oleh

Anton Charliyan Bahas Tuntas Naskah “AMANAT GALUNGGUNG” di Acara Sawala Budaya BRI Tasikmalaya

KOTA TASIKMALAYA—Pada hari Kamis (07/07/2022) bertempat di Lt.2 Gedung BRI Kota Tasikmalaya pukul 13.30 WIB, sekitar 100 orang pegiat budaya dari sejumlah komunitas seni budaya Sunda maupun tokoh masyarakat yang ada di Kota/Kabupaten Tasikmalaya menghadiri acara bertajuk “Sawala Budaya BRI Tasikmalaya”. Juga tampak hadir mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr. H.Anton Charliyan,MPKN, Plt Kepala Dinas Indag Kbaupaten Tasikmalaya Iwan Ridwan,S.IP,UMP, mantan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Safari Agustin, Kepala BRI Kacab Kota Tasikmalaya, Ketua KADIN Kab.Tasikmalaya, Ketua MPC Pemuda Pancasila Dani Fardian,S.IP yang juga anggota DPRD Kab.Tasikmalaya dan tamu undangan lainnya.

            Hal itu disampaikan Ketua Panitia Dicky Z.Sastradikusumah kepada awak media ini. “Insya Alloh, acara Sawala Budaya ini akan rutin diselenggarakan setiap bulan yang akan difasilitasi bank BRI Tasikmalaya dan Rumah BUMN.. Adapun tujuan digelarnya sawala kebangsaan Indonesia  spirit di Tatar Sunda kali ini, ialah untuk mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan kepada masyarakat.”ujarnya.

            Sementara itu, Anton Charliyan mengapresiasi acara bertajuk “Sawala Budaya BRI Tasikmalaya”,dan berterima kasih kepada pihak BRI Kantor Cabang Kota Tasikmalaya yang telah memfasilitasi acara tersebut. Abah Anton panggilan akrabnya membahas berbagai persoalan dan terutama kaitannya dengan “Amanat Galunggung” dalam menjaga keutuhan NKRI.

            Dalam paparannya, Abah Anton menjelaskan mengenai Naskah Amanat Galunggung (AG)  ,  ada empat larangan bagi seorang pemimpin dalam cara memerintah, yakni:

Mulah kwanta (jangan berteriak)

Mulah majar laksana (jangan menyindir)

Mulah madahkeun pada janma (jangan menjelekkan orang lain)

Mulah sabda ngapus (jangan berbohong).

Kemudian pada Naskah AG versi VI mengungkap pantangan sebagai pemimpin dalam ilmu wujud air “patanjala”, bahwa seorang pemimpin: Jangan mudah terpengaruh; Jangan peduli terhadap godaan, Jangan dengarkan ucapan yang buruk.Pemimpin harus visioner berpusat pada tujuan dan cita-cita, sebagaimana dikemukakan Seth Kahan (2002).

Bahkan ada amanat khusus pada Naskah Amanat Galunggung yang mentikberatkan pada arti penting cinta tanah air. Yakni, agar para ksatria, para generasi muda kader penerus bangsa mampu mempertahankan tanah leluhurnya (kabuyutan), mampu mempertahankan tanah airnya jangan sampai terkuasai oleh orang asing atau para kapitalis.

Bahkan karena dianggap sangat penting sikap untuk mempertahankan tanah air ini, sampai-sampai ada sumpah atau amanat khusus dari seorang Raja Galuh Prabu Darma Siksa (abad XII) bagi para penerusnya, bila tidak mampu mempertahankannya. Maka ia dikatakan lebih hina dari sampah yang paling busuk yang ada di jarian. Yakni:

  • Jaga direbutnya / dikuasainya tanah leluhur oleh orang lain (Jaga beunangna kabuyutan ku sakalih).
  • Akan banyak para pedagang yang ingin merebut tanah leluhur  (Banyaga nu dek ngarebut kabuyutan).
  • Yakni orang-orang asing yang ingin merebut tanah leluhur (Asing iya nu meunangkeun kabuyutan).
  • Lebih berharga kulit musang ditempat sampah daripada Rajaputra tidak mampu mempertahankan tanah leluhur yang direbut orang lain (Mulyana kulit lasun di jaryan, modalna rajaputra antukna beunang ku sakalih).

“Sebagai orang Sunda, terutama kita yang lahir di kaki Gunung Galunggung agar berpegang teguh pada naskah Amanat Galunggung yang punya nilai luhur, terutama kaitannya dalam menjaga keutuhan negara kita NKRI.Kita tidak boleh mau diadu domba yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat dan keutuhan NKRI,”tuturnya

            Abah Anton juga  menjelaskan, bahwa Galunggung adalah siloka dari Galuh Hyang Agung yang bernisbat kepada Rama Agung dan Ibu Agung sebagai Galuh Hyang Agung yang bermakna  inti Leluhur Agung yaitu Maha Guru Rama Agung Watu Gunung Sang Hyang Hadama AS serta Maha Guru Ibu Agung Dewi Padma Wati Sang Hyang Hadara atau Nabi Adam AS dan Sayyidah Siti Hawa.

            “Adapun yang pertama pemegang amanat GALUH HYANG AGUNG adalah Maha Guru Rasi Pu Hun Galuh Hyang Agung , kemudian  Maha Guru Rasi Ratu Galuh Purwa  ,  Maha Guru Rasi Nur Sari Samarang Sang Hyang Ismaya ,  Maha Guru Rasi Kuncung Putih ,   Maha Guru Rasi Ratu Prabu Purba Kawasa ,  Maha Guru Rasi Ratu Raden Purba Kawasa ,   Maha Guru Rasi Ratu Prabu Surya Warman ,   Maha Guru Rasi Ratu Prabu Kerta Warman ,  Maha Guru Rasi Rakeyan Sancang ,   Maha Guru Rasi Ratu Prabu Sempak Waja   Maha Guru Rasi Ratu Prabu Darma Siksa.

            Pada bagian lain, tokoh masyarakat Jawa Barat   menyampaikan ” Bahwa saat ini yang namanya persatuan dan kesatuan bangsa kembali dipertanyakan, oleh karena itu tujuan diadakan kegiatan Sawala Budaya ini untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta spirit kebersamaan kepada para tokoh adat, tokoh budaya, dan tokoh seni di Jawa Barat supaya bisa menjadi Garda terdepan untuk menumbuhkan jiwa yang cinta tanah air, serta menumbuhkan rasa nasionalisme dengan mengedepankan toleransi sesama manusia agar bisa menangkal faham radikalisme yang tidak sesuai dengan pancasila, Membangun kekuatan dengan kedamaian, membangun kekuatan dengan kerendahan hati, kita bisa kuat kalau damai karena bagaimana mungkin bisa bekerja kalau tidak damai seperti yang terjadi di negara-negara lain”  

            Sebelum mengakhiri paparannya, Anton Charliyan yang mantan Kadiv Humas Polri ini meminta kepada para pelaku budaya, pelaku usaha, komunitas yang hadir agar memanfaatkan Sawala Budaya bersama BRI Tasikmalaya yang mengupas berbagai persoalan di masyarakat. ”Dengan adanya Sawala Budaya ini, maka  diharapkan dapat mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Tatar Sunda, terutama masyarakat Tatar Sukapura. Dengan adanya Sawala Budaya BRI Tasikmalaya ini diharapkan pula memberikan luang dan peluang kepada para pelaku budaya, karena melibatkan stakeholter seperti keterlibatan Bank BRI, Dinas Indag Kab.Tsikmalaya, KADIN Kab.Tasikmalaya dan dinas/instansi lainnya yang siap membantu berbagai pelatihan maupun peluang lainnya demi kemajuan Tasikmalaya di berbagai sektor.”ujarnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan rasa syukurnya “Alhamdulillah dengan dukungan dari BRI, Indag dan Kadin Kab. Tasikmalaya, khususnya untuk budayawan kini pemerintah lewat Rumah BUMN siap membantu budayawan budayawan dalam melaksanakan kegiatannya, baik itu dari segi sarana prasarana maupun dari soft skill dan permdoalan. Uuntuk sarana dan prasarana kini Indag Kab. Tasikmalaya telah menyediakan gedung di Pamoyanan Ciawi yang dapat digunakan selama 24 jam untuk kegiatan masyarakat khususnya warga Kab. Tasikmalaya. “paparnya

Sementara dari kADIN dan BRI, mereka siap menampung masyarakat yang ingin mendapatkan pelatihan pelatihan skill, seperti menjahit, bordir, membuat bedog, dan lainnya dengan kapasitas 30 orang perbulan. Bahkan dari pihak KADIN ada program magang ke Jepang, dimana masyarakat yang mendaftar akan dilakukan pelatihan Bahasa Jepang selama 6 bulan, lalu disalurkan ke Jepang untuk magang selama 3 tahun. Setelah 3 tahun diharapkan bisa menerapkan ilmu yang di dapat selama di Jepang dan mengaplikasikan di lingkungan sekitar. Kemudian  dari pihak Bank BRI  siap membantu untuk biaya keberangkatan, dan membantu permodalan UMKM yang dimiliki oleh budayawan Di Kab. Tasikmalaya baik melalui KUR maupun Rumah BUMN. (REDI MULYADI/ LUKMAN NUGRAHA, SP)***