oleh

Anton Charliyan Terusik Pernyataan Budayawan Ridwan Saidi Soal Kerajaan Tarumanagara Itu Fiktif

Kota Tasik, LINTAS PENA

Salah seorang tokoh masyarakat yang peduli terhadap seni dan budaya Sunda, Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN mengaku terusik dengan pernyataan Budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menyebutkan, bahwa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Tarumanagara adalah  fiktif alias tidak ada.

“Saya akui, Bapak Ridwan Saidi memang mempunya hak untuk berpendapat. Namun, saya mohon dengan segala hormat kepada Bapak Ridwan Saidi agar meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sunda Banten dan Sumatera Selatan , terkait pernyataanya yang mengatakan bahwa KERAJAAN SRIWIJAYA DAN KERAJAAN TARUMANAGARA ADALAH FIKTIF…”

Anton Charliyan mengatakan, pendapat Ridwan Saidi yang asal bunyi (asbun) semacam itu dengan menyebutkan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Tarumanagara adalah fiktif tersebut, bukan hanya akan menimbulkan polemik, tetapi juga sekaligus menyakiti masyarakat Jawa Barat-Banten dan seluruh masyarakat Sunda yang ada di Nusantara.”Pak Ridwan Saidi agar berhati hati dalam menyampaikan pendapat yang menimbulkan polemik dan tidak mendasar. Apalagi beliau itu seorang budayawan,”ungkapnya.

Mantan Kapolda Jabar ini mengaku terusik, karena   baru-baru ini Ridwan Saidi mengatakan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Tarumanagara adalah  fiktif. Ridwan berpendapat anggapan bahwa Tarumanagara itu kerajaan di Jawa Barat disebabkan kekeliruan arkeolog  Poerbatjaraka dalam membaca beberapa prasasti di Jawa Barat. Menurut Ridwan, tidak pernah ada kerajaan bernama Tarumanagara di Jawa Barat. Adapun Raja Purnawarman yang dikenal sebagai Raja Tarumanagara, menurut Ridwan adalah Raja Khmer (Kamboja), bukan raja di Tatar Sunda.

Dengan adanya pernyataan Ridwan Saidi tersebut, maka Anton Charliyan angkat bicara dan menegaskan, kerajaan Tarumanagara bukan fiktif. Senbab,  Kerajaaan Tarumanagara pernah berjaya di Tatar Sunda (Tanah Pasundan) dan bahkan banyak prasasti yang mendukung keberadaan Kerajaan Tarumanagara. Salah satunya adalah Prasati Ciaruteun yang isinya berbunyi : Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarmman,Raja di negeri Taruma,Raja yang gagah berani di dunia. “Prasasti ini menunjukkan adanya kerajaan yang kekuasaan nya di ibaratkan Dewa Wisnu .Kemudian dari sisi bahasa Lingustik juga merupakan bahasa sangsakerta Sunda kuno yang ditulis dengan huruf palawa. Dalam prasasti tersebut terdapat 2 telapak kaki yang mana tanda telapak kaki ini juga ditemukan dalam prasasti kerajaan-kerajaan di Tatar Sunda antara lain Prasasti Kawali peninggalan Prabu Wisnu Kencana dari Kerajaan Galuh,” paparnya.

Lebih jauh Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan, adanya Prasasti Tugu yang dtemukan di tepian Kali Cakung, Koja, Jakarta Utara juga menegaskan keberadaan Kerajaan Tarumanagara. Prasasti itu berbunyi sebagai berikut :”Dahulu sungai yang bernama candrabraga telah di gali oleh maharaja yang mulia dan memiliki lengan kencang serta kuat yakni Purnnawarman,unyuk mengalirkannya ke laut,setelah kali(saluransungai) ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke 22 dari tahta yang mulia Raja Purnnawarmman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja,(maka sekarang) dia pun menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai dan berair jernih Gomati namanya,setelah kali(saluran sungai)tersebut mengalir melintas di tengah-tengah tanah kediaman yang mulia sang Pendeta Nenekala (Raja Purnnawarman).Pekerjaan ini d mulai pada hari baik,tanggal 8 paro gelap bulan dan di sudahi pada hari tanggal ke 13 paro terang bulan Caitra,jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya.,sedangkan saluran galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana di sertai 1000 ekor sapi yang di hadiahkan”.

“ Prasati Tugu  ini menunjukan bahwa Maharaja Purnawarmman telah membuat kali sebagai saluran sungai yang menghubungkan dengan laut di daerah tersebut. Tulisan prasasti ini juga sama dengan Prasasti Ciganiang di Kecamatan Manjul, Pandeglang yang menyatakan bahwa Raja Purnnawarmman adalah Raja yang Agung berani dan menjadi panji dari para Raja yang lainnya. Seluruh bukti itu menunjukan bahwa Kerajaan Tarummanagara itu betul-betul ada dan bukan fiktif, Bahkan keberadaan Tarummanagara ini pun juga ada di dalam sumber sejarah luar negeri dalam berita Dinasti Tarumanagara di kenal sebagai To-lo-mo yang utusannya telah datang ke negeri China pada tahun 528 dan 535 M. Demikian juga berita Dinasti Tang pada tahun 666 dan 669 M, sebab telah datang juga utusan dari To-lo-mo ke Dinasti Tang dimana di tahun-tahun tersebut memang merupakan masa pemerintahan kerajaan Tarummanagara di Tatar Sunda sesuai catatan Wangsakerta,” papar Anton Charliyan.

Karena itu, lanjut Anton Charliyan, dirinya mengaku terusik dengan pernyataan Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyebutkan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Tarumanagara itu adalah fiktif alias tidak ada.”Fakta sejarah jelas ada, koq dibilang fiktif? Pak Ridwan Saidi jangan asal bicara….”pungkasnya. (REDI MULYADI)***

Komentar