oleh

KELAS MUSIBAH

DISUSUN OLEH : DENY KURNIAWAN

(Penulis adalah Guru di SD Negeri Leuwikidang Kecamatan Bungursari

Kota Tasikmalaya)

INDONESIA BERDUKA keadaan ini sesuai dengan meningkatnya catatan bencana alam di awal tahun 2021 ini. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukan bahwa telah terjadi 429 bencana yang terdata sampai tanggal 14 Februari pukul 15.00 WIB. Berdasarkan informasi dari dari Twiter @BNPB_Indonesia bencana banjir mendominasi bencana alam dengan jumlah 245 kejadian, kemudian bencana puitn beliung sebanyak 81 kejadian, bencana tanah longsor sebanyak 77 kejadian, bencana gelombang pasang & abrasi sebanyak 8 kejadian, bencana gempa bumi sebanyak 10 kejadian, dan sisanya terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan sebanyak 4 kejadian. Dengan dampak kerusakan bencana alam tahun 2021 yaitu rumah rusak 49.733, Fasilitas rusak 1.275, dan Kantor & Jembatan rusak 277. Sedangkan dampak bencana alam periode 1 januari – 10 Februari 2021 yaitu 223 korban meninggal dunia, 8 korban hilang, 12.063 korban luka-luka, dan 2.683.241 korban mengungsi.

Berdasarkan upadate siaran pers Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaui https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=potensi-multi-bencana-hidrometeorologis-dan-aktivitas-kegempaan-meningkat-masyarakat-diminta-tidak-panik-tapi-tingkatkan-kewaspadaan&tag=press-release&lang=ID “Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode Puncak Musim Hujan ini,” yang disampaikan  kepala BMKG BMKG Dwikora Karnawati secara daring sabtu, 23 Januari 2021. Berdasarkan perkiraan BMKG puncak musim hujan yang terjadi pada bulan januari dan februari 2021. Curah hujan kategori lebat dan sangat lebat disertai cuaca ekstrem menambah tinggi debit air di sungai, bendungan, dan waduk.

Selain itu juga dengan berkurangnya lahan hijau karena beralih fungsi menjadi perumahan dan pusat perindustrian ikut berperan memperburuk keadaan lingkungan. Akibatnya daya tampung atau daya serap air ke dalam tanah semakin berat atau berkurang dari waktu ke waktu. Musibah adalah kejadian yang tidak diinginkan oleh siapapun. Begitupun dengan adanya Corona Virus Disease (Covid-19) yang bukan hanya sedang melanda negara kita, bahkan bencana ini sudah menjadi bencana pandemi yang melanda hampir seluruh bagian dunia. Walaupun bentuknya tidak dapat kita lihat secara langsung, namun dampaknya bisa kita rasakan secara masiv. Bencana Covid-19 ini menimbulkan kerugian di seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak luput dalam dunia Pendidikan yang sangat terpengaruh proses kegiatan pembelajarannya akibat adanya bencana ini.

Walaupun kehadirannya tidak diinginkan, ada hikmah dari setiap musibah yang datang yang bisa kita jadikan pembelajaran khususnya bagi guru se-Indonesia Raya. Alam merupakan sumber belajar yang tidak akan ada habisnya untuk dieksplorasi dari segi pengetahuan baik itu unsur biotik maupun unsur abiotiknya. Dengan dibatasinya semua aktivitas yang biasa kita lakukan sehari-hari karena terjadinya penyebaran Corona Virus Disease. Maka pembelajaran tatap muka pun harus dilakukan secara daring maupun luring.

Pembelajaran tidak hanya dibatasi oleh dinding di dalam ruangan. Setiap terjadinya proses interaksi antara siswa dengan guru / orang tua dan terdapat sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Masa penyebaran Corona Virus Disease membuat orang tua harus mampu menggantikan peran guru untuk membimbing siswa belajar di rumah. Tidak sedikit keluhan dari orang tua yang kesulitan dalam membimbing anak belajar di rumah. Karena anak akan lebih manja jika belajar bersama dengan orang tuanya.

Agar pembelajaran tidak menjadi permasalahan baru bagi siswa dan orang tua, maka guru harus mampu menerapkan pembelajaran yang berkaitan dengan keadaan nyata siswa. Sebagaimana saat ini negara kita sedang ditimpa musibah, alangkah idealnya pembelajaran dikaitkan dengan kejadian tersebut. Apalagi dengan data-data yang sudah bisa diakses dengan mudah seiring perkembangan tekhnologi. Hal itu juga dapat dijadikan bekal bagi siswa sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya mendapatkan pengalaman berharga dari kejadian musibah yang menimpa bangsa ini. Bagi orang tua bisa membekali anak-anaknya agar memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Bisa juga dengan menyimak berita berkaitan dengan musibah yang sedang melanda Indonesia dengan menjelaskan faktor penyebab terjadinya bencana alam, akibat yang ditimbulkan dari terjadinya bencana alam, dan cara menanggulangi atau mencegah terjadinya bencana alam. Sehingga bisa memupuk rasa empati dan sikap sosial pada siswa sebagai salah satu bentuk pengamalan Pancasila.

 

 

Komentar