oleh

Asep Suherman ,SH.,MH: “Belajar Tidak Mengenal Batas Usia”

Kab.Tasikmalaya LINTAS PENA

Ada ungkapan yang menyatakan “Belajar di waktu muda bagai mengukir di atas air-Belajar di waktu tua bagai mengukir di atas air” Itulah petikan lagu trend pada tahun 80-an yang dipofulerkan salah satu orkes melayu El Suraya pimpinan Ahmad Baki.

Sebenarnya, ungkapan ini untuk memotivasi anak muda agar giat belajar dalam menuntut ilmu,masa muda hendaklah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan.

Namun,bukan berarti orang yang sudah memasuki usia senja sudah lepas lenggang  jawabannya untuk menuntut ilmu tak ada alasan untuk  tidak belajar di usia senja tidak ada kata terkambat. Dunia pendidikan sudah lama mendengungkan istilah long life education (pendidikan seumur hidup)

Hal ini dibuktikan oleh Asep Suherman SH.,MH seorang kader Advokat Tasikmalaya kelahiran 3 September 1960 warga Kampung Sukagalih Desa Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya yang telah lulus S1 dari Sekolah Tinggi Hukum Galunggung (STHG) Tahun 2017-2018 dan Insyaa Alloh lulus S2 pada tahun 2022 ini.

“Alhamdulillah saya sudah mengukuti kegiatan PKPA angkatan IV Tahun 2022 yang diadakan oleh IKADIN PERADI Kerjasama dengan Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT). Saya berharap, semoga bisa menhadi titik awal masuk dalam keluarga besar advokat dan bisa mengikuti ujian advokat yang berkualitas, juga bisa membuat lebih dekat dengan para senior dan rekan rekan advokat yang telah ada.”ungkap Asep Suherman,SH,.MH kepada LINTAS PENA hari Sabtu 22 Juli 2022 usai menghadiri Inagurasi (malam keakraban) di kegiatan Pendidikan Khusus Profesi  Advokat (PKPA) Angkatan ke IV Tahun 2022.

Adapun  yang membuat dirinya semangat menimba hingga bisa meraih S2 dan bercita cita sebagai advokat ,yakni untuk menegakan dan membantu orang lain dalam mencari keadilan sebagai profesi yang linier dengan izasah hokum, Asep suherman SH.,MH berharap dengan bantuan profesionalnya menjadi kesempatan beramal kepada masyarakat.

            “Saran saya jadi seorang mahasiswa itu harus memiliki kefasihan dua hal yaitu yang pertama fasih dalam menulis dan yang kedua fasih dalam orasi.Untuk menggapai kefasihan itu tidak ada jalan lain selain banyak membaca . Sepandai apapun otak kita kalau tidak pernah membaca,sulit memahami pemahaman yang mendalam. Sebaliknya, sebodoh-bodohnya orang jika ada kemauan dengan banyak membaca saya yakin suatu saat pasti pandai” jelas suami dari Ai Erna Erlianti dengan tiga putri tercintanya Silvi Anggraeni,Fitri Fertiwi dan Astri Holisatul Kamilah juga cucunya yang bernama Arsila Purnama Faujiah dan Akila Kaira Faujiah.

“Semua yang saya capai terntunya tidak terlepas dari  dukungan dan motivasi sang istri tercinta,anak-anak,guru,dosen,pembingbing terkhusus kami  saya sampaikan terima kasih kepada Direktur STHG DR.H.Nana Suryana S.Sos.,SH.,MH,Ketua IKADIN PERADI Jeni Tugistan SH.,MH,Agoes Rajasa Siadari SH,dan yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah ikhlas menyalurkan ilmunya kepada saya.Memang benar riya dalam ibadah kurang baik, tetapi riya dalam ilmu dapat dijadikan motivasi untuk terus belajar dan semangat.Mohon doa dari semua semoga saya bisa mengamalkan ilmu yang saya miliki dengan baik dan bermanfaat bagi orang banyak pungkasnya.(ADE BACHTIAR ALIF)*