Oleh: M.Taufiq (Dosen Pendidikan Teknologi Informasi (FKIP) Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya)
SEBAGAIMANA pesan Ali kwh, bahwa “Hati bertemu dengan hati, semua mencari sumber kecocokan.”. Kursi mahkota atau tahta kekuasaan sering kali menjadi ajang rebutan dalam sebuah kancah di organisasi maupun di negara, dan tidak sedikit orang bermain strategi atau politik untuk dapat memperebutkan, bahkan segala carapun di upayakan untuk mendapatkan. Disinilah letak pertarungan hati anak manusia dalam memperebutkan kekuasaan untuk menjadi pemimpin, namun kenyataannya tidak menemukan kecocokan karena lebih mengedepankan hawa nafsu dari ambisinya yang menggebu
Setiap pertarungan dalam pemilihan pemimpin tidak pandang bulu, siapa yang menjadi rivalnya, tidak juga memandang tatanan, apapun kondisinya, dan tidak pandang syari’at bahkan tidak jarang menabrak hukum atau memutar balikkan dalil, meskipun telah digariskan secara jelas dan tegas, sehingga pemilihan lebih banyak mencari kesalahan dibanding melihat kelebihan, maka “Siapa saja yang hendak mencari pemimpin tanpa kesalahan, niscaya akan hidup sebatang kara”, dan pada akhirnya pemimpin dipilih asal comot berdasarkan hawa nafsu
Berangkat dari ungkapan “Barang siapa yang ingin mencari pemimpin yang sempurna tanpa kekurangan, niscaya akan hidup gelandangan dalam kesendirian”, tahta mahkota seolah menjanjikan sesuatu, entah itu aspek nilai diri berupa jabatan, kedudukan, atau pamor, maupun aspek ekonomi yang seakan menjanjikan nominal dengan besaran yang menggiurkan, terlepas dari segala bentuk risiko atau tantangan yang akan dihadapi nantinya, ujungnya pemilihan pemimpin sering didorong oleh rasa pamrih untuk mendapatkan jabatan atau segepok uang sebagai imbalan
Tidak sedkit pemilihan pemimpin mengedepankan faktor “like n dislike” dari calon yang diusung tanpa melihat potensi dan kompetensi, dan tidak sedikit juga parameter yang digunakan adalah masalah di masa lalu (histori) dari calon pemimpin yang diusung, bahkan adanya kesalahan sedikitpun dapat berakibat fatal. Ingat, “Barang siapa yang berusaha mencari pemimpin tanpa masalah (problema), niscaya ia akan hidup dalam pencarian yang tiada akhir”, akhirnya pemimpin yang dinilai tanpa adanya masalah menjadi pilihan, dan lebih konyol lagi orang yang semacam ini bersedia dicalonkan atau mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin meskipun tidak memiliki prestasi apapun
“Barang siapa yang hendak mencari pemimpin ideal dan sempurna, niscaya seluruh hidupnya ada dalam permusuhan”, artinya orang-orang yang memiliki keunggulan (potensi dan kompetensi) dan berpeluang menjadi pemimpin sering dianggap membahayakan atau mengancam keberlangsungan hidup sekelompok orang tertentu atau barisan sakit hati, sehingga dimusuhi dalam berbagai cara melalui kekurangan / kelemahannya, bahkan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuasaan atau penyalahgunaan otoritas untuk mewujudkan kepentingan dan tujuan yang diinginkan
. Pendiri maupun pelaku sejarah dari berdirinya sebuah organisasi atau negara bukan ukuran untuk menentukan seorang pemimpin, apalagi dijadikan perisai atau dalih untuk menggapai puncak kepemimpinan, dan berhati-hatilah akan emosi, ambisi, dan hawa nafsu dari setiap orang dalam meraih kursi mahkota, karena dengan kelicikan akan digunakan sebagai senjata untuk menggapai kemenangan, dan sadarlah bahwa pemimpin bukan untuk hari ini namun untuk masa-masa yang akan datang
Pemimpin bukan sekedar selera, namun pemimpin adalah sosok yang (harus) mampu memberikan pengaruh untuk kemajuan organisasi / negara secara bersama-sama didalam parameter dan barometer yang terukur, dan seorang pemimpin tidak lepas dari segala bentuk kelemahan atau kekurangannya, maka bersabarlah menanggung perihnya kesalahan orang lain, agar dapat mengembalikan keseimbangan dalam hidup ini, dan Ingatlah, jangan menafsirkan segala sesuatu sesuai prasangkamu, jangan pula terlalu kritis pada segala hal, dan jangan terlalu jeli meneliti segala sesuatu. Jika seseorang jeli meneliti asal-usul berlian, maka akan mendapati (bahwa) ternyata berlian itu bermula dari bongkahan batu hitam
Tasikmalaya, 01 April 2023
MTaufiq
(Dosen PTI – UMTAS)
#scdc_f1q
#gosuccess
Komentar