oleh

DPRD Kota Tasikmalaya Menggelar Rapat Paripurna Istimewa Peringatan Hari Jadi Ke-23 Kota Tasikmalaya

Tasikmalaya,LINTAS PENA – Pada Kamis 17 Oktober 2024,DPRD Kota Tasikmalaya menggelar Rapat Paripurna Istimewa Memperingati Hari Jadi Ke-23 Kota Tasikmalaya . Pada kesempatan itu tampak hadir Penjabat Walikota Tasikmalaya Dr. Cheka Virgowansyah, S.STP., M.E, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H.Aslim SH,M.Si, Wakil Ketua : H.Hilman Wiranata,S.Pd.M.Si,  Wakil Ketua Ustadz H.Heri Ahmadi,S.Pd.I dan Wakil Ketua  H.Wahid,S.Pd    beserta seluruh anggota DPRD Kota Tasikmalaya, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Tasikmalaya, sejumlah mantan Walikota dan Wakil Walikota, sejumlah calon Walikota dan Wakil Walikota Tasikmalaya yang ikut Pilkada 2024, para pimpinan instansi  vertikal di Kota Tasikmalaya, pimpinan Bank Indonesia,pimpinan OJK, pimpinan BUMN dan BUMD serta perysahaan swasta lainnya, para alim ulama, pemuka agama, pimpinan partai politik, tokoh masyarakat, seniman dan budayawan, pimpinan organisasi profesi, cendikiawan,veteran pejuang,pini sepuh, tokoh pemuda dan insan pers.

            Demikian dijelaskan Sekretaris DPRD Kota Tasikmalaya Dr.H.Rojab Riswan Taufik,S.Sos,M.Si kepada LINTAS PENA usai acara.”Alhamdulillah, pelaksanaan Rapat Paripurna Istimewa Peringatan Hari Jadi Ke-23 Kota Tasikmalaya Tahun 2024 berjalan lancar, aman dan kondusif sesuai harapan,”tuturnya.

Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom hasil pemekaran dari Kabupaten Tasikmalaya, kota ini terus berkembang dengan ambisi menjadi yang termaju di Priangan Timur. Namun, berbagai tantangan masih dihadapi, termasuk masalah keamanan dan sosial yang menjadi perhatian publik.

Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H. Aslim,SH,M.Si  menyoroti isu keamanan yang menurutnya semakin berkurang, terutama pada malam hari. Dalam pidatonya setelah rapat paripurna peringatan HUT ke-23 Kota Tasikmalaya, Aslim menyebut bahwa masyarakat mulai kehilangan rasa aman ketika beraktivitas malam. Dia mencontohkan kekhawatiran seorang pejabat yang mengaku tidak merasa aman keluar malam. ”Jadi, masalah keamanan ini penting dan perlu menjadi prioritas Pemerintah Kota Tasikmalaya”ungkapnya.

H. Aslim,SH,M.Si juga menyinggung perubahan perilaku sosial, khususnya di kalangan anak muda, yang dinilai sebagai pergeseran moral. “Kota Tasikmalaya, yang dulu dikenal dengan kesantunan dan keramahan, kini menghadapi tantangan maraknya geng motor,dan bahkan semakin meresahkan masyarakat Kota Tasikmalaya.Kondisi ini jelas  mencederai citra kota yang dijuluki “Kota Santri” dan seharusnya menjadi tempat yang nyaman. Karena itu, kami menekankan perlunya perbaikan serius dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat untuk mengembalikan rasa aman,mencegah makin maraknya geng motor, dan merusak tatanan moral generasi muda.”katanya.

Walaupun mengapresiasi langkah Penjabat Walikota Tasikmalaya Tasikmalaya . Pada kesempatan itu tampak hadir Penjabat Walikota Tasikmalaya Dr. Cheka Virgowansyah, S.STP., M.E  yang sudah mengadakan pertemuan dengan ulama untuk membahas permasalahan ini, H.Aslim,SH,M.Si mengingatkan pentingnya tindak lanjut konkret. “Pertemuan seremonial perlu diteruskan dengan aksi nyata yang melibatkan semua lapisan masyarakat,” katanya.

Dalam menanggapi kritik tersebut, Penjabat Walikota TasikmalayaCheka Virgowansyah,mengakui bahwa masalah sosial di kota ini bersifat kompleks dan multidimensi. Faktor ekonomi dan pendidikan turut memengaruhi situasi keamanan. “Program-program yang dirancang tidak hanya bertujuan meningkatkan ekonomi, tetapi juga membangun karakter masyarakat yang berakhlakul karimah,” jelasnya.

Lebih lanjut Cheka mengatakan, peningkatan ekonomi melalui kegiatan-kegiatan seperti event-event kota diharapkan mampu menciptakan aktivitas perdagangan yang lebih hidup dan berdampak positif pada keamanan.

Cheka juga menyoroti pentingnya pendidikan agama, khususnya bagi anak-anak usia sekolah, sebagai upaya membentuk karakter generasi muda. “Pemkot Tasikmalaya bahkan menyiapkan program apresiasi bagi anak yang mampu menghafal Alquran 30 juz sebagai salah satu bentuk dukungan penguatan moral,” ujarnya.

Selain isu keamanan, masalah kemiskinan masih menjadi tantangan yang perlu diatasi. Saat ini, masih 11,10 persen penduduk Kota Tasikmalaya berada di bawah garis kemiskinan. Namun, Cheka menegaskan bahwa tren penurunan angka kemiskinan menunjukkan perkembangan positif. “Dalam beberapa tahun terakhipersentase penduduk miskin turun dari 30 persen menjadi 10 persen, dengan tingkat percepatan penurunan yang termasuk tertinggi di Jawa Barat dan secara nasional. Penurunan tingkat kemiskinan dalam setahun terakhir mencapai 9,06 persen,menunjukkan komitmen Pemkot Tasikmalaya dalam memperbaiki kondisi sosial-ekonomi warga .” pungkas penjabat Walikota Tasikmalaya. (ADE BACHTIAR ALIEF/HUMAS DPRD/ADV)****

Komentar