Kota Tasik, LINTAS PENA
Ketika ditemui di kediamannnya Jln Simpang Lima, tokoh masyarakat Sunda kelahiran Tasikmalaya Abah Anton panggilan akrab Irjen Pol (Purn) Dr.H. Anton Charliyan,MPKN tampak menyimpan rasa kesal, jengkel bercampur aduk. Selidik punya selidik, Abah Anton memang sedang kesal terhadap ucapan yang dilontarkan tokoh Betawi Ridwan Saidi yang suka nyeleneh. Kali ini dia menyebut di Ciamis tidak ada kerajaan sehingga pernyataan tersebut kini menjadi polemik di masyarakat
“Bung Saidi kami amati bung ini sudah 2 kali bikin gara gara dengan masyarakat Sunda. Saya ingatkan dengan sangat , tolong jangan sakiti saudara saudara kami, warga Sunda untuk kedua kalinya. Sekali lagi jangan sakiti saudara saudara kami warga Sunda untuk kedua kalinya, “ungkap Abah Anton
Mantan Kapolda Jabar ini mengakui, memang ilmu sejarah adalah ilmu sosial yang dinamis, tapi Ridwan Saidi diminta jangan asal jeplak saja kalau bicara tentang sejarah, “Karena masalah sejarah ini tidak hanya sekedar sebuah Science, tapi didalamnya sudah bercampur dengan kehormatan, harga diri prestise , kebanggan, nasab keturunan, mithos , legenda , dan kepercayaan kepercayaan yang masih kuat hidup ditengah tengah masyarakat Indonesia , seperti nama Prabu Siliwangi di Jawa Barat , Sisinga Mangaraja di Sumut, Patih Gajahmada di Jawa dll, sehingga bila ada suatu temuan barupun harus super hati hati”katanya,
Bijak dan santun dalam menyampaikanya, menurut Anton Charliyan, seseorang boleh saja punya pendapat yang berbeda, “Ya, kita hargai perbedaan tsb ; tapi jangan juga merasa yang paling benar, dan paling pinter sendiri, sekarang kitapun sebagai masyarakat Sunda boleh juga bertanya ?, Sampai dimana sih kadar kesahihan & kebenaran pendapat yang Bung Ridwan Saidi sampaikan tsb ??? ,Apakah sudah teruji pasti Kebenaran dari sisi akademisnya, dan apakah sudah diakui kajianya tsb oleh publik/ masyarakat akademisi ? Jika belum, yaaa jangan kaya asap, asal cuap saja.Apalagi Bung Saidi katanya dikenal sebagai Budayawan Senior, yaaa caranya yang santun dan berbudaya dong, sehingga bisa jadi teladan bagi budayawan budayawan muda. Jangan justru makin tua sepertinya Bung ini makin nyeleneh dan kontroversi aja. Kami juga mengingatkan dengan sangat jangan buat masyarakat sunda yang dikenal ramah dan santun ini dibuat marah..!! Orang sabar kalau sudah marah tidak akan ada yang bisa nahan lho..!!”paparnya
“Untuk itu saya mohon degan hormat Bung Saidi segera minta maaf kepada masyarakat Sunda. Ingat bung, ini pesan pesan saudara kami kepada Bung; Kahade silaing ulah sakali sakali ngahudangkeun maung keur hees, bisi dikerekeb siah…”pungkasnya. (REDI MULYADI)***