oleh

Anton Charliyan : “Karawang Sebagai Kota Perjuangan Sekaligus Kota Seni dan Budaya Sunda”

Karawang, LINTAS PENA

Dlm rangka memperingati Hari Jadi Karawang  Ke 387 tahun 2020, kali ini LSM Lodaya berinisiatif menjadi pemangku tunggal untuk menggelar acara Tradisi Ngaruwat Getih Karawang. Walaupun dibayang-bayangi suasana Covid 19. acara tersebut bisa berlangsung dengan sukses, tentu saja dengan tetap memperhatikan prosedur protocol kesehatan 3M dengan agak super ketat.

Acara Ngaruwat Getih Karawang tersebut dipusatkan di lokasi Goa Dayeuh Desa Tamansari Pangkalan dilaksanakan malam hari dengan menggelar acara Ruwatan Wayang Golek sambil menampilkan seni budaya khasv yang lainya , dimana wilayah tersebut  termasuk daerah pinggiran kota sekitar 30 menit dari pusat kota. Hal tersebut dimaksud agar perayaan HUT Karawang kali ini bisa dinikmati masyarakat pedesaan. Pada kesempatan itu tampak hadir pula  Sekda Karawang Drs H Acep Jamhuri mewakili Bupati, Wa Henhen dari Jagabaya Lingamanik, para tokoh budaya dan pemuda Karawang.

“Dalam kesempatan tsb diundang salah satu tokoh nasional pemerhati budaya Irjen Pol ( Purn ) Dr H Anton Charliyan MPKN mantan Kapolda Jabar dan Kadiv Humas Polri yang sekarang lebih akrab di panggil sebagai Abah Anton. Beliau diundang sebagai salah satu perwakilan para tokoh dan sesepuh Sunda Jawa Barat,”jelas Kang Nace Permana SE S.Kom,

Dalam  sambutanya, Abah Anton  menyampaikan beberapa hal antara lain : bahwa Kerawang itu merupakan sebuah wilayah yang punya peran strategis, unik dan multi komplek di Tatar Sunda ini. Karena   yang pertama merupakan kota tua yang sangat bersejarah, dengan ditemukanya Candi Jiwa sebagai candi tertua di Nusantara di Desa Batujaya Cilamaya. Peninggalan Tarumanagara pada abad ke 4 M. ( lebih tua dari Candi Dieng jateng, yang teridentifikasi dibangun pada abad ke 8 ,  yang selama ini dianggap sebagai candi tertua di Indonesia )

Kedua, Karawang sebagai Kota Religius    karena Pesantren Tertua di Indonesia pun berawal dari Karawang dari Syech Quro sekitar tahun 1428. Pesantren tersebut sudah ada sebelum   para wali datang ke Nusantara. Ketiga, Karawang sebagai  Kota Perjuangan  karena Peristiwa Rengas Dengklok lokasinya di Kerawang juga. Tidak akan ada Deklarasi Prolamasi 17 Agustus 1945, tanpa adanya Peristiwa Rengas Dengklok. Keempat, bahwa Karawang dikenal sebagai  Kota Seni dan Budaya  yang terkenal, kota tempat lahirnya Seni Tari Jaipongan. makanya Karawang lebih populer dengan julukan sebagai Kota  ” Goyang Karawang ” yang menjadi kebanggaan. Kelima, bahwa Karawang sebagai Kota Dagang dan Industri level nasional.  Dari dulu dikenal sebagai   lumbung padi Jawa Barat dan sekarang pun sebagai  Pusat Kawasan Industri Strategis Nasional, makanya cocok dengan Nama Karawang itu sendiri, yang sering disinonimkan dengan istilah Karo Uang atau Sarang Uang dll, yang artinya Gudang Uang, banyak uang atau sebagai tempat yang baik untuk mencari uang dan mencari rezeki.”papar Anton Charliyan

Acara berlangsung  meriah dan sukses.Ucapan dari seluruh aktivis budaya dan masyarakat Jawa Barat “ Selamat Milad untuk Kab Karawang yang ke 387 semoga ke depan bisa menjadi kabupaten terdepan di Jabar. Apresiasi yang tinggi kepada Ketua DPP LSM Lodaya Kang Nace Permana SE S.Kom, yang telah sukses menggelar acara Ngamumule Seni Budaya Leluhur Sunda, dengan Tema Ngaruwat Getih Karawang tahun 2020.” (REDI MULYADI)***

Komentar