USTADZ H.Hary Petir tampak bersemangat nge-bolang bambu unik nan antik untuk menambah koleksi Museum Bambu “BUMI AWI MAHARANI” milik mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr.H. Anton Charliyan,MPKN yang berada di Taman Wisata Batu Mahpar Galunggung Desa Sukabumi Kec.Sariwangi Kab. Tasikmalaya.
“Saya nge-bolang bambu unik hanya sekedar hobi sama seperti orang lain hobi mincing. Saya hobi ngoleksi bambu unik dan antik, sama seperti orang lain yang hobi mengoleksi prangko, uang kuno, guci Tiongkok dan lainnya. Kalau orang lain, dengan hobi itu bisa mengeluarkan uang, saya justru sebaliknya mendatangkan uang. Sebab, banyak penggemar atau kolektor bambu unik yang minat pada bambu unik hasil nge-bolang saya dan tim,”ungkap Ustadz H.Hary Petir disela sela kesibukannya memberi tausyiah kepada Jemaah majelis taklim.
Dia mengaku, banyak penggemar bambu unik atau kolektor yang menghubungi, menanyakan hasil nge-bolang dirinya bersama tim yang menjadi koleksi Paguyuban Bambu Petuk Hari Petir maupun koleksi Museum Bambu “BUMI AWI MAHARANI” milik Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan.
Walaupun banyak ragam dan jenisnya, Ustadz H.Hary Petir biasanya nge-bolang bambu unik, antik, langka dan banyak dicari penggemar/kolektor. Bambu dimaksud adalah Bambu Pethuk yang punya nilai jual tinggi, “Sebenarnya, banyak pejabat maupun selebritis dalam dan luar negeri yang hobi mengeleksi bambu unik. Alhamdulillah, banyak Bambu Pethuk hasil nge-bolang kami dipesan para pejabat atau selebritis sebagai pajangan (hiasan) di rumah maupun di kantor mereka,”
KOLEKTOR LUAR NEGERI
Dengan hobi nge-bolang bambu unik tersebut, Ustadz H.Hary Petir selain sering diundang kolektor (pejabat dan selebriti) Indonesia, juga koleksi dari mancanagara terutama dari Brunai Darusslam, Singapura, Malaysia, China hingga Jepang.
“Saya sempat kaget, karena kolektor bambu unik itu justru banyak dari luar negeri, misalnya Brunai dan Malaysia, yang umumnya mereka itu pejabat. Mereka sangat tertarik keunikan bambu dan unsur seni alam yang ada pada bambu. Juga banyak yang tahu betul soal Bambu Pethuk.Bahkan di antara mereka banyak yang belajar soal bambu ke saya terutama kaitannya dengan filosofi pada bambu tersebut.”ujarnya.
Karena itu tak mengherankan, bila Ustadz H Hary Petir sering dimintai bantuan kolektor luar negeri yang hendak membeli bambu unik terutama jenis Bambu Pethuk, karena banyak yang beredar justru Bambu Pethuk palsu. “Saya sering ke Malaysia atau Brunai hanya dimintai pendapatnya soal Bambu Pethuk yang menjual ke kolektor tersebut. Ya, kebanyakan yang tidak asli setelah saya teliti secara detail, sehingga harga tidak sesuai dengan keasliannya. Kalau sudah melihat Bambu Pethuk koleksi saya, penjual itu justru mundur….!”ceritanya.
PEMENGKANG JAGAT DAN RAGA SUKMA
Bambu unik lain yang langka dan banyak diburu adalah Bambu Pemengkang Jagat dan Bambu Pethuk Pegat Jalu. Kebetulan Ustads H.Hary Petir salah seorang pemiliknya menjadi koleksi koleksi Paguyuban Bambu Petuk Hari Petir . Sedangkan yang menjadi koleksi Museum Bambu “BUMI AWI MAHARANI” adalah Bambu Pethuk Raga Sukma dan sangat istimewa, karena ditemukan oleh Anton Charliyan sendiri di Kawasan Taman Wisata Batu Mahpar Galunggung.
“Bambu Pemengkang Jagat adalah Bambu Pethuk yang sejajar yang langka dan susah dicari dan merupakan salah satu bambu dua menjadi satu yang artinya bambu petuk yang sangat dicari oleh kolektor, pejabat, pemimpin. Khusus di koleksi Museum Bambu “BUMI AWI MAHARANI” milik Abah Anton, masih banyak Bambu Pethuk yang belum dikeluarkan, tidak semua Bambu Pethuk yang langka dikeluarkan, tapi baru sebagian saja”jelasnya.
Kini banyak kolektor dari dalam dan luar negeri ingin melihat Bambu Pethuk yang langka dan banyak dicari ke Museum Bambu “BUMI AWI MAHARANI” , “Namun kami tidak keluarkan bambu bambu unik ini. Saat ini di museum sendiri total memiliki 3000 jenis Bambu Pethuk. Tidak ditampilkan semua, hanya 200-an saja yang saat ini ditampilkan, demi menjaga keamanan Bambu Pethuk itu sendiri dan kami mengikuti instruksi dari Abah Anton,”kilahnya.
Selain itu, ada juga Bambu Pethuk Raga Sukma merupakan bambu dengan ciri-ciri terdapat lubang dan dari lubang tersebut terdapat petuk, petuk tersebut merajut ke dalam lubang bambu tersebut dan terjadi selama bertahun tahun sehingga membentuk raga sukma, seperti pertapa yang meraga sukma. Dan Bambu Petuk Raga Sukma ini menunjukan bagaimana pertapa meraga sukma.
Bambu raga sukma ini terjadi secara alami dan tidak ada rekayasa tangan manusia. Selain dari kolektor lokal, Bambu Raga Sukma ini juga dicari oleh kolektor dari Malaysia dan Jerman. Bahkan Syekh Ibrahim Bin Muhammad dari Malaysia sangat tertarik dan kini memiliki Bambu Pethuk Senopati.
“Sosok Abah Anton sangat luarbiasa baik, sangat bijaksana, sangat mengagumi dan menghargai seni, sehingga mendirikan Museum Bambu “BUMI AWI MAHARANI” agar para penggemar/kolektor bambu unik untuk berkumpul. Kami sangat menghormati Abah Anton Charliyan yang peduli terhadap seni budaya, terutama seni Sunda yang adiluhung,”pungkasnya. (REDI MULYADI/ LUKMAN NUGRAHA,SP)***
Komentar