Oleh: Nita Krismania, S.Pd (Penulis adalah guru SDN Leuwikidang Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya)
DIKUTIP dari situs resmi Kemendikbud, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua siswa agar mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif ke masyarakat. AKM sendiri merupakan salah satu instrumen Asesmen Nasional (AN) yang kini menggantikan fungsi Ujian Nasional (UN) yang menjadi tolak ukur mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah.
Sebagai instrumen penilaian, Kompetensi Dasar murid yang diukur lewat AKM ini ada dua, yakni literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Hal ini menimbulkan kecemasan bagi para orangtua. Memang kecemasan tersebut bukan hal yang tidak berdasar. Pertama, AKM merupakan prosedur penilaian baru yang akan dilaksanakan siswa. Selain itu, seperti yang kita ketahui bahwa di masa pandemi ini hampir satu tahun lamanya siswa di semua jenjang pendidikan mayoritas melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Diakui atau tidak proses dan hasil pembelajaran yang dicapai tidak seoptimal dengan kegiatan pembelajaran tatap muka. Bahkan sampai saat ini PJJ masih menjadi bahan keresahan sebagian orangtua yang merasa tidak sepenuhnya siap mendampingi putra-putrinya belajar di rumah dengan dukungan motivasi dan fasilitas belajar daring yang memadai. Belum selesai keresahan drama daring, sekarang siswa dihadapkan dengan AKM.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menegaskan, para orangtua siswa tak perlu cemas dengan adanya AKM ini. Beliau mengatakan bahwa orangtua tidak perlu mengeluarkan biaya untuk bimbel untuk mempersiapkan putra-putrinya menghadapi AKM. Karena AKM yang akan diikuti oleh sebagian siswa ini tak memiliki konsekuensi negatif untuk para murid. AKM ini justru jadi metode pemerintah untuk mengevaluasi sekolah.
Sebagai alat evaluasi, sejauh mana pemerintah benar-benar yakin akan kesiapan sekolah dalam menyelenggarakan AKM ini. Salah satu pertanyaan yang menyeruak adalah bagaimana Guru dan Sekolah melakukan persiapan menjelang pelaksanaan AKM, baik persiapan infrastruktur maupun mempersiapkan siswa. Hal yang menjadi kendala adalah pelaksanaan AKM di jenjang Sekolah Dasar. Pelaksanaan AKM di tingkat SD salah satunya terganjal oleh masalah ketersedian sarana dan prasana. Karena notabene sebagian besar Sekolah Dasar belum memiliki perangkat komputer yang memadai untuk digunakan siswa dalam kegiatan AKM. Siswa di jenjang sekolah dasar juga hanya sebagian kecil yang telah mengenal penggunaan perangkat Komputer. Selain itu siswa di bangku Sekolah Dasar yang tentunya belum terbiasa dengan soal-soal tipe AKM. Soal-soal tipe AKM ini tergolong ke dalam Higher Order Thinking Skills (HOTS). Dua kendala tersebut juga sudah cukup untuk dijadikan alasan para orangtua untuk merasa khawatir anak-anaknya tidak dapat melaksanakan AKM dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan. Tentunya kekhawatiran ini secara tidak langsung akan berimbas menjadi tekanan bagi para siswa untuk menaikkan level usaha belajarnya lebih keras lagi.
Persiapan yang diperlukan untuk menyongsong pelaksanaan Asesmen Nasional pada tahun 2021 ini adalah penyediaan insfrastruktur yang cukup baik, pelatihan pembuatan soal AKM untuk guru, dan pembiasaan siswa dengan soal-soal AKM. Saat ini melalui laman Guru Belajar, Kemdikbud menyelenggarakan Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebanyak 11 angkatan hingga bulan Maret 2021 yang akan datang. Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum disusun dengan memadukan tahapan dan pendekatan modular yang memfasilitasi peserta melakukan personalisasi pembelajaran. Kota Tasikmalaya sendiri telah mengadakan Sosialiasi Simulasi Ujian Berbasis Komputer Daring yang diikuti oleh 20 orang per jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di Kota Tasikmalaya pada bulan September dan November 2020 lalu. Peserta guru dari kegiatan simulasi tersebut kemungkinan akan menjadi proktor di sekolahnya masing-masing.
Bukan hanya itu, di tingkat Sekolah Dasar guru masih harus dihadapkan dengan mempersiapkan siswanya agar mampu mengoperasikan perangkat komputer. Pelaksanaan AKM yang digadang-gadang akan dilaksanakan pada bulan September 2021 ini hanya menyisakan waktu tinggal beberapa bulan lagi saja. Salah satu persiapan lainnya yang bisa dilakukan adalah membiasakan siswa untuk mengerjakan tipe soal seperti soal-soal AKM. Guru bisa bersama-sama membuat soal AKM yang akan dicobakan kepada siswa melalui Kegiatan Kolektif Guru (KKG) di gugus masing-masing. (***)