Oleh : Junda Naufal Eresyah (Mahasiswa Jurusan : Akuntansi , Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Malang)
SETIAP perusahaan membutuhkan akuntansi, dengan adanya akuntansi dapat melacak kinerja dan kondisi perusahaan, apakah perusahaan mengalami untung atau rugi. Akuntansi dapat memberikan informasi yang relevan kepada pengguna eksternal dan internal. Kami dapat membayar pajak kesejahteraan sosial dengan informasi ini. Tanpa penghasilan, Anda bisa mendapatkan uang. Pendapatan termasuk penjualan, biaya, bunga, dividen, royalti, dan sewa. PSAK 23 (2018, Paragraf 7) mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk bruto keuntungan ekonomi dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika entri saat ini menghasilkan peningkatan ekuitas yang tidak berasal dari modal yang ditanamkan. Kemudian Sochib (2018) mendefinisikan pendapatan sebagai masuknya aset dari barang/jasa yang diserahkan oleh unit bisnis selama periode tertentu.
Siklus pendapatan berlanjut dengan menawarkan barang dan jasa kepada pelanggan baru dan mengumpulkan uang tunai sebagai pembayaran. Dari otorisasi kredit departemen penjualan melalui penerimaan kas, pendapatan adalah sebuah prosedur. Perilaku konsumen sehari-hari seperti membeli, menjual, berdagang, dan berhutang tidak dapat dipisahkan dari ekonomi. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, makalah ini akan membahas siklus Pendapatan, yaitu sebuah frase ekonomi. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui sistem dan prosedur audit atas siklus pendapatan. Siklus ini mengulangi kegiatan pemrosesan bisnis dan informasi dengan memasok barang dan jasa kepada klien. Di era saat ini, banyak orang harus belajar mengatur pengiriman barang dan jasa pada waktu dan lokasi yang tepat. Dengan demikian makalah ini akan membahas strategi, manfaat, dan tujuan untuk mengurangi kekhawatiran Siklus Pendapatan.
PENGERTIAN SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan menurut Romney dan Steinbart (2005: 5) adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut. Siklus ini memproses transaksi yang menggambarkan peristiwa ekonomi berikut: penjualan kas, penjualan kredit, penerimaaan kas, permintaan barang, penerimaan barang, mencatat kewajiban untuk membayar barang, dan membayar untuk barang itu.
KLASIFIKASI DAN PENGAKUAN SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan menurut Syaiful (2016), akuntansi pendapatan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: (1) Pendapatan operasional adalah pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas utama perusahaan. Laba usaha berasal dari penjualan produk dan jasa. (2) Kemudian korporasi juga menerima data pendapatan tambahan berupa pendapatan bunga, pendapatan dividen, dan pendapatan sewa, dan sebagainya sebagai bagian dari pendapatan non-bisnisnya. Dalam hal pengakuan pendapatan Menurut Suwardjono (2010: 362-363), pengakuan pendapatan harus sesuai dengan landasan konseptualnya. Secara konseptual, pendapatan hanya dapat dikenali jika memiliki kualitas terukur dan dapat diandalkan. Karakteristik ini harus diterapkan untuk pengakuan pendapatan. Sebagai produk perusahaan, kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa rupiah produk tersebut, sedangkan kriteria reliabilitas berkaitan dengan apakah jumlahnya objektif dan dapat diverifikasi. Untuk pengakuan pendapatan, kedua persyaratan tersebut harus dipenuhi. Empat transaksi pendapatan dicatat sesuai dengan prinsip ini:
- Korporasi mencatat pendapatan dari penjualan produk pada tanggal penjualan, yang sering dianggap sebagai tanggal pengiriman klien.
- Korporasi mengakui pendapatan dari penyerahan jasa ketika jasa telah diberikan, dilaksanakan, dan telah dibebankan.
- Korporasi mengakui pendapatan dari memungkinkan pihak ketiga untuk menggunakan asetnya, seperti bunga, sewa, dan royalti, berdasarkan berlalunya waktu atau ketika aset tersebut digunakan.
- Korporasi mengakui pendapatan dari penjualan aset yang tidak diakui pada tanggal transaksi.
PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SIKLUS PENDAPATAN
Sebelum tahun 2001, istilah resmi IAI untuk pengendalian internal adalah sistem pengendalian internal, sistem pengendalian internal, dan struktur pengendalian internal. Frase pengendalian internal telah digunakan sejak tahun 2001. Standar Kerja Lapangan kedua menyatakan bahwa “Pemahaman menyeluruh tentang pengendalian internal diperlukan untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, waktu, dan ruang lingkup pengujian yang akan dilakukan.” (IAPI, 2011: 150. 1). Kemudian IAPI (2011: 319.2) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dilakukan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain dari entitas untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan berikut: (a) kendala pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang terhubung yang tercantum di bawah ini:
- Lingkungan pengendalian organisasi mempengaruhi kesadaran pengendalian karyawannya. Lingkungan pengendalian adalah dasar dari semua komponen pengendalian internal, yang menyediakan struktur dan disiplin.
- Penilaian risiko adalah identifikasi entitas dan analisis risiko yang terkait dengan pencapaian tujuannya, yang berfungsi sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus ditangani.
- Aktivitas Pengendalian adalah aturan dan proses yang membantu pelaksanaan arahan manajemen.
- Informasi dan Komunikasi adalah identifikasi, penangkapan, dan berbagi informasi dengan cara dan waktu yang memungkinkan individu untuk memenuhi tugasnya.
- Pemantauan merupakan proses yang secara terus menerus mengevaluasi kualitas pengendalian kinerja intern.
TUJUAN DAN PROSEDUR AUDIT DALAM SIKLUS PENDAPATAN
Tujuan audit siklus pendapatan adalah mengumpulkan bukti yang memadai untuk mendukung setiap asersi penting manajemen dalam laporan keuangan. Dalam risiko pengendalian siklus pendapatan, dorongan untuk melebih-lebihkan atau mengecilkan kas, piutang, atau piutang tak tertagih untuk tujuan likuiditas biasanya muncul karena tekanan pada manajemen untuk mencapai kinerja keuangan yang konsisten yang lebih unggul daripada perusahaan pesaing. Selain kesalahan yang disebabkan oleh tingginya volume transaksi dalam siklus pendapatan, standar akuntansi dan klasifikasi akun yang tidak tepat dalam siklus pendapatan memungkinkan munculnya risiko pengendalian.
Pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga resmi, asisten piutang buku besar, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, dan laporan penjualan bulanan adalah contoh dokumen yang sering digunakan dalam pemrosesan transaksi penjualan, khususnya transaksi kredit. Fungsi yang terkait dengan transaksi penjualan kredit meliputi penerimaan pesanan, persetujuan kredit, penjualan pemenuhan pesanan, pengiriman pesanan penjualan, penagihan pelanggan, dan pencatatan. Prosedur audit yang digunakan pada siklus pendapatan meliputi:
- Perencanaan yaitu meliputi Pengetahuan tentang Pengendalian Internal; Evaluasi risiko pengendalian yang direncanakan; Identifikasi area kontrol; dan Merancang pengujian pengendalian atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit; Audit Transaksional: prosedur Audit, ukuran; Sampel, Item yang dipilih, dan penetapan waktu
- pengujianAnalitis yaitu melakukan analisis terhadap Laporan Keuangan
- Pengujian Substantif dan Pengujian Saldo Terperinci
- Audit Pendapatan meliputi; Vouching catatan pendapatan; Cutoff pendapatan layanan jasa; Cutoff penerimaan kas; dan Membuat KKP pendapatan
- Audit Penerimaan Kas meliputi; Persiapan Cash Opname; Perhitungan Cash Opname; Pengolahan data Cash Opname; dan Perhitungan kas KKP
- Penyelesaian audit
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN PENDAPATAN
Kertas Kerja Pemeriksaan adalah catatan yang terperinci dan tidak ambigu yang dihasilkan oleh Pemeriksa Pajak yang merinci prosedur pemeriksaan yang dilakukan, data, informasi, pasir/atau bukti yang diperoleh, pengujian yang dilakukan dan kesimpulan yang ditarik \dipertaruhkan sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan. Tujuan dibuatnya kertas kerja pemeriksaan (KPP) adalah untuk membantu auditor opini atau pemeriksa pajak dalam menentukan kewajaran laporan keuangan. Dimana pandangan pemeriksa harus konsisten dengan temuan pemeriksaan yang dituangkan dalam KKP.
- Mendukung Opini Auditor
Tujuan dibuatnya kertas kerja pemeriksaan (KPP) adalah untuk mendukung pendapat pemeriksa atau pemeriksa pajak mengenai keakuratan laporan keuangan. Dimana penilaian auditor harus sesuai dengan kesimpulan pemeriksaan yang disebutkan dalam KKP.
- Koordinasi dan Organisasi Seluruh Prosedur Audit
Operasi pemeriksaan auditor terdiri dari proses atau tahapan yang dilakukan di berbagai lokasi, waktu, dan pelaksanaan. Semua prosedurnya akan dapat menghasilkan serangkaian bukti atau jenis data yang akan membentuk KKP. Melalui penggunaan kertas kerja, setiap proses atau tahapan dapat dikoordinasikan dan diatur secara efektif.
- Memperkuat Berbagai Kesimpulan Auditor
Di kemudian hari, jika ditentukan ada pihak yang memerlukan penjelasan atas kesimpulan atau pertimbangan pemeriksa (auditor) selama proses audit, auditor dapat memeriksa kembali kertas kerja yang sebelumnya telah dibuat selama audit. Persiapan lengkap beberapa lembar kertas kerja merupakan prasyarat penting yang harus ditunjukkan. Jumlah kertas Hal ini merupakan bukti bahwa auditor telah melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan.
- Memberikan Dasar dalam Audit Selanjutnya
Beberapa audit dilakukan dengan klien yang sama selama beberapa periode waktu. Auditor memerlukan data dan informasi mengenai bisnis klien, catatan, sistem akuntansi, dan pengendalian internal.
HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PENDAPATAN MY DORMY HOSTEL UMM PENGENDALIAN LINGKUNGAN
My Dormy UMM merupakan asrama kontainer pertama di Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Asrama ini khas karena dibangun terutama dari kontainer pengiriman. My Dormy Hostel UMM bisa ditemukan di kampus terpadu (UMM) Universitas Muhammadiyah Malang. Pengelola My Dormy Hostel UMM, Teguh Hadi Saputro mengatakan, subsidi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada UMM untuk membiayai bahan baku kontainer yang digunakan untuk membangun asrama ini. Terakhir, kontainer tersebut ditujukan untuk pembangunan hostel dan kafe. My Dormy Hostel UMM terdiri dari 120 kamar dengan tiga gaya kamar yang berbeda. Seperti kebanyakan hostel lainnya, beberapa fasilitas yang disediakan tersedia untuk penggunaan umum. Tiket bersih, Wi-Fi, Parkir, Restoran, dan resepsionis 24 jam adalah di antaranya.
Berdasarkan struktur organisasi dan job description perusahaan My Dormy UMM yang didirikan dengan prinsip kemandirian organisasional. Bermanfaat untuk meminimalkan risiko materialitas, seperti terjadinya salah saji/kesalahan input data dan terjadinya kecurangan di setiap jurusan di My Dormy UMM. Selain itu, struktur organisasi yang digunakan di Asrama My Dormy UMM adalah struktur organisasi garis, yang hanya mengenal satu rantai komando sehingga setiap pekerja atau karyawan di perusahaan ini hanya mengenal satu pemimpin yang mengarahkannya.
Dalam menganalisis pengendalian aktifitas agar dapat mengetahui bahwa sistem pengendalian aktifitas My Dormy UMM tersistem dengan baik atau tidaknya kami menggunakan dua cara yaitu; internal control Quisionnaries dan flowchart. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa internal control perusahaan telah memadai karena dalam jawaban kuesioner tersebut menunjukkan bahwa manajemen perusahaan telah memberikan jawaban Y (Ya) lebih banyak yang berarti internal kontrol perusahaan yang baik. Kemudian flow chart perusahaan juga menunjukkan alur diagram yang menggambarkan sirkulasi dokumen dalam sistem dan prosedur unit bisnis yang baik. Untuk sistem dan prosedur dimulai dengan permintaan pemesanan kamar (purchase quisition), persetujuan pemesanan (order approval), dan diakhiri dengan pembayaran terkait pemesanan.
Dengan demikian berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pengendalian lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikatakan baik.(****