oleh

Djaman Sanjaya, Mulai Budidayakan Pohon Kayu “Tesek” Sulaiman Khas Gunung Merapi Yang Semakin Langka

POHON Kayu Tesek atau Tengsek  yang juga dikenal dengan nama Kayu Sulaiman atau bahasa latinnya Rhynchocarpa Monophylla Backer (Dodonaea viscosa)  . Pohon kayu tesek ini diyakini bertuah dan salah satu jenis kayu khas di kawasan Gunung Merapi Jawa Tengah. Karena itu tak mengherankan, jika kayu tesek ini banyak diburu para spiritualis atau paranormal maupun  para pengrajin gagang keris atau aksesoris seperti tasbih, gelang, liontin, mata cincin,once dll. Bahkan, tanaman yang disebut sebagai pohon bertuah  memiliki banyak manfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit medis dan non-medis. Ada pula yang menganggapnya sebagai tanaman herbal meski belum ada penelitian yang membuktikan khasiat tengsek.

            “Saya akui, kalau jenis Kayu Tesek dari kawasan Gunung Merapi banyak diminati para spiritualis/paranormal karena diyakini bertuah sebagai media syaerat, juga banyak dicari para perajin aksesoris terutama untuk membuat tasbih atau gelang karena kualitas kayunya juga bagus,”ujar Djaman Sanjaya, seorang petani muda sekaligus pelestari kayu kayu langka khas Gunung Merapi   di Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Boyolali, Jawa Tengah.

            Djaman Sanjaya mengatakan, bahwa pohon Kayu Tesek  merupakan tanaman yang langka. Dan di habitat aslinya, kini keberadaan tanaman ini semakin jarang dijumpai mengingat kondisi Gunung Merapi yang sering mengalami erupsi atau meletus. Akibatnya, banyak pohon Kayu Tesek yang berusia tua tertimbun oleh larva/lahar panas dari letusan Gunung Merapi tersebut.

            “Selain akibat erupsi Gunung Merapi yang memusnahkan pohon pohon Kayu Tesek yang sudah berusia tua,  juga pohon ini sudah semakin langka, karena jarang sekali orang yang berminat menanam. Selain karena harus menunggu bertahun-tahun agar tumbuh besar, bibit pohon ini juga semakin sulit didapat. ” jelas Djaman Sanjaya.

Djaman Sanjaya dan temannya yang melakukan pembibitan dan penanaman kayu tesek merapi

            Karena keberadaan pohon Kayu Tesek yang semakin langka terutama akibat tertimbun longsoran lahar panas itulah, maka Djaman Sanjaya bersama bersama sahabatnya Mas Acim (teman sejak kecil) di Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Boyolali mencoba untuk mengembangkan pohon Kayu Tengsek. Saat ini, dia sudah memiliki sekitar  ribuan bibit pohon Kayu Tesek yang siap ditanam dimana saja. Dia mulai mengembangkan pohon ini sejak beberapa tahun terakhir bersama Kelompok Konservasi Kayu Langka “KARYA MUDA” Gunung Merapi.

            “Sebagai pelestari, tentu saja kami peduli terhadap keberadaan kayu kayu langka yang ada di kawasan Gunung Merapi, dan salah satunya kayu tesek Sulaiman agar tidak punah. Karena itu, saya dersama rekan rekan pemuda Dukuh Gumuk Desa Mriyan berupaya turut melestarikannya, yakni dengan cara melakukan pembibitan dan pembudidayaan Kayu Tesek ini.”katanya

            Djaman Sanjaya mengakui, meskipun   tidak memiliki ilmu untuk membudidaya pohon ini, dia  tidak segan untuk selalu belajar secara otodidak. Berbagai referensi baik dari buku ataupun internet dibaca, kemudian dicoba. Baru beberapa bulan kemudian, dia berhasil membudidaya pohon  Kayu Tesek Gunung Merapi, dengan hasil memuaskan

Bukan hal mudah untuk membudidaya, karena Djaman Sanjaya harus mencari bibit pohon ini ke hutan lereng Merapi. Dia juga harus naik ke pohon untuk mengambil biji yang mirip biji selasih, untuk kemudian dilakukan pembibitan, perawatan dan dibudiyakan, yang nantinya ditanaman.  “Kami butuh bantuan modal untuk melalukan pembibitan, budidaya hingga penanaman di sejumlah daerah lereng Gunung Merapi, karena pekerjaan ini tentu saya menyerap tenaga kerja dan membutuhkan waktu selama perawatan. Kami membutuhkan uluran tangan dari pemerintah maupun pihak swasta,”katanya.

            Budidaya yang dilakukan Djaman Sanjaya dan kawan kawan ini murni swadaya dan menyerap tenaga kerja,khususnya saat mencari benih, pembibitan dan perawatan. Karena pembibitan Kayu Tesek ini tidak semudah pembibitan kayu jenis lainnya.

            Karena keuletannya, kini bibit pohon Kayu Tesek Merapi sudah tersedia di tempatnya. Dia menempatkan bibit itu di sebuah perkebunan yang tidak jauh dari rumahnya. Tingginya juga sudah mencapai 1 meter – 1,5 meter. .“Dari beberapa tahun lalu saya tidak pernah menjual bibit. Artinya, saya niatkan sedekah gunung. Jadi siapapun yang minta saya kasih,, dengan syarat harus jelas ambil ke rumah,di anam dengan baik,dirawat dan tidak dijual”tuturnya

            Djaman Sanjaya yang hobi mendaki sejumlah gunung ini menjelaskan, bahwa  Kayu Tesek memiliki guratan guratan ( garis seperti pelet pada kayu timaha ) yang indah. Garis hitam itu adalah getah resapan sari makanan yang membekas di batang pohon . Semakin tua sebuah pohon kayu Tesek maka semakin besar galih yang dimiliki . Tesek yang memiliki batang meliuk-liuk justru lebih sering memiliki galih yang lebih baik daripada Tesek yang berbatang lurus .

Pada umumnya, pohon Kayu Tesek memiliki ciri yaitu batangnya yang keras, berwarna hitam, namun memiliki bunga yang cantik. Bunga pada pohon itu mengalami tiga kali perubahan warna mulai dari warna hijau, merah keunguan, dan di akhir berubah menjadi coklat. Tengsek  memiliki ciri berbatang sangat keras, berwarna kehitaman,  memiliki bunga cantik yang mengalami tiga kali perubahan warna, mulai  hijau, merah keunguan, hingga terakhir berubah menjadi coklat. Tanaman ini berfungsi baik  sebagai penyimpan air tanah. Selain itu, kayu tengsek yang sangat keras dipakai untuk tasbih dan gagang keris.

Kayu tengsek biasa juga disebut kayu tesek, kayunya sangat keras dan seratnya lurus sejajar dengan batang, panjang dan rapat. Pohon jenis tengsek biasa ditemukan di daerah pegunungan berapi dan paling yang mempunyai kualitas bagus banyak ada di Gunung Merapi. Biasanya pohon ini tumbuh kerdil, hanya beberapa meter dari permukaan tanah, namun bisa mencapai ketinggian hingga 20 meter, tergantung dari kelestarian alam dan tanah yang ditumbuhinya.Batangnya bulat dan lurus, terbagi dalam dua jenis kayu tengsek yang ada di Jawa dibedakan dengan warna kulitnya. Jika warna kulitnya putih agak gelap sedikit adalah Kayu Tesek jenis biasa,.Sedangkan jenis lainnya adalah Kayu Tesek jenis gelap kelabu atau wulung. Kayu Tesek ini mempunyai warna kayu kelabu gelap dan apabila disimpan lama maka akan berubah menjadi hitam.,warna yang tidak galih putih dan yang galih coklat terlakadang ada yang hitam tapi yang hitam tenggelam di air sangat langka (kalau yang ngapung itu sudah tidak bagus/tidak berkwalitas/semi pembusukan) “kata Djaman Sanjaya mengakhiri obrolan.

DJAMAN SANJAYA HANDYCRAFTS

Nah, bagi yang membutuhkan aksesoris (gelang, tasbih, mata cincin/akik, tongkat jalan dll) dari bahan kayu bertuah  asli  kayu Jati Kluwih Sunan Kalijaga (Raden Mas Said) dan Jabeng Cokro Joyo (Sunan Geseng) , Kayu Tesek Merapi/Kayu Sulaiman Merapi,  Nagasari area Makam Kanjeng Panembahan Purboyo (Sayyid Abdul Ghoffar), Galih Johar, Galih Kalimosodo,Kayu Sekar Jagad Gunung Merapi, Kayu Lotrok Gunung Merapi, Kantil Merah,Galih Gandul Soko Tamanten Sendang Kasihan ,Galih Kayu Sisir Gunung Merapi,,Cokrogeni,Sekarjagat, Kayu Mawar Putih,Kayu Krincing Wesi, Kayu Wunglen Sltan Agung dan lainnya. Anda bisa menghubungi nomor  kontak Mas Djaman Sanjaya :081325307835

“Bahan kayu yang dibikinkan aksesoris itu hasil ngebolang sendiri dan saya kerjakan sendiri pula, sehingga keasliannya dijamin 100% asli, agar konsumen merasa puas, Bahkan, banyak jenis Kayu Tesek yang beredar dipasaran yang palsu, sehingga merugikan konsumen.”ungkap Mas Djaman Sanjayamengakhiri obrolan..(REDI MULYADI)***

Komentar