oleh

Burung Perkutut dan Petani Yang Ingin Mengubah Nasib  

PADA zaman dahulu, di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang petani bernama Suto. Suto adalah pekerja keras, tetapi hasil panennya selalu kurang memuaskan. Setiap tahun ia menghadapi kekeringan, hama, atau hujan lebat yang merusak tanamannya. Ia merasa nasibnya malang, dan semakin hari ia semakin kehilangan harapan. 

Suatu sore, saat sedang duduk di tepi sawah sambil memandangi ladangnya yang rusak, Suto mendengar suara kicauan burung yang lembut dan menenangkan. Ia mendongak dan melihat seekor burung Perkutut bertengger di atas pohon beringin yang besar. 

Suto berbicara kepada burung itu, “Wahai burung Perkutut, aku bekerja keras siang dan malam, tetapi hasilnya selalu mengecewakan. Mengapa nasibku begitu buruk? Bagaimana aku bisa mengubah hidupku?” 

Burung Perkutut itu menatap Suto dengan penuh rasa iba, lalu berkata, “Wahai manusia, nasib bukanlah sesuatu yang bisa diubah hanya dengan keluhan. Hidup adalah tentang bagaimana kamu menjalani perjalanan, bukan tentang hasil yang selalu sempurna. Aku hidup sederhana di alam ini, tidak pernah tahu apakah esok aku akan menemukan makanan, tetapi aku tetap bernyanyi setiap hari.” 

Suto terkejut mendengar jawaban burung itu. “Tetapi bagaimana aku bisa bernyanyi jika hidupku dipenuhi kegagalan dan kesulitan?” tanyanya dengan nada putus asa. 

Burung Perkutut itu menjawab, “Kegagalan adalah guru terbaik, wahai petani. Mungkin hasil panenmu gagal karena kamu harus belajar lebih banyak tentang tanah, air, atau cara bertani yang lebih baik. Atau mungkin alam sedang mengujimu untuk menjadi lebih tangguh. Jangan hanya bekerja keras, tetapi belajarlah dari alam. Amati, dengarkan, dan sesuaikan dirimu. Hidup tidak hanya tentang hasil, tetapi tentang proses dan pelajaran yang kamu dapatkan.” 

Suto terdiam, merenungkan kata-kata burung Perkutut itu. Ia menyadari bahwa selama ini ia terlalu terpaku pada hasil panennya tanpa benar-benar memahami tanah yang ia garap atau memperhatikan tanda-tanda alam. 

Keesokan harinya, Suto mulai belajar lebih banyak tentang bertani. Ia bertanya kepada petani-petani lain, membaca perubahan cuaca, dan mencoba teknik baru yang ia pelajari. Ia juga mulai menghargai setiap hal kecil dalam hidupnya, seperti keindahan matahari terbit di sawah, suara angin yang menenangkan, dan kebersamaan dengan keluarganya. 

Seiring waktu, hasil panen Suto perlahan membaik. Namun, lebih dari itu, ia merasa hatinya lebih damai. Ia tidak lagi tertekan oleh hasil, karena ia tahu bahwa setiap usaha yang ia lakukan adalah bagian dari perjalanan hidupnya yang berharga. 

Burung Perkutut itu tetap bernyanyi di pohon beringin, menjadi pengingat bagi Suto bahwa kehidupan yang bijaksana adalah tentang belajar dari kegagalan, menghargai proses, dan menemukan kedamaian di setiap langkah. 

KESAN DAN PELAJARAN:

Cerita ini mengajarkan kita bahwa nasib bukanlah sesuatu yang berubah hanya dengan keluhan, tetapi melalui pembelajaran dan usaha yang bijaksana. Kegagalan adalah bagian dari perjalanan hidup yang mengajarkan kita untuk lebih memahami diri sendiri dan lingkungan. Dengan menerima proses dan belajar dari kesulitan, kita akan menemukan kedamaian dan kebijaksanaan dalam setiap langkah hidup.

#Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata

#burung #burungperkutut #cerita #kisah #dongeng #cerpen #tahunbaru #akhirtahun #tahun2024 #sorotan #literasi #inspiratif #tahun2025