oleh

“Belajar Dengan Hati”

Oleh : Cicin Solihati Fitria Firizki, S.Pd.SD.(Guru SDN Sukamulya Kota Tasikmalaya)

HATI sesungguhnya memiliki dua pengertian, yakni secara fisik dan spiritual. Secara fisik hati merupakan daging yakni organ tubuh manusia yang tersimpan dan terlindungi oleh tulang belulang. Hati terletak di dada sebelah kiri. Bentuk hati seperti buah shanaubar sehingga sering dikatakan hati sanubari. Pada daging terdapat lubang dan jaringan yang halus. Di dalam lubang atau rongga terdapat darah hitam yang menjadi sumber ruh.

Hati secara spiritual merupakan sesuatu yang halus, rabbaniyah ( keTuhanan), ruhaniah ( kerohanian) dan mempunyai keterkaitan dengan hati yang jasmaniah.

Apabila dikaji dengan fenomena kejadian yang terjadi pada waktu sekarang ini,  mengapa terjadi berbagai macam hal yang tragis dan sadis. Seperti kekerasan seksual, tawuran, geng motor dan kasus minuman oplos yang marak terjadi sekarang ini. Mirisnya lagi yang terlibat adalah anak–anak dibawah umur. Seolah-olah sudah tidak ada rasa malu dan rasa belas kasihan pada lingkungan sekitar.

Kita mulai dari hati, mendidik dengan hati. Karena hatia dalah generator bagi seluruh anggota badan. Kedudukan hati diantara anggota badan bagaikan raja ditengah kerajaan. Semua gerak-gerik anggota badan akan bergantung kepada hati sebagaimana gerak–gerik pasukan bergantung kepada raja.

Kita dapat merasakan apabila segala sesuatu dilakukan dengan penuh kesadaran hati semua akan terasa senang. Begitu pula dalam mendidik anak sebagai generasi bangsa. Anak akan merasakan suasana hati pendidik yang sedang mengajarnya di kelas. Tidak heran seorang guru dituntut untuk memancarkan aura kesenangan hati pada anak-anak didiknya. Karena peserta didik akan merasakan sensitivitas seorang guru. Peserta didik akan merasa nyaman, senang dan semangat belajar bila menyaksikan semangat dan keramahan gurunya. Meski guru juga sebagai manusia biasa yang mempunyai masalah pribadi. Tapi guru dituntut untuk dapat menjalani lakon yang  ceria, riang dan penuh semangat di kelas.

Teladan guru  sangat menentukan keberhasilan peserta didiknya. Bagaimana kita akan berhasil apabila mengajar tidak dengan sepenuh hati. Pendekatan dari hati kehati dengan peserta didik akan menciptakan keharmonisan dalam mendidik. Hasilnya pun akan kena ke dalam hati peserta didik. Peserta didik tidak akan segan menceritakan suasana hati yang mereka rasakan. Mereka akan bercerita tentang rasa senang, sedih dan keinginan serta cita-citanya. Apalagi peserta didik yang berada di kelas bawah, mereka akan senang bercerita dan cerita mereka dapat didengarkan oleh guru.

Nah, apabila kita dapat menyentuh bagian yang dasar yakni dari hati maka tidak akan mustahil akan menciptakan generasi yang saling mengasihi, menyayangi dan terhindar dari kekerasan secara fisik dan mental. Memutuskan matarantai kekerasan yang terjadi di sekitar kita, menciptakan rasa nyaman, harmonis diantara sesama. Semua diawali dengan niat di dalam hati kita masing-masing disertai penuh keikhlasan agar dicatat sebagai amal ibadah kita. Memberikan energi  yang positif bagi lingkungan sekitar, agar terwujud generasi bangsa yang berbudi pekerti, yang takut karena salah dan berani karena benar.(***)

Komentar