KOTA TASIKMALAYA—Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional khususnya di wilayah Jawa Barat, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang terpilih, Kang Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan langsung tancap gas, dengan membagikan alat pertanian berupa cangkul kepada para petani.
Pada hari Kamis 5 Desember 2024, Kang Dedi Mulyadi membagikan cangkul yang dititipkan melalui Anton Charliyan selaku Ketua Dewan Pertimbangan Timses RANCAGE kepada Paguyuban Petani Aren Jawa Barat pimpinan Abah Eyon Rusyana di rumah kediaman mantan Kapolda Jabar ini Jln Kapten Naseh No 8 Simpang Lima Kota Tasikmalaya .
”Alhamdulillah, Kang Dedi Mulyadi – Kang Erwan Setiawan menitipkan cangkul untuk sibagikan kepada para petani khususnya yang berada di wilayah Priangan Timur. Pada bulan Desember 2024 ini hujan sudah mulai turun dan saatnya para petani menggarap lahan sawah mereka sebagai upaya mendukung dan mewujudkan program ketahanan pangan nasional, terutama di Jawa Barat.”ujar Abah Anton, panggilan akrab Anton Charliyan
Kepada tim awak media LINTAS PENA MEDIA Group, Anton Charliyan menjelaskan, bahwa dalam program pasangan DERMAWAN (Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan) yang mengusung jargon “Ngurus Lembur Menata Kota” soal ketahanan pangan itu ada di program Penataan Ruang Berbasis Budaya Lokal dan Pemberdayaan Pertanian dan nelayan.
“Soal ketahanan pangan akan dimulai dari keluarga. Jadi setiap individu akan dibudidayakan dulu sebagai masyarakat pertanian berbasis kultur dan berbasis geospasial.Misalnya Cianjur dikenal sebagai daerah menanam pagi ya akan lebih diberdayakan menanam padi. Baik penanaman padi di sawah maupun padi di huma. Misalnya daerah pantai yang memiliki banyak tanaman kelapa akan diberdayakan kelapanya. Itu dimulai dari basikal warga, agar warga itu cinta bertani dan menanam, dengan apa dengan cara membudayakan warga menanam apotik hidup dan sayur sayuran yang dibutuhkan setiap hari, seperti tomat cabai, bawang daun dan apotik hidupnya.Bagaimana kita ingin membiasakan ketahanan pangan kalau daya pertaniannya tidak dibangun,”. ujarnya
Abah Anton menjelaskan pula, selama ini Jawa Barat dikenal sebagai lumbung pangan tidak saja nasional bahkan ditingkat dunia. Tidak hanya tradisi menanam pagi, tradisi merawat, menyimpan hasil panen juga sudah dikenal di masyarakat Jawa Barat. Bahkan di pusat-pusat kebudayan dan desa adat Sunda, seperti di Ciptagelar, Sinaresmi, Sukabumi mengenal model penyimpanan dan bank padi bernama Leuit (lumbung padi) mereka bisa bertahan selama 150 tahun tak perlu menanam padi.
Sedangkan terkait peran Jawa Barat dalam Kawasan aglomerasi yang akan mengarahkan kawasan itu sebagai Kawasan Smart City. ”Saya lihat, Kang Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan lebih mengarah kepada pembentukan Desa Mandiri, desa yang bisa memenuhi pangannya sendiri. Sambil mengembangkan birokrasi efisien yang berbasis digital.”pungkasnya.(REDI MULYADI)***
Komentar