oleh

FPN Rayakan Maulid Nabi dengan Gelar Majelis Puisi Untuk Palestina

Free Palestine Network (FPN) menggelar Majelis Puisi Maulid Nabi dengan tema “Teladani Rasulullah SAW, Bela Kaum Mustadh’afin di Palestina” pada hari Minggu malam (22/9/2024) via aplilasi zoom. Hadir seratusan aktivis pro Palestina dengan berbagai latar belakang dari seluruh Indonesia dan luar negeri.

“Dengan berkah Maulid Nabi kita perbarui janji pada Rasulullah SAW, kita tidak akan meninggalkan Palestina sendirian melawan kezaliman”, tegas Furqan AMC, Sekretatis Jenderal FPN melalui rilisnya yang diterima redaksi.

Lebih lanjut Furqan menjelaskan, pada Majelis Puisi Maulid Nabi ini sebenarnya panitia mengundang Duta Besar Palestina, Bapak Zuhair Al-Shun, untuk ikut membacakan puisi.

“Sangat disayangkan H-2 acara, beliau konfirmasi tidak bisa hadir”, ungkap Furqan AMC.

Dalam acara Maulid yang tidak biasa ini, beberapa Penyair dan Esais kondang seperti Ahda Imran, Kyai Matdon, Iman Soleh dan Hikmat Gumilar tampil membacakan puisi.

Wanggi Hoed, seniman pantomim Indonesia yang konsisten hampir setiap minggu melakukan aksi solidaritas untuk Palestina di berbagai titik di kota Bandung juga ikut berpartisipasi membacakan puisi.

Selain itu, beberara akademisi juga ikut membacakan puisi, di antaranya Dr. H. Husain S. Ag dari STAIN Majene dan Dr. Lisa Mery, S.H., M.H dari Universitas Indonesia Timur.

Acara dibuka dengan video pendek perayaan Maulid Nabi warga Palestina di tengah reruntuhan rumah mereka yang dihancurkan zionis Israel. Kemudian dilanjutkan dengan video jutaan rakyat Yaman yang berbondong-bondong datang ke lapangan Sana’a untuk merayakan Maulid Nabi.

“Semoga kita bisa mengambil inspirasi dari kedua video tersebut sebelum menyimak pembacaan puisi dari berbagai penyair, akademisi, aktivis dan berbagai kalangan nantinya”, tutur host Mahdiah Farizad.

Mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai kampus di seluruh Indonesia juga turut serta membacakan puisi. Ada M. Haidar, Zen Syahida, Azwar Mustikowati, Mousha Heykal dan Marwa Namphal. Satu di antaranya adalah Daniel Ananda Pradipta, mahasiswa pascasarjana Universitas Parahyangan yang beragama Katolik. Daniel membacakan puisi “Jika Aku Harus Mati” karya penyair Palestina Refaat Alareer.

Tak kalah dari para penyair, akademisi dan mahasiswa, ibu-ibu Pro Palestina juga tampil membacakan puisi, di antaranya Wiwik Said, Rania Radhiyah dan Farida Sudjana. Yang paling jauh
Ibu Satyowati Pancasiwi dari Naerobi, Kenya, Afrika Utara yang membacakan puisi berjudul “Aku dari Haiva” karya Din.

Pada Majelis Puisi Maulid Nabi ini ikut juga membaca puisi Dr. Mohammad Reza Ebrahimi, Konselor Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta yang membacakan puisi dengan bahasa Parsi berjudul “Sahar Nazdik Ast” (Fajar Sudah Dekat).

Ketua Dewan Pakar FPN, Dina Y. Sulaeman, dalam epilog penutup mengatakan puisi adalah perlawanan.

“Kata-kata dalam puisi bisa menjadi sumber inspirasi yang mampu menggerakkan banyak orang untuk bangkit menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di sekitar mereka. Malam ini melalui puisi-puisi yang telah dibacakan teman-teman, kita telah dibawa untuk mengaktualkan pesan Rasulullah SAW, yaitu untuk peduli pada umat yang tertindas. Bangsa Palestina telah tertindas selama 76 tahun. Setahun terakhir mereka mengalami genosida. Satu-satunya genosida di sepanjang sejarah yang disiarkan live melalui televisi.(REDI MULYADI)***

Komentar