Kepada:
Yth. Prof.Dr.H Arief Rahman Hakim
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia UNESCO
Jln.Ekor Kuning V No.7 Rawa Mangun
JAKARTA TIMUR
Assalamu’alaikum.wr.wb
Dengan segala kerendahan hati, saya menemui Bapak Prof.Dr.H Arief Rahman Hakim untuk menyampaikan berita yang terkait dengan bidang penelitian yang sudah saya tekuni sejak tahun 2004, tapi mandeg….
Kemudian penelitian saya lanjutkan lagi pada tahun 2006 dan berhasil dengan prototipe BETONISASI pada tahun 2008__AMOR HANBUN. Hasil penelitian dan eksperimen saya bawa ke LIPI-BAPPENAS-UMKM-DIKTI Kementerian Pemberdayaan Perempuan BPPT dengan maksud minta disyahkan sebagai product yang benar benar TAHAN TANDING TAHAN BANTING, yang apabila produk ini diproduksi secara berlimpah ruah jumlahnya, maka SAMPAH TERHABISI, BANJIR TERATASI.
Tapi apa hendak dikata, setelah saya menjawab berbagai pertanyaan , ternyata mereka hanya ingin tahu saja, bukan ingin membantu menyediakan mesin mesin pengolahan sampah yang sangat dibutuhkan.
Mohon maaf Profesor, agar Panjang ceritanya dan yang bertanya tanya itu menghilang dan sejak rahasia dari penelitian say aini diketahui banyak orang, sehingga saya menjadi yang dirugikan. Saya mohon sudilah kiranya Profesor menolong saya dalam kesulitan ini….
Prof Dr. H.Arief Rahman Hakim yang saya muliakan dan saya hormati, ini ada satu lagi yang merupakan hasil dari usaha saya yang juga sangat bermanfaat untuk mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA).
Jadi sejak lama saya sudah berjuang secara otodidak tanpa pendamping, tetapi menghasilkan beberapa solusi untuk hal hal yang dirasa sulit penanganannya oleh Indonesia secara nasional maupun negara negara lain secara internasional. Persoalan persoalan berat yang dihadapi masyarakat dunia sejak lama adalah sampah, banjir, kebakaran hutan dan plastic…semuanya sudah saya buatkan solusi jitu.
Inilah bentuk bhakti saya kepada bangsa, negara dan kemanusiaan
Saya tidak tahu lagi harus apa dan bagaimana kelanjutan dari perjuangan berat say aini, karena sekarang saya hanyalah sosok seorang perempuan yang sudah lansia yang tak berdaya ini. Apakah karya intelektual seorang wanita/perempuan lansia boleh dihargai atau tidak?
Saya jelaskan hal ini kepada Bapak Prof.Dr.H Arief Rahman Hakim, karena hal ini terkait dengan Bapak Profesor bertugas sebagai Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia UNESCO.
Demikian surat terbuka ini saya sampaikan, kiranya berkenan
Kota Tasikmalaya, 03 April 2021
Peneliti Otodidak Lingkungan Hidup
ADE MAYARA RIDWAN
Ogin Puspa Harum
Komentar