oleh

Anton Charliyan Dampingi Cawapres KH Ma’ruf Amin di Acara Hari Santri Nasional 2018

Kota Tasik, LINTAS PENA

Puncak peringatan Hari Santri Nasional Ke-3 Tahun 2018 di wilayah Priangan Timur dihadiri Cawapres KH Ma’ruf Amin, Menkopolhukam Jenderal TNI (Purn) Dr.H.Wiranto, SH, MH Wakil Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum PKB Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si atau dikenal Cak Imin,   Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj , Gubernur Jawa Barat H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M. U. D , Pangdam III/Siliwangi,  Kapolda Jawa Barat, Ketua PWNU Jawa Barat beserta jajaran, para tokoh ulama, Forkopimda Jawa Barat, Wakil Bupati Tasikmalaya H.Ade Sugianto,S.IP, Wakil Walikota Tasikmalaya Drs.HM.Yusuf , tokoh masyarakat Jawa Barat Irjen Pol Purn.Anton Charliyan,MPKN serta lautan santri yang terus berdatangan ke area kegiatan.

Dalam lawatannya ke Tasikmalaya, Cawapres KH Ma’aruf Amin tak luput didampingi tokoh masyarakat Jawa Barat kelahiran Tasikmalaya, yakni Irjen Pol.(Purn) Dr.H. Anton Charliyan,MPKN terutama saat berkunjung ke Pondok Pesantren Cipasung Singaparna. “Sebagai tuan rumah, saya tentunya harus mendampingi Pak KH Ma’aruf Amin yang mengikuti kegiatan halaqah ulama dan kiai se Jawa Barat di Ponpes Cipasung pimpinan  . Pak KH Abun  Bunyamin Ruhiat,”ungkapnya seusai makan siang bersama dengan KH Ma’arif Amin.

Anton Charliyan mengaku bersyukur, karena selama pelaksanaan Hari Santri Nasional Ke-3 Tahun 2018 yang bertempat  di Lapang Dadaha Kota Tasikmalaya berlangsung aman terkendali, tertib dan kondusif. “Alhamdulillah dalam pelaksanaan Apel besar Hari Santri Nasional di Kota Tasikmalaya aman dan kondusif meskipun melibatkan ratusan ribu santri  dari wilayah Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar, serta beberapa daerah di wilayah Priangan Timur.”jelasnya

Ketika dimintai komentarnya tentang Hari Santri Nasional, Anton Charliyan yang selama ini sering blusukan ke pondok pondok pesantren bersilaturahmi ke para ulama dan santri, mengungkapkan bahwa Santri adalah generasi penerus yang tidak hanya agamis tapi intelek. “Bangsa yang besar dibelakangnya ada santri yang selalu berdoa dan berusaha,”pungkasnya.(REDI MULYADI)***

Komentar