oleh

Etnis China dan Persepsi Terhadap Pribumi ,Sebuah Perenungan

Oleh: Juajir S. Kertanegara (Presiden Pusat Penguatan Lumbung Desa dan Kelurahan Indonesia)

PROBLEM persepsi dilahirkan dari fakta empiris yang terbentang dihadapan manusia. Phenomena yang tertangkap dalam ruang dan waktu oleh setiap insan manusia pada analisis akhir akan mengendap di alam bawa sadar. Kondisi itulah yang telah mendorong tumbuhnya persepsi terhadap suatu kaum tertentu. Persepsi itu tak terkecuali terjadi pada sebagian besar etnis china terhadap kalangan pribumi. Persepsi yang seringkali disangsikan oleh kalangan pribumi tentang kualitas keiklasan untuk sadar dan sepenuh hati membaur sebagai satu kesatuan dalam ikatan NKRI.

Ketika kita tiba pada ruang empiris yang tersuguhkan dalam bentuk phenomena ketakbersatuan sepenuh hati antara etnis china dan pribumi di negeri ini, maka analisisnya tidak hanya sekedar pada perdebatan normatif dan tekstual belaka, akan tetapi harus menggali sampai ke akar biologis masalah yang telah menumbuhkan ketakiklasan untuk berbaur tersebut.

Jika kita sedikit mau merenung, kenapa etnis China terkesan belum mampu menempatkan dirinya sepenuh hati dalam persekutuan pribumi? dan jika saya diperbolehkan untuk berpendapat, maka hal itu lebih kental dipengaruhi oleh kekuatan daya dorong DNA yang terstruktur untuk membentuk sikap, perilaku, dan kepribadian etnis china di negeri ini.

Sikap mental etnis china tidak dapat disangkali terjastifikasi dalam perjalanan sejarah masa lampau, khususnya yang diperankan oleh para leluhur china. Ketika analisis kita menuju pada ruang dominasi pengaruh gen DNA dari para leluhur etnis china masa lampau, maka kita telah tiba pada dimensi pengaruh unsur keturunan yang dibawa oleh gen DNA yang terdapat di dalam struktur biologis etnis china yang ada di negeri ini.

Membahas pengaruh sel DNA yang membawa unsur sifat dan keturunan, maka kita membutuhkan ilmu bantu yang bernama “Neuro Sain” yang secara ditail memiliki kemampuan untuk membongkar struktur organ OTAK sebagai pusat pengendalian sikap dan perilaku manusia. Analisis kausalitas dalam dimensi “Theocentris” menunjukkan adanya ayat-ayat Tuhan yang terdapat pada sistem kerja sel DNA dan daya kerja otak yang terhubung pada seluruh sel-sel syaraf manusia. Bukankah di dalam Islam wahyu pertama yang diturunkan kepada Baginda Rasulullah adalah “Perintah untuk Membaca”? Membaca tidak hanya dilakukan terhadap ayat-ayat Allah yang terdapat di dalam Kitap Suci semata, akan tetapi kita diperintahkan untuk membaca dalam konteks yang penuh dan menyeluruh.

Ternyata di dalam struktur tubuh manusia sejatinya membawa pesan Tuhan yang akan semakin meneguhkan jiwa, hati, dan pikiran kita atas kebesaran Allah Aza Wajallah.

Keinginan sebagian besar etnis china untuk mensubordinasi kalangan pribumi Nusantara sebenarnya bukan suatu hal yang baru. Sejarah telah mengingatkan kita pada suatu peristiwa adanya keinginan kuat dari etnis china untuk menguasai dan mensubordinasi kerajaan yang ada di Nusantara ini.

Sejarah juga menunjukkan bahwa keinginan untuk mensubordinasi kerajaan di nusantara dijawab secara tegas oleh Prabu Kertanegara, Raja terakhir dari Kerajaan Singhasari ketika itu, bahkan utusan kaisar china yang bernama Mengki sampai dilukai sebagai bukti bahwa Kerajaan Nusantara masih memiliki harga diri untuk tidak ingin berada dalam jajahan dan penguasaan bangsa china saat itu.

Dengan demikian, sikap dan mental untuk senantiasa mensubordinasi kalangan pribumi menjadi suatu keniscayaan dikarenakan

adanya pengaruh dominan sel DNA leluhur yang bekerja di dalam struktur tubuh etnis china di negeri nusantara saat ini. Untuk itu, jangan terlalu banyak berharap pada etnis china untuk dapat berbaur penuh iklas dengan kalangan pribumi di negeri ini.

Untuk itu marilah kita tinggalkan harapan adanya keakraban substansial dalam bingkai pembauran dari etnis China, karena harapan itu akan menumbuhkan kekecewaan.

Untuk itulah sebaiknya DNA leluhur nusantara  diaktivasi agar potensi kekuatan jati diri manusia nusantara dapat menumbuhkembangkan satria-satria unggul yang memiliki integritas pengabdian bagi ibu pertiwi. Lagi-lagi sejarah telah memberikan bacaan kepada kita bahwa negeri Nusantara pernah menggapai kejayaannya pada masa lampau. Salah satu bukti adanya keunggulan DNA leluhur adalah hadirnya Candi Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia. Selain itu, temuan tembok besar yg ada di dasar laut papua turut menjastifikasi keunggulan DNA leluhur. Bahkan leluhur kita memiliki kemampuan intelektual dan spiritual yang sangat luar biasa. Dunia logika yg dibanggakan oleh peradaban barat tak mampu memasuki ruang kekuatan dimensi metafisika yang dimiliki oleh manusia nusantara. Untuk itu, marilah kita bangun spirit kembalinya kejayaan nusantara….indikator daya dukung lokal dan nasional sangat representatif untuk merevitalisasi kekuatan anak negeri dalam menggapai kejayaan nusantara.

Bumi Singhasari, 20 Januari 2021

Komentar