Kab.Tasik LINTAS PENA.
Rajapolah adalah salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejak zaman baheula Rajapolah dikenal sebagai pusat kerajinan anyam-anyaman mulai dari anaym-anyaman dari bahan baku bambu, mendong dan eceng gondok.Dari bahan baku bambu, mendong dan eceng gondok menghasilkan hasil kerajinan anyam-anyaman berupa tikar, tempat penyimpanan barang, topi, tudung saji, bakul nasi dan lainnya. Disamping itu, dihasilkan pula berbagai barang cinderamata yang sangat unik dan menarik.
“Hasil dari anyam-anyaman masyarakat wilayah Kecamatan Rajapolah itu, sangat mudah ditemukan, karena banyak dipasarkan di pertokoan pusat kerajinan di ibukota Kecamatan Rajapolah. Sehingga, jika ingin membawa oleh-oleh sangat mudah untuk memperolehnya. Harganya pun terjangkau dan bervariasi tergantung barang yang diinginkan,”ungkap Ela Nurlaelawati ketua BKM Perkotaan Kecamatan Rajapolah kepada Lintas pena.
Dia juga menambahkan peresmian gedung,Gallery & workshop,hari Senin 25/01/2021, dengan anggaran batuan provinsi Jawabarat,juga orogran kotaku merupakan salah satu upaya strategis pemerintah,dalam rangka percepatan penanganan kawasan kumuh,dengan menggunakan sinergi pendekatan antara pembangunan infrasrtuktur, berbasis masyarakat serta penguatan peran pemerintah daerah yang berkolaborasi antara pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dikabupaten /kota Tasikmalaya.
Melalui BKM PWD Sukaraja bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan pemasaran kerajinan yang ada di wilayah Rajapolah,karena kegiatan anyam-anyaman di wilayah Kecamatan Rajapolah, banyak dilakukan oleh penduduk hampir di semua kampung yang ada di kecamatan Rajapolah. Misalnya saja di Kampung Pasir Huni, banyak pengrajin anyam-anyaman. Sehingga di kampung itu, banyak ditemukan hamparan tanaman mendong.
Anyam-anyaman itu, dipasarkan di Rajapolah dan ada juga yang dijual kepada para bandar untuk dipasarkan ke berbagai kota di Jawa Barat diantaranya ke Bandung, Cianjur, Bogor, Sukabumi, Jakarta dan sekitarnya.
Banyaknya penduduk Rajapolah yang menggeluti kerajinan anyam-anyaman, karena di sekitar tempat tinggalnyabanyak ditemukan tanaman bambu dan lahan pesawahan di sepanjang lereng perbukitan sangat cocok ditanami mendong. Bahkan terdapat pula budidaya tanaman eceng gondok.
Untuk akses infrastruktur pembangunan jalan dan workshop semua tidak terlepas dari penataan rumah dan sisi penghidupan masyarakatnya,juga dalam pelaksanaan program ini berjalan sesuai harafan,misalnya dalam segi bangunan tepat waktu tepat jumlah dan tepat kualitas terangnya. Ela Nurlela berharap kedepannya Gallery dan Workshop ini dapat dikelola dan berkolaborasi dengan dinas terkait,dengan tujuan untuk memajukan prodak unggulan yang dihasilkan KSM bisa dipasarkan secara layak,pungkasnya.(JOHAN ROHANI)*
Komentar