Maumere, NTT, LINTAS PENA
Direktorat Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) RI menetapkan empat Sekolah Menengah Atas (SMA) milik Yayasan Mardi Wiyata Malang Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus (BHK) di Nusa Tenggara Timur yakni SMAK St. Thomas Aquino Weetabula Sumba Barat Daya, SMAK Frateran Podor Larantuka, Flores Timur, SMAK Frateran Maumere dan SMAK Frateran Ndao Ende sebagai sekolah Rujukan Nasional.
SMAK Frateran Maumere yang baru berusia 13 tahun hadir di Kabupaten Sikka, menurut Kepala Sekolah SMAK Frateran Maumere Frater M. Polikarpus,BHK penetapan sebagai sekolah rujukan, selain membanggakan tetapi juga tantangan.
“Usia SMAK Frateran Maumere kalau dibandingkan dengan tiga SMAK Frater lainnya di NTT masih tergolong muda. Karena dipercayakan untuk menularkan nilai-nilai positif dan menjadi pusat belajar bagi sekolah-sekolah imbas dan sekolah lainnya. Untuk itu kepada para guru, karyawan/ti dituntut bekerja keras dan bekerja pula dengan hati sejalan dengan motto “Smater Merasul Prestasi Terpatri,” kata Frater Poli pada Rapat Penilaian Akhir Tahun belum lama ini.
Menyinggung tentang Full Day School (FDS) yang telah dilaksanakan SMAK Frateran Maumere tahun 2017/2018 yang sebelumnya menuai pro dan kontra lambat laun telah menembus tantangan. “Pada awalnya zona nyaman para guru dan peserta didik terganggu bahkan jenuh akhirnya terlewati dengan baik karena segala sesuatu yang dijalani dengan hati akan indah,”tegas Biarawan Kongregasi Bunda Hati Kudus.
Kepada para guru Frater Poli mengingatkan untuk selalu berinovasi diri selaras zaman. “Para guru harus kreatif dan berinovasi. Kepercayaan yang diberikan untuk menjadi Sekolah Rujukan harus dijaga dengan baik dan dijalankan dengan penuh tanggungjawab,”tandas Frater Poli. ( YUVEN FERNANDEZ )****
Komentar