Kota Tasik,LINTAS PENA
Pada hari Rabu (30/12/2020),Pemerintah secara resmi membubarkan FPI (Front Pembela Islam) dan tidak lagi mengakui ormas pimpinan Habib Rizieq Shihab itu. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, pemerintah tidak mengakui keberadaan FPI sebagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan organisasi. Keputusan pemerintah tidak mengakui keberadan FPI mengacu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 82/PUU-11/2013 tertanggal 23 Desember 2014. “Pemerintah melarang aktivitas FPI dan akan menghentikan setiap kegiatan yang dilakukan FPI, karena FPI tidak lagi memiliki legal standing baik sebagai Ormas atau sebagai organisasi biasa. Jadi tidak punya legal standing,” ungkap Mahfud dalam keterangan resmi yang disiarkan akun Youtube Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat
Dengan tidak adanya legal standing terhadap ormas FPI, maka Mahfud minta pemerintah pusat dan daerah untuk menolak semua kegiatan yang dilakukan FPI. Tak lama setelah itu, aparat TNI-Polri langsung menertibkan atribut di markas FPI Petamburan.
Ketika mengetahui FPI dibubarkan pemerintah, awak media ini menyempatkan diri menemui mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN untuk dimintai komentarnya. “Saya sangat mendukung terhadap pemerintah untuk membersihkan radikalisme, intoleransi, dan neokom karena dinilai sangat meresahkan masyarakat. Bukan hanya FPI, tetapi anasir anasir lainnya yang dapat mengganggu keutuhan NKRI,”ujarnya
Inilah saat yang paling tepat , lanjut Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan , bahwa negara bersih bersih bersikap tegas terhadap gololongan radikal , intoleran dan gololongan neokom. “Saat inilah yang paling tepat. Demi kehormatan bangsa dan negara. Dalam situasi yang sangat sulit akibat situasi pandemi covid 19 , yang berdampak terhadap segala aspek kehidupan terutama aspek ekonomi. Seharusnya seluruh komponen bangsa bahu membahu , semua ikut berjuang bersama sama membantu pemerintah. Eeeh . …ini malah ada sebagian kelompok masyarakat yang kita tahu merupakan comunitas yang selama ini dikenal sebagai kelompok Intoleran, dengan gagah perkasa mencoba melanggar aturan , yang selama ini dengan susah payah, pemerintah coba terapkan dan tegakan kepada masyarakat untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari pandemi penyakit yang sangat membahayakan yang sudah nyata nyata memakan korban jutaan jiwa .”paparnya
Dia mengatakan, aturan ini malah mereka labrak dengan sikap yang sangat arogan, dengan alasan klise : umat dan agama , malah terkesan menyepelekan negara , menyepelekan aparat aparat negara . Bahkan TNI POLRI pun diejeknya didepan publik tanpa tedeng aling aling. Seakan akan dialah yang paling hebat paling aku, paling kuasa paling besar, paling benar dan paling agamis.
“Bersih bersih ini bukan hanya terhadap kelompok yang radikal dan intoleran saja tapi terhadap kelompok manapun termasuk terhadap kelompok neo komunis yang mungkin saja secara diam diam sudah mengintip ngintip ingin juga merongrong NKRI dengan cara dan gayanya sendiri.. “pungkas Anton Charliyan yang sering blusukan ke pondok pondok pesantren ini semasa menjabat Kapolda Jabar. (REDI MULYADI)***
Komentar