oleh

Bersabar dan Berserah Diri Kepada Allah SWT Ketika Kita Kehilangan Titipan Allah Yang Kita Cintai

Oleh: Ustadz Ruyatman Permana Al-Bantani (Mudirul Ma’had Ponpes Salafi Riyadhoh Kalam Syifa Banten) 083819339450

SEBAGAI orang tua, tentu perasaan sedih, jika kita kehilangan anak yang sangat kita cintai,  namun kita harus tetap menunjukkan sikap sabar dan tawakkal atau berserah diri sepenuhnya pada Allah Swt.

Karena ketika kita kehilangan anak , maka anak kita itu tetap dalam penjagaan dan perlindungan terbaik dari pemilik yang sebenarnya, Allah Swt, dimana pun anak tercintanya berada.

Insya Allah anak kita tidak akan kedinginan, kelaparan atau kekurangan apapun. Bahkan anak kita akan mendapatkan limpahan kasih sayang, karunia dan kebahagiaan yang tak pernah putus .

Begitu pula ketika kita kehilangan titipan Allah yang kita cintai , harus  selalu ikhlas atas musibah yang menimpa kita, boleh mengumandangkan  azan untuk melepas sesuatu yang hilang diambil oleh Yang Maha Kuasa ..

Seorang Muslim hendaknya selalu sabar, tabah dan tawakkal atas kehendak Allah Swt.Ketika kita kehilangan salah satu anggota keluarga, dapat menjadi salah satu contoh bagi saudara kita agar selalu sabar, tabah dan tawakkal atas kehendak Allah Swt.

Dari peristiwa kehilangan anak kita yang tetap sabar,  ini akan menjadi pengingat buat kita semua agar selalu berserah kepada sang pemilik kehidupan, Allah Swt.

Dalam surah Luqman ayat 34, Allah Swt berfirman:“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.”

(QS. Luqman: 34) .

Ayat ini memaparkan ada lima hal goib yang hanya diketahui Allah hakikatnya. Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang kapan hari Kiamat tiba; dan Dia yang menurunkan hujan pada waktu, tempat, dan kadar yang ditentukan-Nya; dan mengetahui apa yang ada dalam rahim, terutama jenis kelamin, karakter, dan sifat-sifatnya.

Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya atau didapatinya besok, namun mereka tetap wajib berusaha.

Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.

Sungguh, Allah Maha Mengetahui dengan ilmu-Nya yang mutlak dan tidak terbatas pada lima hal gaib tersebut, Maha Mengenal karena ilmu-Nya meliputi hal-hal lahir dan batin.

Pada ayat ini, perkara goib yang diketahui Allah yakni hanya Dia yang mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakan oleh seseorang esok harinya.

Kita sebagai manusia dapat merencanakan apa yang akan dikerjakan, namun semuanya itu hanyalah bersifat rencana saja.Jika Allah Swt menghendaki, pekerjaan itu akan terlaksana. Akan tetapi, jika Allah tidak menghendaki, tentu saja tidak sukar bagi-Nya untuk menghalangi terlaksananya.

Seseorang tidak mengetahui di mana ia akan meninggal dunia nanti. Apakah di daratan, di lautan, ataupun di udara. Apakah di negeri ini, atau di negeri yang lain. Hanya Allah saja yang dapat mengetahuinya dengan pasti.

Tawakkal adalah bergantung kepada Allah semata dan mengandalkan-Nya dalam segala urusan, karena Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta segala sesuatu, pencipta manfaat dan mudarat.Tidak ada yang mengenakan bahaya dan memberikan manfaat secara hakiki kecuali hanya Allah Swt.

Jadi jika seorang hamba telah meyakini hal itu dan memantapkan hatinya terhadap ketentuan Allah Swt serta selalu mengingatnya, maka dia akan terus mengandalkan Allah dan berserah diri kepada-Nya dalam urusan rezeki dan segala urusan yang lain serta akan menjauhi kecenderungan berbuat maksiat, terutama ketika berada dalam kesulitan.

Inti dari tawakkal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt dan percaya penuh kepada-Nya disertai melakukan sebab, usaha dan ikhtiar.

Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman mengutip perkataan seorang ulama yang memiliki makna: “Bekerjalah secara lahiriah dan bertawakal-lah kepada Allah secara batin. Seorang hamba meskipun bekerja, ia tidaklah mengandalkan pekerjaannya, akan tetapi dalam hal tercukupinya segala urusan, ia hanya bergantung kepada Allah. ”

Semoga apa yang disampaikan diatas dapat diambil manfaatnya dan kita semua menjadi orang-orang yang selalu bersabar dan bertawakal kepada Allah Swt.

Aamiin yaa robbal ‘alamiin .