oleh

Anton Charliyan: “Isi Prasasti Batu Tulis Bogor Adalah Sebuah Konsep Prabu Siliwangi Dalam Mencegah Banjir dan Bencana Alam”

Oleh:  Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN (Pemerhati Sosial, Budaya dan Sejarah)

FENOMENA banjir diawal tahun 2021 ini terjadi dimana mana, hampir di seluruh wilayah Nusantara kita ini seperti  di Pamanukan Subang Jabar, Jakarta , Semarang,  dll. Juga di luar Pulau Jawa. Begitu sangat mengkhawatirkan dan  memprihatinkan, karena sudah banyak rumah yang Hancur, korban yang meninggal , barang barang  lenyap ludes seketika dst… Apalagi dimasa Covid 19  ini, ibarat sudah jatuh, ketimpa tangga pula. Jadi penderitaan rakyat ini..makin hari makin bertumpuk & makin menyedihkan.. Lalu dengan kondisi ini, apakah kita akan tetap berpangku tangan saja. ? Tidak tergerak untuk bisa ikut andil menyelamatkan situasi dan keadaan yang sedang kita hadapi bersama? .Tentu saja tidak ….!!!

Terus kira kira bagaimana cara yang paling tepat memecahkan semua masalah ini….??

Untuk hal tsb , kalau kita mau belajar, mau  menggalli dan mau bercermin dari sejarah masa lalu, bagaimana para leluhur kita dahulu  mengantisipasi dan  mencegah banjir khususnya di Tatar Pasundan …  Tidak harus mencari jauh jauh ke luar negeri  .., karena ternyata untnk antisipasi banjir dan bencana alam tsb, sudah ada dg jelas didepan mata, tertera dalam sejarah peninggalan Raja Pajajaran di Prasasti Batu Tulis Bogor.Prasasti yang sangat dikenal dalam buku buku sejarah tapi tidak pernah dikaji isi prasasti tsb dengan seksama. Bahkan terkadang kita semua melupakan isi prasasti tsb, yang sesungguhnya sangat luar biasa maknanya dan masih sangat relevan utk bisa dilaksanakan pada masa kini.., Adapun isi dari prasasti tsb adalah :

* Wangna pun ini sasakala .Prebu Ratu Puranepun.. …

* Diwastu Diya Wingaran Sribaduga Maharaja Ratu Haji Di Pakwan Pajajaran Seri Sang Ratu Dewata.

* Pun Ya Nu Nyusuk Na Pakuan …..

* Ya Sia Ni Nyiyan ;

– Sasakala Gugunungan

– Ngabalay

– Nyiyan Samida

– Nyiyan Sa (Ng)H Talagarena Mahawijaya… Sangkala 1455 tahun Saka

Yang artinya al ;

* Semoga Selamat ini Tanda Peringatan Sang Prabu ….

* Dinobatkan dg nama Sribaduga Maharaja Ratu Aji di Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.

* Dialah yg membuat PARIT Pakuan ….

* Dialah yg membuat Tanda Peingatan berupa :

– Gunung Gunungan

– Membuat jalan dari batu / undakan

– Membuat hutan kota/ hutan lindung   pohon Samida

– Membuat TELAGA  Rena Mahawijaya ….

Sangkala 1533 M…

Disini terlihat jelas dalam prasasti bahwa kalimat pertama diawali dg ini adalah : TANDA PERINGATAN. AGAR SELAMAT ….

Adapun Selanjutnya ; yang sudah membuat parit , yang jelas parit tsb salah satu fungsinya adalah sebagai Tempat Penyaluran Air bila terjadi hujan atau banjir, disamping berfungsi sebagai Parit Pertahanan Perang.. Tentunya parit tsb sangat lebar, diperkirakan lebarnya minimal bisa mencapai 5 sd 10 M tidak seperti parit parit/ gorong gorong yang ada sekarang ini. Bisa kita bayangkan bila di Jakarta atau di tiap  kota besar punya parit sebesar itu.. saya yakin banjir banjir yang ada sekarang ini bisa diantisipasi dengan lebih cepat..

Kemudian bisa kita lihat yang selanjutnya telah membuat gunung gunung gunungan ini punya berbagai penafsiran,; ada yang mengartikan sebagai  PENGHIJAUAN ada pula yang mengartikan sebagai  Bukit Buatan Pelindung &  Penahan Bencana dan lainnya

Adapun arti Ngabalay MEMBUAT JALAN DARI BATU.. tentunya agar jalan tsb bisa meresap/ menyerap air hujan sehingga tidak tergenang ..

Kemudian  membuat HUTAN  KOTA hal ini jelas sejali fungsinya, dimana konon kabarnya Hutan Samida tsb sekarang telah menjadi Kebun Raya Bogor .Hutan kota terbesar di Indonesia.yang tentunya saja akan sangat bermanfaat untuk mencegah banjir.

Terakhir yang sudah MEMBUAT TELAGA sebagai  bendungan/ kanal penampung air, bila suatu waktu terjadi air berlimpah dimana sungai sudah tidak sanggup menampung  maka ada telaga /danau yg sudah siap menampung.

Dari analisa tsb diatas, bagainana kira kira bila setiap kota besar di Indonesia bisa mengikuti konsep seperti yang sudah dicanangkan oleh Sribaduga Maharaja di Pradasti Batu Tulus Bogor tsb. Menurut pendapat   para pembaca ? Akan amankan dari banjir dan bencana longsor ? Jika saya berpendapat 99.9 % dijamin bisa antisipasi banjir dan bencana alam…

Menurut saya, bahwa Pradasti Batu tulis ini merupakan suatu konsep tanda peringatan yg sangat spektakuler. Bisa kita bayangkan konsep tsb dibuat pada masa pemerintahan Dribaduga Maharaja  tahun 1482 M – 1521 M . (,dikodifikasi 1533 M ).dimana pada masa itu penduduk manusia masih sedikit , Bangunan masih terbatas,  hutan masih rimbun , tanah masih kuat .pepohonanpun masih hijau… sudah terpikir yang sangat VISIONER  jauh kedepan

, makanya tidak mengherankan gelarnya saja Sri Baduga.. yang mampu Menduga jauh kedepan.. Seorang Raja yang betul betul  visioner..Tidaklah berlebihan bila menyandang gelar juga sebagai Prabu Siliwangi yakni Raja Yang Harum Namanya, sebagai  Pelopor Pertama Konsep Penataan Pembangunan Berwawasan  Lingkungan Hidup di Nusantara bahkan tidak menutup kemungkinan bisa yang pertana juga di dunia berdasarkan fakta Artefak sejarah yang tercatat ada…

Dimana gubernur gubernur masa kini saja, .bisa kita saksikan sendiri belum tentu mampu melaksanakan  sebagaimana yang sudah dibuat dan diingatkan Raja Pajajaran di abad ke 15 yang lalu…

Memang sebuah peringatan yang sudah usang dan kuno, tapi bisa kita saksikan dan analisa sendiri ternyata masih sangat relevan bila dilaksanakan pada masa kinipun juga…

Semoga kita semua terhindar dari bencana banjir , Apalagi bila pemimpin pemimpin kita mampu mengikuti & melaksanakan isi dari Prasasti Batu Tulis Bogor tersebut. Semoga.(***)

Komentar