Kota Tasikmalaya,LINTAS PENA
Belakangan ini muncul wacana penggantian nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda dengan berbagai “argumentasi” alasan, sehingga menjadi perbincangan hangat di sejumlah WA Group, tentunya menimbulkan pro dan kontra di kalangan tokoh masyarakat “Sunda” Jawa Barat.
Karena saking penasarannya, LINTAS PENA MEDIA Group pun meminta komentar Irjen Pol (Purn) Dr H Anton Charliyan,MPKN mantan Kapolda Jabar yang termasuk salah seorang tokoh masyarakat Jawa Barat di rumah kediamannya, “Setelah Sumpah Pemuda kita telah berikrar Berbangsa satu Bangsa Indonesia , kemudian setelah Proklamasi 17 Agustus kitapun telah berikrar pula membentuk satu kegara yakni NKRI. Dalam arti tidak lagi mengedepankan ego ego kedaerahan. Tanpa mengurangi kebesaran dan eksistensi keberagaman berbagai suku yang ada di Bumi Nusantara ini.makanya semboyan kita Bhineka Tunggal Ika berbeda beda tetapi tetap satu.”jelasnua
Menurut Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan, hal tersebut salah satunya diwujudkan dalam pembentukan awal nama nama propinsi yang ada di wilayah NKRI . Telah disepakati para fuonding father kita; Tidak berdasarkan atas nama sebuah suku atau etnis, tapi berdasarkan nama pulau pulau besar. “Karena bila berdasarkan suku ; di Nusantara ini ada sekitar 700 suku. Berarti harus ada 700 propinsi. Karena jika tidak , hal tsb akan menjadikan kecemburuan bagi suku lain yang tidak jadi nama propinsi. Maka lahirnya Propinsi diambil dari nama pulau besar misal : Pulau Sumatera menjadi Sumatera Utara tidak bernama Provinsi Batak, Sumatra Barat tidak jadi Provinsi Minang . Sumatera Selatan tidak jadi Provinsi Palembang. Begitu juga dengan Kalimantan yang sukunya macam macam , ada Dayak, Banjar, Melayu.Tionghoa, dll. Jiika nama provinsi atas dasar nama suku mana kira kira yang akan dijadikan Provinsi Dayak. Melayu atau . Banjar .karena di tiap wilayah suku suku tsb tersebar hampir merata, sehingga sudah jadi wilayah yg dihuni oleh Suku yg Multi Etnis,
Demikian halnya dengan Jawa Barat, lanjut Abah Anton, yang walaupun dominan suku Sunda tidak otomatis harus jadi Provinsi Sunda. Karena di Jawa barat itu juga sejak dulu sudah jadi wilayah yang Multi Etnik. Ada Sunda, jawa, Melayu , Cirebon dll, Penamaan dg kata Jawa bukan Berarti sbg simbol suatu Suku atau Etnik tertentu.Tapi lebih kepada Nama Pulau tsb, yakni : “Pulau Jawa” Masa nanti ada Nama Provinsi jawa Timur tapi tidak ada Jawa bagian Baratnya ???. Jakarta pun tidak jadi Provinsi Betawi. Maluku tidak jadi Prov Ambon.dst. Bali juga jadi Prov Bali bukan karena nama etnisnya tapi karena nama pulaunya.” Bali ” .
Kemudian dengan Riau, Babel.dst. termasuk Aceh. Lampung, Banten bukan atas nama etnis atau suku, tapi atas dasar nama daerah atau wilayah tsb yang memang bernama itu .“Sekarang saya Tanya ??? ; Provinsi mana di Indonesia ini yang dinamai atas nama etnis atau suku tertentu…? Saya rasa TIDAK ADA kan.. !! Kenapa demikian?
Karena bila hal tsb digunakan akan rawan munculnya egocentris kesukuan yang berlebihan. Saya yakin nanti Indonesia Bberpotensi akan jadi 700 provinsi. Sudahlah jangan mempermasalahkan suatu masalah yang bukan masalah. “tutur mantan Kadiv Humas Polri ini
Lanjut dia, masih banyak hal lain yang lebih bermanfaat selain hanya mempermasalahkan atau keinginan untuk ganti nama. Masalah Covid. masalah kemiskinan , pengangguran dan seribu masalah yang lain. “Justru dengan Nama baru berdasarkan nama etnis tsb akan memunculkan masalah baru yang tidak sederhana. Yang akan mengancam rasa persatuan dan kesatuan, menjadi rasa persatean.dan kesukuan.Yang akan menjadikan NKRI makin terpecah pecah. Makin tersekat sekat ,terjebak dengan semangat kesukuan menuju kearah stereotif etnik negatif.”tuturnya
Anton Charliyan yang penggiat seni dan budaya Sunda itu mengaku sepakat
dengan pendapat para pakar yang lain sebelumnya , bahwa berbicara Sunda bukan hanya sekedar sebuah suku, bahasa atau etnik tertentu. Tapi lebih besar dari itu..”Sunda merupakan sebuah sejarah yang masih menjadi misteri , Sunda merupakan sebuah ajaran , bahkan Sunda merupakan sebuah peradaban besar dimasa lalu.. makanya ada nama Sunda land , Sunda besar; Sunda Kecil. Selat Sunda. Gunung Sunda Purba dll. Bahkan nama Sunda ada tersebar di berbagai negara di belahan dunia ini. Sunda bukan hanya sekedar sebuah teritori atau nama wilayah saja. Tapi nama Sunda jauh lebih besar dari itu… Jangan kerdilkan nama Sunda ini dengan hanya sekedar menjadi nama sebuah provinsi…Nanti malah kualat deh….”pungkas nya sambil tersebut. (REDI MULYADI)***