Bandung, LINTAS PENA
Pada hari Minggu (13/10/2019) siang, seluruh seluruh masyakat adat se Jawa Barat tampak kumpul ngariung di Kampung Rancage Cileunyi sekaligus mendeklarasikan perang terhadap radikalisme intoleransi , terorisme serta menolak agenda Habib Riziek untuk mengadakan pertemuan ulama di Bandung. Pada kesempatan itu dihadiri sekitar 100 tokoh dari Bandung , Sumedang, Sukabumi, Tasikmalaya, Karawang, Garut, Kuningan , Majalengka, Cirebon , Cianjur, Bogor, Ciamis dll.
Kumpulnya mereka semua menyatakan siap sebagai garda terdepan untuk membela NKRI dan siap menghadapi siapapun yang akan memecah belah bangsa..karena unutk menghancurkan bangsa hancurkanlah budayanya, dan hancurkanlah sistem kepercayaanya , jelas Wa Deden Pagar Nusa yang diamini Ki Boedi Al Masoem
Statment dari para pini sepuh jangan ragukan lagi nasionalisme, merah putih yang ada di masing dada kami, kelompok yang cinta budaya pasti akan lebih rasa cintanya terhadap tanah air, Saat ini mereka menyadari banyak comunitas yang mengatasnamakan agama, sekali lagi mengatas namakan agama, bukan benar benar beragama, berkedok ulama, berkedok Habib , yang sesungguhnya, bukan ulama bukan juga, habib tapi kenyataanya mengadudomba, memecah belah umat dan menyebar fitnah menjadikan suasana politik panas dan gaduh,
“Untuk itulah para sesepuh inohong masyarkat adat dan budaya Sunda se Jawa Barat berkumpul dan dengan tegas siap jadi garda terdepan untuk melawan radikalisme menyelamatkan Tatar Sunda Jabar, menyelamatkan NKRI.” tambah Abah Anton Charliyan.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Abah Anton Charliyan sebagai tokoh Jabar, Abah Yusuf dari Bandung, Abah Alam, Abah Guriang dari Sumedang, Abah Endin, Wa Deden Pagar Nusa, Ki Pamanah Rasa dari Sukabumi, Abah Asep, Keluarga Dalang Asep Sunandar, Jaga Lembur, Ki Boedi Al Masoem, Damas Jabar dan lainnya.
Abah Anton Charliyan yang mantan Kapolda Jawa Barat ini mengapresiasi berkumpulkan inohong masyarkat adat dan budaya Sunda se Jawa Barat sekaligus sekaligus mendeklarasikan perang terhadap radikalisme intoleransi , terorisme serta menolak agenda Habib Riziek untuk mengadakan pertemuan ulama di Bandung. “Bahkan seluruh masyarakat Jawa Barat dan Indonesia harus memerangi tindakan radikalisme, intoleransi , dan terorisme,”pungkasnya. (REDI MULYADI)***