oleh

Blended Learning di Kelas IV SDN Sukalaksana Selama PJJ

Oleh : Tantan Hadiansah, S.Pd. ( Guru SDN Sukalaksana, Kel. Sukalaksana, Kec. Bungursari)

 

SURAT Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor : 443/Kep.102-Baghuk/2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Kota Tasikmalaya dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019, berdampak pada kebijakan penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya khususnya di SDN Sukalaksana, Kelurahan Suakalaksana, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.

Sebagai seorang guru, tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagamana mengemas pembelajaran di tengah situasi sulit akibat Covid 19 yang mengharuskan pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh. Menyikapi hal tersebut, saya mengoptimalkan pembelajaran dengan model blended artinya memfasilitasi peserta didik baik secara daring maupun luring tanpa bertatap muka secara langsung.

Mengutif pernyataan Semler (2005) :“Blended learning combines the best aspects of online learning, structured face-to-face activities, and real world practice. Online learning systems, classroom training, and on-the-job experience have major drawbacks by themselves. The blended learning approach uses the strengths of each to counter the others’ weaknesses”. Saya menafsirkan bahwa blended learning bisa menggabungkan berbagai pola pembelajaran yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Menjawab tantang kondisi saat ini yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh, saya merancang pembelajaran di kelas IV SDN Sukalaksana dengan memanfaatkan fasilitas daring seperti penggunaan Zoom Meeting untuk melaksanakan pembelajaran terutama dalam menjelaskan materi pelajaran, dan fasilitas google seperti google form untuk meberikan tugas atau evaluasi disamping tetap menggunakan grup What App. Hal ini tentu tidak bisa menyentuh seluruh siswa karena masih ada sekitar 30 persen siswa saya tidak memiliki fasilitas Hand Phone. Menyikapi hal tersebut, saya membuat diktat pembelajaran per hari dan disebar kepada siswa yang tidak memiliki fasilitas hand phone, sedangkan untuk pola penyampaian materi, saya optimalkan melalui mind maps hard copy.

Beberapa langkah dalam mengelola blended learning di kelas IV SDN Sukalaksana adalah sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi keadaan peserta didik melalui pencarian informasi dari guru sebelumnya sampai dengan riwayat orang tua.
  2. Mengelompokkan peserta didik yang memiliki fasilitas belajar daring dan yang tidak memiliki fasilitas.
  3. Merancang pembelajaran daring dan pembelajaran luring
  4. Memberikan pelayanan pembelajaran daring melalui pemanfaatan teknologi informatika dan kelas virtual
  5. Memberikan peayanan pembelajaran luring melalui pemberian video pembelajaran yang disebar daam grup WA kelas
  6. Memberikan hand out pembelajaran dalam bentuk mind map cetak

 

Blended Learning cukup efektif diterapkan di kelas IV SDN Sukalaksana meskipun banyak kekurangannya salah satunya motivasi peserta didik yang memang menurun mungkin karena kejenuhan terhadap keadaan, karena sebagian besar peserta didik tetap menginginkan sekolah tatap muka seperti dulu. Semoga pendemi ini cepat berakhir dan kita bisa lebih fokus dalam mepersiapkan generasi penerus bangsa.