oleh

Giat Bahas Stunting, BKKBN Jatim Ditargetkan Turun 14% Tahun 2024

JATIM, LINTAS PENA. BKKBN Jatim (Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Timur) menggelar kegiatan sosialisasi, advokasi dan kie acara bangga kencana beserta mitra pada pondok pesantren (ponpes) Segoro Agung Kab. Mojokerto. sabtu (18/12/2021).

Hadir pada program, deputi adpin BKKBN sentra, drs Soekaryo Teguh Santoso, M.Pd., direktur kie BKKBN sentra, Eka Sulistia Ediningsih, S.H., plt kepala perwakilan BKKBN provinsi Jawa Timur, Waluyo Ajeng Lukitowati, S.St., M.M., & Komandan Kodim Kab. Mojokerto.

BKKBN Jatim deputi bidang adpin dalam acara itu memperlihatkan bahwa jumlah penduduk Jawa Timur
adalah 40.665.696 (40,6 juta) jiwa. keliru satu tantangan yg akan pada hadapi merupakan fenomena triple burden, yaitu meningkatnya jumlah penduduk balita, remaja dan lansia.

Menurut Teguh, info-info pembangunan sumber daya insan misalnya masih tingginya prevalensi , perkawinan usia belia, angka kematian mak & angka kematian bayi, jua perlu mendapat perhatian secara masif, lantaran sebagai faktor penghambat buat dapat menikmati insentif demografi secara maksimal.

“Indonesia merupakan keliru satu negara menggunakan prevalensi yang cukup tinggi dibandingkan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. tahun 2019, prevalensi di indonesia merupakan 27,6%, merupakan 1 dari 3 balita indonesia menderita stunting. angka ini mengakibatkan indonesia berada dalam urutan ke-4 negara dengan nomor tertinggi di global. sedangkan angka prevalensi di Jawa Timur tidak terpaut jauh dari nasional, yakni 26,86%,” kata teguh mantan kaper BKKBN Jatim ini.

BKKBN Jatim Teguh menunjukkan merupakan gangguan pertumbuhan & perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis & infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting umumnya ditandai menggunakan tinggi badan pada bawah standar. Stunting tidak dapat disembuhkan dan berdampak seumur hidup.

“Banyak sekali kajian menunjukkan akan membawa tiga konsekuensi yaitu; pertumbuhan fisik kurang optimal, perkembangan kognitif terhambat sehingga secara akademis kurang berprestasi, dan mengakibatkan rentan terhadap penyakit. artinya anak stunting menghadapi resiko lebih besar buat tumbuh menjadi dewasa yang kurang berpendidikan, kurang sehat, dan cenderung mempunyai pendapatan yang rendah secara finansial,” lanjutnya.

Pandemi yang tak kunjung usai juga mengakibatkan meningkatnya nomor kemiskinan. banyak famili kehilangan pekerjaan, atau usahanya nir berjalan sebagai akibatnya mengakibatkan kekurangan uang. kondisi tersebut berdampak dalam berkurangnya ketersediaan & keterjangkauan famili akan makanan bergizi, terganggunya pelayanan kesehatan, dan perlindungan sosial pada anak sehingga dapat memicu meningkatnya angka sunting, bahkan kematian pada bayi dan balita.

BKKBN Jatim “disinilah lalu kiprah BKKBN melalui acara bangga kencana buat menaikkan kualitas asal
daya insan melalui perencanaan di tiap termin atau siklus kehidupan dengan baik. antara lain pendewasaan usia perkawinan & penyiapan kehidupan bagi remaja melalui program aliran (generasi berencana),” ungkapnya.

“Bagaimana menghindari kehamilan 4t (terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat, terlalu poly)? BKKBN mempunyai acara famili berencana & kesehatan reproduksi. bagaimana menyiapkan kehamilan dan merawat janin sejak 1000 hari pertama kehidupan. bagaimana pola pengasuhan anak yg baik melalui bersinar-sinar keluarga balita
& bersinar-sinar keluarga lansia,” terang teguh.

Dalam 25 januari 2021 presiden Joko Widodo memilih BKKBN sebagai ketua akselerasi penurunan menggunakan sasaran 14% secara nasional dalam tahun 2024. merupakan homogen – homogen sasaran penurunan angka stunting merupakan dua,lima%. tentu hal ini bukanlah hal gampang apabila melihat homogen- rata penurunan stunting dalam periode rpjmn 2015 – 2019 merupakan 0,3% per tahunnya.

“Sebagai salah satu bentuk komitmen buat meningkatkan kecepatan penurunan stunting, pemerintah lalu menerbitkan peraturan presiden (perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang akselerasi penurunan stunting. perpres ini jua berfungsi buat memperkuat kerangka intervensi yang harus dilakukan dan kelembagaan pada aplikasi percepatan penurunan stunting,” ungkapnya.

“Fungsi menurut BKKBN pada penurunan merupakan untuk melakukan intervensi sensitif melalui sosialisasi edukasi & pendampingan terkait penyiapan kehidupan berkeluarga, pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kehamilan, peggunaan alat kontrasepsi & pengasuhan anak terutama dalam periode penting, yaitu 90 hari jelang nikah, 270 hari kehamilan hingga 730 hari pasca persalinan.,” jelas Teguh.

Kesempatan itu direktur kie BKKBN & plt. kaper BKKBN Jawa Timur membicarakan materi kesehatan reproduksi
remaja, dan pentingnya persiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (pkbr) pada rangka akselerasi penurunan stunting, dan Komandan Kodim Kab. Mojokerto menyampaikan materi wawasan kebangsaan. (red)