DI SEBUAH desa yang terletak di kaki gunung, seorang pemuda bernama Jaya hidup dengan rasa kesepian yang mendalam. Ia memiliki hati yang penuh cinta, namun tak pernah bisa mengungkapkannya kepada wanita yang ia cintai, Rani. Setiap hari, Jaya melihat Rani dari kejauhan, tapi selalu merasa cemas dan takut untuk mengungkapkan perasaannya. Ia khawatir jika cintanya ditolak, semuanya akan berubah.
Suatu pagi yang tenang, saat Jaya berjalan di pinggir sungai, ia mendengar suara burung perkutut yang indah. Burung itu terbang rendah di atasnya dan hinggap di sebuah batu besar. Tanpa diduga, burung perkutut itu berkata, “Jaya, cinta yang tak pernah diungkapkan adalah cinta yang hilang. Tak ada yang bisa berubah jika kamu hanya berdiam diri dalam ketakutan.”
Jaya terkejut, tetapi kata-kata itu menyentuh hatinya. Ia menyadari bahwa selama ini ia telah menahan perasaannya karena takut akan kegagalan, padahal cinta yang tak diungkapkan hanya akan menjadi penyesalan. Ia bertanya-tanya, apakah dia siap untuk menghadapi ketakutannya.
Hari-hari berikutnya, Jaya mencoba mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengan Rani. Ia mulai menulis surat yang mengungkapkan perasaannya, meskipun ragu-ragu dan cemas. Setiap kali dia hampir menyerah, suara burung perkutut itu kembali terngiang di telinganya, mengingatkannya bahwa tidak ada perubahan tanpa keberanian untuk bertindak.
Pada akhirnya, di sebuah sore yang cerah, Jaya mengundang Rani untuk berjalan-jalan di taman. Dengan hati yang berdebar, ia akhirnya mengungkapkan perasaannya, meskipun dengan kata-kata yang sederhana. “Rani, aku… aku menyukaimu, dan aku ingin kamu tahu.”
Rani terdiam sejenak, lalu tersenyum lembut. “Aku sudah tahu, Jaya. Aku juga merasa hal yang sama.”
Jaya merasa beban di dadanya hilang, dan hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan. Burung perkutut itu terbang di atas mereka, seolah memberi restu pada cinta yang akhirnya diungkapkan.
Jaya menyadari bahwa kadang-kadang, untuk mencintai, kita harus berani membuka hati dan menghadapi ketakutan. Cinta yang tak terucap akan selalu terpendam, tetapi cinta yang diungkapkan adalah kebahagiaan yang sejati.
#Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata
Komentar