Oleh: Prof.Dr.Juajir S. Kertanegara,SH,MH (Presiden Pusat Penguatan Lumbung Desa dan Kelurahan Indonesia)
SANGKAN paraning dumadi adalah pemaknaan filosofis dan spiritual orang Jawa terhadap hakikat keberadaan manusia yg harus dipahami secara penuh dan menyeluruh. Konsepsi philosofis jawa ini esensinya merupakan inti dari berbagai ajaran agama yg perlu diwujudkan dalam sikap dan budi manusia yg secara pribadi saya menekankan pada Dimensi Budi Manusia yang terefleksi pada Panca Budi Karana. Jika panca budi ini telah bersemayam di dalam jiwa manusia maka sejatinya manusia tersebut telah mengamalkan konsepsi Sangkan Paraning Dumadi (dari mana, untuk apa, dan mau kemana?)
Panca Budi Karana yang saya maksud adalah lima budi manusia yang meliputi:
1. Budi terhadap diri sendiri;
2. Budi terhadap sesama manusia;
3. Budi terhadap leluhur:
4. Budi terhadap alam jagat raya; dan
5. Budi terhadap sang Maha Pencipta, Tuhan seru sekalian alam.
Untuk menyebarkan nilai pemaknaan philosofis yang terkandung di dalam “Sangkan Paraning Dumadi”, maka saat ini saya sedang menuangkan kontemplasi saya dalam bentuk tulisan sebagai refleksi pengembaraan spiritual yang nantinya akan menghadirkan sebuah buku yang saya beri judul: “Menembus Ruang Tak Berbatas (Perenungan, Pencarian, dan Pencerahan atas Kesejatian Hidup).
Tulisan tersebut mengungkap kilas balik manusia yang kehilangan jati dirinya sehingga kehadirannya telah mengingkari kodrati “Manunggaling Kawulo Gusti”. Bahwa manusia yang kehilangan jati dirinya pastilah tidak memahami hakikat “Sangkan Paraning Dumadi”, dan dengan demikian manusia tersebut berada dalam ketersesatan hakikat kehidupan, dan manusia tersebut tidak mengenal dirinya sehingga diapun tidak akan dapat mengenal tuhannya.
Semoga tulisan saya dapat mengisi kegersangan ruang budi manusia yang semakin parah.
Makassar, 2021
Komentar