oleh

Anton Charliyan Bersyukur, Acara Deklarasi Forum Silaturahmi Sunda Sadunya Berlangsung Sukses

Kab.Tasik, LINTAS PENA

Karena khawatir adanya pihak pihak tertentu yang ingin memecah belah NKRI, terutama melalui budaya  dan sejarah seperti yang belakangan ini muncul, maka mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN pun menggelar acara “Deklarasi Forum Silaturahmi Sunda Sadunya” di Taman Wisata Batu Mahpar Kec.Leuwisari pada hari Kamis 20 Februari 2020. Kegiatan deklarasi yang dibacakan oleh Pembina FS3 (Forum Silaturahmi Sunda Sadunya)  Marsekal Madya (Purn) H.Dede Rusamsi,SE,MM tersebut berlangsung sukses sebagaimana diharapkan.

Sekitar 2.000 orang yang hadir terdiri dari tokoh Sunda maupun budayawan serta masyarakat dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat, sejumlah kyai dari beberapa pondok pesantren, juga kesultanan dari Banten, Demak, Yogyakarta, Makassar bahkan ada yang dari luar negeri seperti Amerika, Swedia dan Malaysia. Juga tampak hadir Bambang dari Kementerian Indag, Kepala Kesbangpol Jawa Barat Dr. H.Herri Hudaya, Sekda Kab Tasikmalaya Dr.H.Muhammad Zen dan para pejabat tamu undangan lainnya.

Acara deklarasi ini bertepatan dengan launching Geopark Nasional Indonesia serta peresmian Museum Galunggung dan Perpustakaan Islam Malik Al Hindi,serta Museum Bumi Awi Maharani.

“Selain sebagai ajang silatuirahmi orang Sunda dari berbagai daerah hingga yang ada dari luar negeri, acara ini pun sebagai salah satu upaya untuk menjaga  warisan budaya leluhur. Silaturahim ini diawali dengan sebuah renungan bahwa sekarang banyak sekali yang ingin memecah belah budaya, khususnya kesundaan dan kejawaan. Hari ini kita sedang menghadapi yang disebut untuk menghancurkan bangsa, hancurkanlah budayanya. Untuk menghancurkan bangsa, kaburkanlah sejarahnya,”ungkap Anton Charliyan.
Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan menjelaskan latar belakang terbentuknya Forum Silaturahim Sunda Sadunya (FS3) yang dipimpinnya, antara lain karena belakangan ini muncul sekelompok orang yang mengklaim dirinya raja. Tak terkecuali di Tatar Sunda seperti  munculnya Sunda Empire dan King of The King.

Menurutnya, acara silaturahim yang diselenggarakan F3S ini diawali dengan sebuah renungan bahwa sekarang banyak sekali yang ingin memecah belah budaya, khususnya kesundaan dan kejawaan. Hari ini kita sedang menghadapi yang disebut untuk menghancurkan bangsa, hancurkanlah budayanya. Untuk menghancurkan bangsa, kaburkanlah sejarahnya,“Fenomena tersebut muncul untuk memecah belah bangsa, melalui budaya dan mengaburkan sejarah. Fenomena tersebut sekaligus sebagai tantangan lanjutan dari upaya memecah belah bangsa dengan “senjata” agama. Bagi saya, apapun bentuknya, gerakan pemecah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mesti ditangkal.”jelasnya.

Sementara itu, Pembina F3S Marsekal Madya (Purn) H.Dede Rusamsi,SE,MM, mengatakan bahwa pembentukan Forum Silaturahmi Sunda Sadunya (FS3) ini tidak ekskusif kedaerahan, tetapi tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. “Bahkan FS3 memiliki tugas moral sebagai bagian dari bangsa Indonesia untuk ikut mensosialisasikan 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI serta Bhineka Tunggal Ika. Dalam hal ini, kami akan ikut menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan mensosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada orang Sunda sedunia.”jelasnya

Selain itu, lanjut pria kalem mantan Wakasau, FS3  juga memiliki tugas moral untuk memelihara dan membangkitkan kebudayaan Sunda sebagai warisan leluhur. Termasuk tatanan sejarah yang sudah ada selama ini.”Eksistensi dan wibawa Sunda harus tetap terjaga. Salah satunya adalah menangkal munculnya Kerajaan Fiktif yang bisa merusak tatanan budaya dan sejarah yang sudah ada.”kata Dede Rusamsi  seusai acara deklarasi

Pada kesempatan itu, Sekda Kab.Tasikmalaya Dr.H.Mohammad Zen,M.Pd mewakili Bupati H Ade Sugianto,S.IP mengungkapkan, bahwa Pemkab Tasikmalaya mengapresiasi acara pengukuhan dan deklarasi Forum Silaturahmi Sunda Sadunya, Launching Geopark Nasional Galunggung, Museum Galunggung dan Perpustakaan Islam Malik Al Hindi. “Kami berharap, semoga pengukuhan dan deklarasi Forum Silaturahmi Sunda Sadunya ini, dapat menyatukan kita dalam membangun dan mempererat rasa kekeluargaan, jiwa kebersamaan, ikatan silaturahmi antar sesama komunitas masyarakat Sunda tanpa membedakan status kedudukan, golongan, agama, politik maupun ras, sehingga ini tentunya mempunyai misi senantiasa melestarikan kebudayaan Sunda maupun berbagai nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Sunda.”ungkapnya.

Kemudian   berkaitan dengan launching Geopark Galunggung menuju Geopark Nasional, Mohammad Zen menjelaskan, bahwa Kabupaten Tasikmalaya tercipta sebagai salah satu daerah yang memiliki sejumlah daya tarik wisata, potensial yang tersebar hampir diseluruh wilayah Kabupaten Tasikmalaya, baik itu daya tarik wisata alam, wisata budaya, kuliner, wisata religi maupun berbagai peninggalan sejarah serta warisan alam lainya.

Gebyar deklarasi “Forum Silaturahmi Sunda Sadunya” tersebut   diisi pagelaran beragam kesenian Sunda, termasuk penabuhan beduk oleh Sekda  Muhammad Zen, kemudian atraksi pengambilan bambu petuk dan terakhir berziarah ke makam keramat Walahir yang tak jauh dari Taman Wisata Batu Mahpar.

Seusai acara, Anton Charliyan mengucapkan terima kasih kepada seluruh tamu undangan,” Hatur nuhun pisan ku kasumpinganana ka acara Deklarasi Forum S3 & Peluncuran Geopark Galunggung , hatur punten pisan bilih dina panampian kirang utami,  kalih jalanna Acara masih seueur pisan kakiranganana, mugia tali silaturahim urang Sadayana sebagai Ki Sunda tiasa langkung ngahiji , saiket sabeungkeutan, tiasa langkung kompak keur ngajaga lemah cai.. Sunda Ngahiji Indonesia Mandiri , Sunda Bersatu Indonesia Maju.”pungkasnya.(REDI MULYADI/ LUKMAN NUGRAHA,SP)**  

Komentar