oleh

Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Membaca “Studi Deskripsi pada Siswa Kelas 3 SDN 1 Cikalang”

Oleh Wiwi Yuliani, S.Pd.  (Guru Kelas III SDN 1 Cikalang, Kec. Tawang-Kota Tasikmalaya)

Pendahuluan

Kemajuan berkembang semakin cepat, berbagai ilmu pengetahuan mudah diakses dengan teknologi yang semakin canggih. Hal ini memudahkan seseorang dalam meningkatkan pengetahuan. Untuk memperoleh pengetahuan, informasi yang ingin diketahui seseorang dapat mengakses di mana saja dengan teknologi yang dimiliki.

Kecerdasan moral penting bagi setiap orang, kecerdasan moral seseorang dapat dijadikan modal untuk menjalani hidup menjadi lebih baik. Dengan memiliki kecerdasan moral seseorang dapat membedakan yang benar dan yang salah. Hal ini sejalan dengan pendapat Borba (2008) bahwa kecerdasan moral yaitu kemampuan sesorang untuk bisa membedakan hal yang baik dan hal buruk yang terjadi dalam kehidupan seseorang, sehingga seseorang dapat memahami serta menyadari yang baik dan yang buruk serta memahami pula etika, sehingga memiliki pengangan untuk bertindak yang benar dan terpuji.

Pembahasan

Uraian ini memaparkan deskripsi penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran membaca teks cerita pada siswa kelas 3 SDN 1 Cikalang. Hal yang akan penulis deskripsikan yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter pada pembelajaran membaca teks cerita.

Pengambilan data dilakukan di SDN 1 Cikalang. Pembelajaran ini dilaksanakan pada siswa kelas 3 dengan standar kompetensi memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca teks cerita, sedangkan kompetensi dasar yang dipakai yaitu menceritakan isi teks cerita yang dibaca.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen dapat dinyatakan bahwa pendidikan karakter dalam pembelajaran membaca teks cerita sudah diterapkan. Pada perencanaan sudah terkandung nilai-nilai karakter. Nilai-nilai pendidikan karakter sudah dicantumkan dalam perencanaan pembelajaran dengan tujuan agar tidak terjadi tumbang tindih terhadap nilai karakter yang akan dicapai. Hal itu hampir sama dengan pendapat Wibowo (2012) bahwa nilai-nilai karakter yang akan dicapai dicantumkan dalam silabus dan RPP yang dibuat oleh pendidik.

Perencanaan dalam pembelajaran menulis cerita tertuang melalui silabus dan RPP. Berdasarkan hasil wawancara, guru menyatakan bahwa silabus dibuat setiap satu semester, dan dibuat pada awal semester, sedangkan RPP dibuat oleh guru pada saat akan mengajar. Nilai-nilai karakter selalu dicantumkan pada silabus dan RPP. Pada saat membuat perencanaan pembelajaran, guru memilah serta memilih nilai-nilai karakter yang cocok dengan karakteristik siswa. Guru selalu menyesuaikan pemilihan nilai karakter dengan kebutuhan siswa. Guru terus berusaha agar nilai karakter tetap ada pada perencanaan pembelajaran sehingga siswa dapat memahami nilai-nilai karakter.

Pada analisis dokumen yaitu analisis silabus dan RPP, dalam perencaan pembelajaran membaca teks cerita yang disusun oleh guru sudah tampak nilai-nilai karakter yang meliputi nilai religius, tanggung jawab, kerja keras, percaya diri, berpikir kreatif, mandiri, santun, rasa ingin tahu, disiplin. Semua nilai-nilai pendidikan karakter tersebut nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan formal. Hal itu sejalan dengan pendapat Asmani(2011: 36-41) yang menyatakan bahwa nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan formal meliputi nilai kejujuran, tanggung jawab, hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir kreatif, logis, inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu, santun, toleransi, demokratis, dan nasionalis.

Pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran membaca teks cerita di SDN 1 Cikalang, sudah menerapkan nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, sudah dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca teks cerita pada siswa kelas 3 sudah mengandung nilai-nilai karakter yang sesuai dengan perencanaan. Penanaman nilai pendidikan karakter siswa kelas 3 ini juga diberikan dengan keteladanan dari guru. Hal itu merupakan salah satu peran guru yaitu sebagai model bagi siswa, yang artinya guru itu merupakan contoh atau suri tauladan bagi siswa. Hal itu selajan dengan pendapat Samani dan Hariyanto (2012:41) bahwa pendidikan karakter adalah hal posisif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarkannya. Berdasarkan observasi, pelaksanaan pembelajaran membaca teks cerita siswa kelas 3 SDN 1 Cikalang ini sudah mengaktualisasikan pendidikan karakter. Integrasi nilai pendidikan karakter dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pada saat kegiatan pendahuluan guru sudah mengintegrasikan nilai karakter yaitu nilai santun. Hal itu terlihat ketika guru membuka pembelajaran dengan ramah dan dengan senyum yang diberikan pada siswa. Pada kegiatan pendahuluan, juga tampak nilai religius, hal tersebut tampak pada saat guru dan siswa ngucapkan doa sebelum memulai pembelajaran. Tidak hanya itu, pada kegiatan pendahuluan juga masih ditemukan nilai karakter yaitu rasa ingin tahu. Nilai karakter ini muncul ketika guru memberikan apersepsi. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu siswa. Pada kegiatan pendahuluan ini juga tampak nilai disiplin, karena siswa terbib disiplin mengikuti pembelajaran.

Pada tahap kegiatan inti sudah terlihat nilai-nilai karakternya. Beberapa nilai karakter yang muncul yaitu ingin tahu, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, percaya diri, berpikir kreatif. Berdasarkan hasil observasi, hal itu sesuai dengan apa yang ada pada perencanan yang tersusun pada silabus dan RPP.

Pada saat dilaksanakannya observasi pelaksanaan pembelajaran membaca teks cerita, pada saat guru menjelaskan materi tentang teks cerita, siswa tampak antusias dalam mendengarkan penjelasan guru. Setelah selesai diberi penjelasan, siswa tampak ingin tahu dengan hal-hal yang berhubungan dengan teks cerita, misalnya menanyakan teks cerita apa yang terkenal. Guru juga menjelaskan unsur-unsur instrinsik cerita. Siswa terlihat cukup antusias dengan materi yang disampaikan guru. Selain itu, siswa juga tampak penasaran dan ingin tahu ketika guru memberikan lembar kertas yang berupa bacaan teks cerita. Siswa tampak ingin tahu dengan isi ceritanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sudah terlihat nilai karakter ingin tahu.

Setelah guru membagikan lembar bacaan teks cerita, guru mengarahkan siswa untuk membaca teks cerita tersebut. Teks cerita yang diberikan kepada siswa yaitu “Sejarah Bordel Tasikmalaya”. Siswa membaca teks cerita dengan tenang dan tertib, mereka terlihat cukup disiplin dalam menjalankan instruksi dari guru. Hal tersebut menunjukkan nilai karakter disiplin sudah tampak pada kegiatan inti. Setelah siswa selesai membaca, guru mengarahkan siswa untuk menemukan tokoh-tokoh dalam teks cerita, menemukan tema, latar, serta amanat pada teks cerita. Tugas tersebut berupa tugas individu, di mana siswa akan bekerja mandiri. Hal tersebut menunjukkan nilai karakter mandiri. Setelah itu, siswa diminta guru untuk menemukan pokok-pokok pikiran dari teks cerita tersebut. Siswa mulai mengerjakan tugas dari guru dengan rasa tanggungjawab. Mereka menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Setelah itu guru memberikan tugas siswa untuk menuliskan kembali teks cerita yang dibaca. Pada saat mengerjakan tugas ini siswa harus berpikir kreatif dan bekerja keras dalam menyusun kalimatkalimat pada cerita. Hal tersebut tampak bahwa pada kegiatan inti ini juga tampak nilai tanggungjawab dan berpikir kreatif. Setelah selesai menuliskan kembali, siswa diminta oleh guru untuk menceritakan isi teks cerita yang telah dibaca. Siswa menceritakan isi teks cerita yang sudah dibaca di depan kelas. Siswa menceritakan isi teks cerita dengan rasa percaya diri. Semua siswa berani menceritakan isi teks cerita yang telah dibaca di depan kelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai karakter percaya diri sudah tampak. Setelah semua siswa menceritakan isi teks cerita, guru dan siswa mengulas tentang teks cerita yang telah dibaca. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa terdapat beberapa nilai karakter pada teks cerita tersebut yaitu santun, kerja keras, dan percaya diri. Guru juga menjelaskan mana perbuatan yang harus diteladani dan mana perbuatan yang tidak terpuji dan harus dihindari perbuatan tersebut agar memiliki sikap terpuji.

Kegiatan pada pelaksanakan selanjutnya yaitu kegiatan penutup. Berdasarkan hasil observasi, kegiatan penutup pembelajaran meliputi kegiatan evaluasi pembelajaran, doa, dan salam penutup. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Siswa diberikan tugas berupa pilihan ganda yang sudah disediakan guru. Tugas tersebut ditulis pada kertas yang dibagikan kepada siswa. Setelah itu, guru menugasi salah satu siswa untuk memimpin berdoa untuk menanamkan nilai religius.

Berdasarkan hasil wawancara, penilaian pembelajaran membaca teks cerita siswa kelas 3 SDN 1 Cikalang tercermin melalui aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor. Penilaian dilakukan dengan cara tes dan non tes. Hal ini sejalan dengan pendapat Kesuma, dkk. (2011: 138-139), yang menyatakan bahwa penilaian pendidikan karakter dapat dilakukan melalui tes ataupun non-tes. Aspek kognitif yang dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa. Tes tersebut berupa pemberian soal pilihan ganda pada siswa. Pada aspek afektif, penilaian dilakukan dengan menggunakan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian pendidikan karakter dilakukan untuk mengetahui karakter yang dimiliki siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut Kesuma, dkk. (2011) bahwa penilaian pendidikan karakter bertujuan untuk mengetahui kemajuan karakter yang dimiliki oleh peserta didik, mengetahui kekurangan, dan kelebihan perencanaan pembelajaran serta mengetahui efektivitas proses pembelajaran. Pada aspek psikomotor, penilaian dilakukan dengan tes keterampilan menceritakan isi teks cerita yang sudah dibaca.

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulakn bahwa pendidikan karakter dalam pembelajaran membaca teks cerita pada siswa kelas 3 SDN 1 Cikalang sudah terintegrasi pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilain hasil pembelajaran. Pada tahap perencanaan nilai-nilai karakter sudah tercantum pada perencanaan pembelajaran yang termuat pada silabus dan RPP yang dibuat oleh guru. Pada RPP sudah tertuang nilai-nilai karakter nilai religius, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, percaya diri, berpikir kreatif, mandiri, ingin tahu, santun. Pada pelaksanaan, nilai-nilai karakter yang muncul yaitu nilai santun, religius, ingin tahu, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, percaya diri, berpikir kreatif. Penilaian pembelajaran membaca teks cerita siswa kelas 3 SDN 1 Cikalang tercermin melalui aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor. Penilaian dilakukan dengan cara tes dan non tes.

Diharapkan dengan adanya pendidikan karakter yang diselipkan pada pembelajaran membaca teks cerita, terdapat keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan moral. Siswa dapat berkarakter dan memiliki moral yang terpuji, sehingga akan terbentuk manusia yang cerdas dan bermartabat. Disarankan kepada guru untuk selalu member teladan yang baik kepada siswa serta memasukkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.

Daftar Pustaka

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Borba, M. 2008. Membangun Kecerdasan Moral. Gramedia Pustaka Utama.

Kesuma, Dharma dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktek di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Majalah Mangle Nomor 803 : 24-25. Sejarah Bordel Tasikmalaya.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komentar