Oleh : Fauzi Badruzzaman, M.Pd.
(Guru Kelas V SDN 2 Tugu Kota Tasikmalaya)
Pembelajaran merupakan sebuah proses penting dalam Pendidikan. Adanya interaksi siswa dan guru yang harmonis dalam pembelajaran akan menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran hendaknya terstruktur dan sistematis dengan langkah runtut dan mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam mengelola pembelajaran, masih banyak guru yang salah kaprah dan bertindak sebagai pusat pembelajaran. Hal ini tentunya keliru, seharusnya kita sebagai seorang guru bukan central dalam pembelajaran, akan tetapi kita lebih bersikap sebagai seorang fasilitator bagi peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Pembelajaran seperti apa yang harus kita wujudkan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai? Hal ini menjadi pertanyaan besar dibenak para guru, termasuk saya sebagai seorang guru kelas V di SDN 2 Tugu Kota Tasikmalaya.
Untuk menjawab pertanyaan tadi, hendaknya kita menyesuaikan pembelajaran dengan tujuan dan karakteristik materi yang akan kita sampaikan, setelah itu kita rancang pembelajaran sesuai model yang cocok. Seperti halnya sekarang ini, saya mengelola pembelajaran muatan SBDP dengan KD secara umum memahami dan membuat gambar cerita. Untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam pembelajaran SBDP tersebut, tentu saya perlu mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut :
- Mencermati KD SBDP yang akan diajarkan kepada peserta didik, kebetulan KD tersebut secara umum berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam memahami dan membuat gambar cerita;
- Memilih model pembelajaran yang tepat, dalam hal ini saya memilih Pembelajaran berbasis proyek;
- Merancang pembelajaran berbasis model yang sudah ditentukan;
- Memanfaatkan media yang tepat untuk membantu peserta didik dalam belajar;
- Menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Dalam mengelola pembelajaran berbasis proyek pada muatan pelajaran SBDP tersebut, mula-mula saya membuat rancangan pembelajaran dengan Langkah-langkan sesuai sintak model pembelajaran berbasis proyek. Pertama, saya memberikan pertanyaan kepada peserta didik terkait permasalahan di sekitar sekolah yang sedang hangat saat ini, yakni mengenai kesulitan mereka untuk bisa masuk ke sekolah karena adanya pembatasan akses jalan. Kedua, saya memfasilitasi peserta didik untuk merancang sebuah proyek berupa gambar cerita dari ilustrasi permasalahan yang terjadi. Ketiga, agar Langkah kerja yang dilakukan oleh peserta didik dapat terukur, saya memfasilitasi peserta didik untuk membuat time line pengerjakan proyek yang sudah dirancang tadi termasuk di dalamnya peserta didik mengungkapkan permasalahan yang terjadi dari awal sampai akhir melalui cerita bergambar serta harapan mereka dalam menyikapi permasalahan tadi dituangkan pula dalam cerita bergambar. Keempat, saya memonitoring setiap pengerjaan proyek yang dilakukan oleh peserta didik, hal ini menghindari hal-hal sensitif yang dapat memicu kesalah pahaman pihak-pihak tertentu, karena proyek cerita bergambar yang sedang dikerjakan oleh peserta didik merupakan permaslahan nyata yang sedang terjadi, sehingga saya benar-benar memonitoring pekerjaan peserta didik agar mereka bentul-betul menuangkan ide lebih ke harapan mereka untuk bisa belajar dengan kemudahan akses jalan masuk ke sekolah. Hal tersebut mereka tuangkan dalam bentuk cerita bergambar. Kelima, Saya memfasilitasi peserta didik untuk mempresentasikan karya yang telah mereka buat pada diskusi kelas, sekaligus saya menilai ketercapaian kompetensi yang dikuasai oleh peserta didik. Terakhir, merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menganalisis nilai-nilai sikap positif selama pembelajaran dan menyimpulkan pembelajaran secara keseluruhan. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis model, saya merasa pembelajaran lebih terstruktur, proses dan tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai secara maksimal.
Komentar