oleh

Antara Malas dan Nikmat Waktu

MALAS adalah satu di antara sifat yang tercela. Bila penyakit itu hinggap, ia menjadi sebab tersia-siakannya waktu. Padahal nikmat waktu adalah salah satu nikmat yang akan dimintai pertanggung jawabannya nanti di hadapan Allah. Rasulullah SAW pernah mengatakan:

“Tidak akan bergeser kaki anak Adam sedikit pun nanti di hari kiamat dari sisi Allah sampai ia ditanya mengenai lima perkara; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, …. “ (HR. Tirmidzi, ash-Shahihah: 946)

Maukah kita ketika ditanya tentang waktu menjawab; “Hanya menggaleong-menggaleong saja di tempat tidur ya Allah.” Mungkinkah Allah SWT akan ridha?! Jelas tidak. Rasulullah SAW berlindung dari sifat ini dengan berdo’a minta perlindungan kepada Allah Swt. Beliau mengucapkan:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah, malas, penakut, tua dan bakhil. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta fitnah kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari: 2668, Muslim: 2706)

Harus ada usaha untuk mengobati sifat malas itu. Meski tidak ada seorang pun dari kita yang selamat darinya, namun kita harus tetap mengendalikannya, jangan sampai kita membuang waktu. Makanya Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Setiap amal perbuatan memiliki masa semangat dan setiap semangat memiliki masa futur (kurang semangat). Barang siapa yang masa futurnya menuju sunnahku maka ia telah berjalan di atas petunjuk. Dan barang siapa yang masa futurnya kepada selain sunnahku maka ia telah binasa.” (HR. Ahmad, Shahih at-Targhib wat Tarhib: 56)

Oleh sebab itu, walau terkadang malas itu hinggap, tapi itu bukan alasan untuk menyia-nyiakan waktu dan mengerjakan amalan-amalan yang tidak bermanfaat. Moga-moga Allah Swt melindungi kita semua dari sifat ini, Aamiin.

Semoga bermanfaat.