oleh

Dzikir Adalah Penghasilan Sebuah Cahaya di Dalam Hati

Oleh: Ustadz Muhammad Rivai (Spiritualis Islami dan Alhikmah)

DZIKIR adalah penghasilan sebuah cahaya di dalam hati (Qalbu). Dan di kala berdzikir terkadang mendapat rasa panas yang dihasilkan oleh sebab darah yang dimasak dan dibersihkan. Tatkala sudah bersih dan suci maka bertempatlah dengan mudah cahaya-cahaya tersebut pada tempatnya.”

Ada banyak tingkatan Dzikir yang bertahap-tahapan dan cara pengucapan atau cara mempraktikkannya.

Menurut Ulama Sufi, apapun jalannya ada 3 metode Dzikir;

1) DZIKIR JASAD

Kalimahnya adalah “LAILAHA ILLALLAH”

2) DZIKIR HATI ATAU ROH

Kalimahnya adalah “HU ALLAH”

3) DZIKIR SIRR’ ATAU NURANI

Kalimahnya adalah “HU”

Dari ketiga bentuk atau metode Dzikir tersebut tidak ada yang melebihi atau lebih utama dari yang lain, kecuali kalimah “LAILAHA ILLALLAH”, sesuai dengan sabda Nabi saw.

Rasulullah saw bersabda;

“Sebaik-baik zikir adalah LAILAHA ILLALLAH”

(Tiada Tuhan selain ALLAH)

Jadi tidak ada ungkapan yang mengatakan bahawa tingkatan Dzikir yang tertinggi adalah “HU” atau “HU ALLAH”

Tetapi di dalam latihan atau riyadah kita harus melewati dulu bagaimana meresapi kalimah itu;

“ALLAH… ALLAH… ALLAH… atau HU ALLAH… HU ALLAH… yaitu Dzikir ROH kemudian belajar meresapi kalimah HU… HU… HU… yaitu Dzikir SIRR…”

HU ertinya “DIA” (Kias)

Jadi di dalam latihan kita belajar untuk meresapi dan belajar dahulu bagaimana melihat ALLAH swt dengan pandangan HATI.

Dzikir HU adalah Dzikir latihan atau riyadah yang bertujuan untuk memberi lebih mendalam kepada Dzikir Tauhid yaitu “LAILAHAILLALLAH”

Dzikir “LAILAHAILLALLAH” adalah Dzikir PENYAKSIAN.

Penyaksian disini adalah betul-betul menyaksikan ALLAH dengan HATI atau QALBU, faham dengan apa yang dilihatnya, bukan sekadar ucapan mulut kosong saja atau ucapan apa yang kita baca atau yang di ajarkan oleh guru-guru kita.

Tetapi sebelum kita mengucapkan kalimah “LAILAHAILLALLAH” terlebih dahulu kita betul-betul telah menyaksikan ALLAH dengan HATI atau QALBU, memahami dan merasakan kehadiran ALLAH lebih dekat dan lebih nyata dari wujudnya kita sendiri. Sehingga dengan penyaksian itu Dzikir kita jauh lebih mendalam.

Jika kalimah “LAILAHAILLALLAH” di umpamakan sebuah tubuh manusia, maka jantung daripada “LAILAHAILLALLAH” adalah kalimah “HU ALLAH”

Manusia tidak akan boleh memahami “LAILAHAILLALLAH” sebelum dia menyaksikan ALLAH.

Kalimah “LAILAHAILLALLAH” adalah kalimah MUKASSYAFAH, kalimah yang tersingkapnya hijab, terpandangnya Dzat KEAGUNGAN ALLAH.

Menyaksikan disini maksudnya adalah menyaksikan dengan HATI atau QALBU (Ain BASHIRAH) bukan dengan kedua biji mata kita.

BASHIRAH ini disebut sebagai yang tahu atas segala gerak manusia yang sangat Rahasia sekalipun.

BASHIRAH biasa menyebut diri (Wujud)-Nya adalah “AKU”

Untuk mencapai tingkatan penyaksian itu maka diciptakanlah metode atau cara jalan untuk mencapai maqam tersebut didalam dunia Hakekat atau dunia Tasawwuf dengan Dzikir HU ALLAH dan Dzikir HU.

Dan kedua Dzikir tersebut berguna untuk menghantarkan kembali ke sebaik-baik Dzikir yaitu;

“LAILAHAILLALLAH”

Jadi…

Jika masih ada orang luar yang bukan AHLI nya Tarekat, Hakikat, Ma’krifat, Tasawwuf dan Ahli Sufi yang mengatakan Dzikir HU ALLAH dan Dzikir HU sesat! itu adalah tuduhan yang salah, kerana itu adalah Dzikir riyadah atau latihan.

Kesimpulannya…

* Terbuka HIJAB yang pertama itu engkau dapat melihat aib dan kekurangan dirimu, Mengenal diri.

* Terbuka HIJAB yang kedua itu engkau dapat melihat akhirat lebih dekat daripada duniamu.

* Terbuka hijab yang akhir itu engkau dapat melihat ALLAH lebih dekat daripada dirimu. Sehingga engkau tidak melihat lagi dirimu dan alam ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda;

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk syurga”

(HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Nafsu Amarah : nafsu ini cenderung kepada tabiat badaniah,mendorong untuk berfoya foya dengan kelezatan duniawi dan kebirahian yang terlarang menurut syara,dan menarik menarik kearah kerendahan,disinilah segala akhlak yang tercela,nafsu amarah ini terdiri dari enam uraian yaitu Perjalanan Alamnya alam syahadah Tempatnya anggota tubuh Hal nya cinta kepada kejahatan Wiridnya syari’at

Sifat nya, jahil, kikir,sombong, tamak, dengki, takabur, pemarah, inilah suatu tingkatan yang umum bagi nafsu yang belum di latih secara sungguh sungguh.

Nafsu Lawamah : nafsu ini mendapat cahaya dengan cahaya hati,maka tunduklah ia kepada kekuatan akal sehat,namun kadang kadang ia membangkang terhadap desakan akal sehat itu,lalu timbul penyesalan dan jiwa nya merasa sedih,nafsu ini yang menyesali diri sendiri dan mencela kejahatan yang telah di perbuat

Alam nya alam barzah (alam misal)

Tempat nya dalam hati

Hal nya cinta kepada ibadat

Wirid nya thariqat

Sifat nya,mencela kejahatan dan menyesali berbuat kejahatan,kemudian senang berbuat kebaikan,namun tetap maksiat batin nya,yakni riya,ujub,takabur serta senang jadi pemimpin,karena masih mempunya setengah nafsu amarah.

Mugi Mugi manfaat dan berkah aamiin ya mujibassailiin

Barokalloh

كن صل على محمد

Salam Ukhwah Islamiyyah

Ustadz Muhammad Rivai juga menyediakan media syareat yang sudah jadi untuk berbagai keperluan seperti bibit uang asma’siji suro, beragam jenis batu akik dengan multi khasiat, tasbih laduni sunan kalijaga, gelang, tongkat, cameti ali, minyak karomah, buka aura, & kontak jodoh,  (jarak jauh/dekat insya Alloh hasilnya sama ), kitab kitab keilmuan dan lainnya. Bagi yang berminat bisa berkunjung langsung ke Majelis Dzikir dan Sholawat dengan alamat Dusun Banjar Anyar RT.13/02, Desa Banjar Anyar,Kec Taman Kab Sidoarjo Jawa Timur atau melalui kontak Telp/WA:  0858-5645-8801

Komentar