Bengkalis, LINTAS PENA
Kerusakan jalan poros Tanjung Kapal, Kec.Rupat di musim hujan akibat Jonder milik swasta asing, bebas melansir buah sawitnya tanpa peduli jalan umum rusak parah dan memprihatinkan seperti berlumpur, licin dan berlobang. Bahkan seringkali menimbulkan kecelakaan lalulintas terutama pengendara sepeda motor yang melintas.
Warga masyarakat pengguna jalan poros Tanjung Kapal mengeluhkannya kepada LINTAS PENA, termasuk para pelajar dan guru,mereka kesulitan melintasi jalan tersebut. “Kami kesulitan melintasi jalan poros ini terutama di musim hujan, yang kondisinya rusak parah, akibat sering dilintasi jonder untuk untuk menarik gerobak mobil colt diesel bermuatan sawit milik swasta WNA, yakni Cua Cin Heng Group . “ungkap seorang guru yang menolak ditulis namanya.
Kondisi jalan yang rusak parah tersebut, menurut guru dan warga lain, seakan akan keadaan jalan tersebut tidak mendapat perhatian serius dari Pemerintahan Kab.Bengkalis , bahkan pemerintahan desa setempat untuk melarang pengguna jalan dengan jonder itu yang sangat membuat pengguna jalan dirugikan bertahun tahun lamanya.
“Kalau musim hujan, kondisi jalan poros ini seperti kubangan kerbau, sehingga sulit dilalui kendaraan roda empat. Kami sering tergelincir jatuh, seragam sekolah kotor, juga seringkali terlambat masuk sekolah,”jelas seorang pelajar sebuah SMA menambahkan.
Seorang kepala sekolah meminta kepada pemerintahan desa maupun Camat Rupat untuk melarang jonder milik Cua Cin Heng Group melintasi jalan poros tersebut, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Apalagi pihak perusahaan tidak bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
Seorang tokoh masyarakat bernama Herman S angkat bicara, bahwa jonder milik Cua Cin Heng Group diduga asal dari Malaysia .Persoalannya, bagaimana bisa beroperasi di daerah Pulau Rupat Kab.bengkalis, “Kami menduga, kehadiran jonder itu tanpa adanya pengecekan dari pihak yang berwenang, status izinnya, pajak dan asal usulnya yang beroperasi tanpa hambatan, malah pihak pengguna jalan yang lain secara umum yang terhambat, saya a/n Pekat IB Rupat keberatan atas perbuatan warga asing yangg merugikan pengguna jalan lainnya atas kepentingan kelompoknya di negeri ini, “ paparnya
Herman, S menambahkan, beberapa bulan lalu di Upika telah mengambil langkah, agar Jonder tsb. tidak di gunakan di jalan umum dan musim hujan. Saya berharap agar pihak Upika segera mengambil kebijakan, sebelum terjadi tindakan lain dari masyarakat. Baru 1 orang WNA, belum 10 orang, sudah membuat kita takut. Ada apa semua ini, “tandasnya.(ALJF)***
Komentar