang baik ( to service excellently ), dan berbuat jujur ( to do transparancy ). Meski beliau buta huruf cara pencatatan transaksi perdagangan atau saat ini kita kenal tata buku atau akutansi sudah dilakukan pada waktu itu, dengan dibantu para sohabatnya. Ajaran ini sebagaimana tersirat dalam al Quran surat 2 ayat 282. Kompetensi Rasululloh tidak hanya sebatas yang tersebut diatas. Beliau juga mampu melalukan kegiatan dan memimpin di masyarakat, bahkan sampai memimipin perang besar.
Dalam dunia pendidikan nasional kita, berdasarkan UU no. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa guru itu baru dinyatakan memiliki profesinalisme yang sempurna manakala dia punya empat kompetensi, yaitu kompetensi profesional ( akademis ), kompetensi pedagogis, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. 1. Kompetensi profesional , yaitu seorang guru harus memiliki kualifikasi akademis bidang khusus, yaitu bidang study yang diajarkan minimum sarjana ( S1 ). 2. Kompetensi pedagogik adalah keahlian seorang guru menguasai pengetahuan dan ketrampilan kependidikan, seperti kemampuan untuk memahami anak didiknya secara tepat dan mengelola kegiatan belajar mengajar dengan efektif dan efesien. 3. Guru harus memiliki komptensi sosial artinya, guru telibat positif dalam kepengurusan organisasi dibidang kependidikan dan sosial. 4. Kompetensi kepribadian, yaitu guru memiliki kemampuan mendidik siswanya menjadi orang yang beriman, bermoral dan berbudi luhur. Dan semua kinerja itu ( ( the teacher performance ) harus ditunjang pula dengan penunjang kompetensinya, seperti mengikuti
banyak pendidikan latihan, membuat beberapa karya ilmiah atau menciptakan karya bersifat inovatif yang berkaitan dengan bidang akademisnya. Dengan kinerja tersebut itu menunjukkan bahwa guru nasional kita sudah bagus dan berkualitas. Namun, apabila kita membandingkannya dengan kinerja Rasullouh saw sebagai guru, beliau masih lebih berkualitas dan tidak tertandingi.
Rasululloh mendapat tugas dari Alloh untuk mengajar, sebagaiman firmanNya ; “ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik…” ( QS An Nahl ; 125 ). Pada saat Rasululloh menyampaikan ajaran dari Alloh swt, beliau banyak tekanan dan ancaman dari masyarakatnya. Beliau mendidik manusia tidak terbatas waktu dan tempat , bahkan beresiko korban jiwa dan raga. Atas ketakwaan kepada Alloh dia mimiliki kekuatan dan strategi cerdas, yaitu berhijrah ke Madinah, meski harus berajalan kaki sejauh lebih kurang dari 450 kilometer. Dan pada akhirnya Rasululloh berhasil memanusiakan manusia. Beliau adalah seorang guru yang luar biasa dan menakjubkan ( the graet amazing educator ), yang harus ditauladani hingga akhir hayat. Somoga.
Penulis adalah Praktisi Pendidikan
di SMK MJPS 1 Tasikmalaya
Komentar