oleh

Gerakan Pramuka Yang Dinamis (Selayang Pandang Perjalanan Gerakan Pramuka MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya)

Oleh : Amat Rohmat, S.Pd., M.Pd (Guru ASN Mata Pelajaran Matematika MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya)

MEMASUKI tahun pelajaran 2006/2007, saya ditugaskan menjadi pembina pramuka yang saat itu masih bernama MTs Negeri Rarangjami. Tanpa pengetahuan dan kemampuan sebagai pembina pramuka, saya mencoba melaksanakan tugas tersebut dengan penuh tanggungjawab. Untuk menambah pengetahuan tentang kepramukaan, saya mengikuti diklat kepramukaan Kursus Mahir Dasar (KMD) pada tahun 2008 yang dilaksanakan di Tamansari dan Kursus Mahir Lanjutan (KML) pada tahun 2010 di SMA Pasundan. Ternyata KMD dan KML hanya sebagai dasar pengetahuan tentang kepramukaan, selebihnya kita harus mencari dan belajar sendiri tentang pramuka dan kepramukaan.

            Pada awal tugas sebagai pembina pramuka, saya hanya melihat dan mempelajari bagaimana pembina putri bertugas sebagai pembina pramuka. Untuk materi ketika latihan, saat itu diberikan oleh anggota pramuka kelas 9 kepada anggota pramuka kelas 7 dan 8, pembina hanya melihat dan mengawasi selama latihan berlangsung. Berdasarkan arahan pelatih ketika mengikuti KMD dan KML, dimana pembina bertanggungjawab penuh untuk setiap kegiatan pramuka termasuk memberikan materi.

            Saya memberanikan diri memberikan materi meskipun materi tersebut belum dikuasai. Hal tersebut dilakukan karena materi yang diberikan oleh anggota pramuka kelas 9 hanya itu-itu saja, sehingga memungkinkan anggota pramuka menjadi bosan. Seiring berjalannya waktu, sambil mencari dan mempelajari materi yang belum dikuasai, akhirnya sebagian besar materi dapat dipahami dan dapat disampaikan ke anggota pramuka.

            Pada tahun 2009 kami mendapatkan undangan untuk mengikuti kegiatan Lomba Tingkat II (LT II) tingkat Kwarran Indihiang. Saya masih ingat waktu itu,, banyak peserta LT II baik guru maupun guru SD yang menanyakan dimana MTs Negeri Rarangjami. Mereka tidak mengetahui sama sekali keberadaan MTs Negeri Rarangjami di kecamatan Indihiang. Dalam LT II saat itu kami menjadi Juara I untuk putri dan Juara II untuk putra. Sehingga untuk putri kami berhak menjadi utusan Kwarran Indihiang di LT III tingkat Kwarcab Kota Tasikmalaya. Baru setelah itu guru dan siswa SD mengetahui dan mempertimbangkan MTs Negeri Rarangjami sebagai sekolah setingkat SMP yang ada di Indihiang.

            Tahun berikutnya di tahun 2010 kami diberi kesempatan untuk mengikuti Jambore Daerah (Jamda) di Jatinangor Sumedang sebagai utusan Kwarran Indihiang. Kami mengirimkan satu regu putri yang terdiri dari Furi, Lita, Rifa, Rida, Lutfhi, Welly, Jati, dan Sri serta dua pembina pendamping yaitu Amat Rohmat dan Tutin Hindayani. Ini merupakan pengalaman pertama kami mengikuti kegiatan di tingkat Kwarda Jawa Barat. Banyak pengalaman yang didapat dan banyak pengetahuan tentang kepramukaan yang diperoleh. Kami bisa mengenal sesama anggota pramuka se Jawa Barat.

            Satu tahun kemudian yaitu tahun 2011 kami mengikuti LT III tingkat Kwarcab Kota Tasikmalaya yang dilaksanakan di Sumelap Tamansari. Kami mengirimkan satu regu putri yang terdiri dari Welly, Jati, Lutfhi, Putri, Annisa, Dela, Fina, dan Rizki Iti. Dengan persiapan yang belum maksimal berkaitan dengan pengetahuan kami sebagai pembina dalam beberapa materi kepramukaan, kami berusaha mengikuti LT III tersebut dengan upaya yang maksimal. Pada LT III kali ini kami berhasil menjadi peringkat IV dari 10 Kwarran di Kwarcab Kota Tasikmalaya. Sejak saat itu kami mulai diperhitungkan dalam kegiatan pramuka di Kota Tasikmalaya.

            Masih pada tahun yang sama berdasarkan seleksi peserta Jambore Nasional (Jamnas) yang dilaksanakan Kwarcab Kota Tasikmalaya, Welly Yuliyani siswi MTs Negeri Rarangjami terpilih menjadi peserta Jamnas di Teluk Gelam Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Meskipun hanya seorang siswa saja yang mengikuti kegiatan tersebut, namun  ini menjadi prestise tersendiri bagi MTsN Rarangjami. Gerakan Pramuka kami semakin dikenal dan dihargai di Kota Tasikmalaya.

            Dalam beberapa perlombaan kepramukaan baik yang dilaksanakan oleh Kwarcab Kota Tasikmalaya maupun yang lain, kami sering mendapat Juara dan bisa membawa pulang piala. Saya masih ingat piala pertama yang kami raih yaitu dalam kegiatan Gema Ramadhan Kwarcab Kota Tasikmalaya. Sejak saat itu kami hampir selalu membawa pulang piala ketika kami mengikuti perlombaan.

            Untuk kepramukaan di bawah Kementerian Agama, pada tahun 2016 kami berhasil lolos seleksi di tingkat Kota dan Propinsi untuk peserta serta pembina pendamping Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN). MTs Negeri 2 Kota Tasikmalya berhasil meloloskan Tyara Nur Fatimah dan Amat Rohmat untuk menjadi peserta dan pembina pendamping. Kami akan bergabung dengan peserta dan pembina pendamping dari Kabupaten dan Kota lain di Jawa Barat dalam regu putra dan regu putri sebagai wakil Jawa Barat. Setelah beberapa kali pertemuan di Kwarda untuk latihan dan persiapan, kami berangkat ke Maluku dengan menggunakan pesawat terbang dari bandara Husen Sastranegara Bandung.

            Perjalanan jauh menuju Ambon, ditempuh dengan dua kali penerbangan, dengan harus transit dulu di Makasar. Penerbangan dilanjutkan ke bandara Ambon dalam waktu 2 jam. Dari bandara kami diangkut truk menuju pantai Liang Maluku Tengah. Disana kami berkemah kurang lebih 5 hari. Banyak pengalaman yang kami dapatkan. Kami bisa saling mengenal dengan sesama anggota Pramuka MTs dari seluruh Indonesia.

            Masih di tahun yang sama, kami harus mengikuti seleksi peserta Jamnas yang dilaksanakan oleh Kwarcab Kota Tasikmalaya. Terpilihlah Siti Rosidah sebagai perwakilan MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya menjadi peserta Jamnas yang dilaksanakan di Cibubur Bogor. Pada Jamnas kali ini, kami pembina pramuka berkesempatan untuk berkunjung melihat pelaksanaan Jamnas. Kami bisa melihat secara langsung bagaimana pelaksanaan Jambore Nasional.

            Pada tahun berikutnya tepatnya tahun 2017, kami mengirim empat siswa yaitu Yuda, Daris, Fauzi, Ayuni, dan Lisna serta seorang Pembina yaitu Amat Rohmat sebagai utusan Kwarran Indihiang untuk mengikuti Jamda di Jatinangor. Untuk kedua kalinya kami bisa mengikuti kegiatan Jamda ini. Meskipun di tempat yang sama, tapi pelaksanaannya berbeda dari Jamda sebelumnya. Jelas ini dapat menambah wawasan kami baik sebagai peserta maupun sebagai pembina yang dapat diaplikasikan di madrasah kami.

            Pada tahun 2019 kami mendapat tugas untuk menjadi peserta Perkemahan Penggalang Ma`arif Nasional (Pergamanas) II di Cibubur Bogor. Kami mengirimkan empat orang siswa yaitu Hilmi, Tantan, Melisa, dan Siti Nafisatul serta seorang pembina yaitu Eva Varrah Dibasyam. Sebelumnya kami melakukan beberapa  kali latihan sebagai persiapan, karena regu yang dikirim merupakan gabungan siswa MTs se-Kota Tasikmalaya. Kami berangkat ke Bogor untuk mengikuti kegiatan tersebut, yang menambah lagi wawasan kami dalam kegiatan kepramukaan untuk tingkat nasional.      

            Masih di tahun 2019, kami mengikuti kembali kegiatan Lomba Tingkat II Kwarran Indihiang. Berdasarkan pengalaman kami mengikuti LT sebelumnya, kami mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Pada LT II kali ini kami berhasil menjadi juara umum Putra dan Putri, yang menjadikan kami berhak untuk menjadi utusan Kwarran Indihiang di LT III tingkat Kwarcab Kota Tasikmalaya.

            Pada bulan Nopember 2019 kami mengikuti LT III Kwarcab Kota Tasikmalaya di Manglid Camp Tamansari. Regu putra terdiri dari Hilmi, Tantan, Ikhsan, Bahana, Dickry, Nauri, Yuda, dan Syabab dengan pembina pendamping Amat Rohmat. Sedangkan untuk regu putri terdiri dari Melisa, Siti Nafisatul, Indriyani, Fitri, Karina, Rena, Tiara, dan Zesika dengan pembina pendamping Eva Varrah Dibasyam. Kami mengikuti bebagai perlombaan yang dilaksanakan. Kami berhasil menjadi juara pertama di lomba favorit yaitu Lomba Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) baik regu putra maupun regu putri. Namun untuk keseluruhan lomba kami hanya mampu menjadi peringkat ke IV untuk putri dan ke V untuk putra. Namun itulah hasil maksimal yang bisa kami raih dengan segenap kemampuan kami.

            Lomba Tingkat III tahun 2019 merupakan kegiatan kepramukaan terakhir yang saya ikuti. Seiring menuanya usia, sudah saatnya saya mengundurkan diri dari pembina pramuka. Karena menjadi pembina pramuka itu memerlukan kekuatan fisik dan pola berpikir yang semakin maju seiring perkembangan zaman. Sudah 14 tahun saya mengabdikan diri mencurahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk gerakan pramuka MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya. Saatnya guru-guru muda untuk tampil menjadi pembina pramuka dengan kekuatan fisik dan pola fikir yang masih fresh dan brilian.

            Semoga gerakan pramuka MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya semakin maju dan berprestasi. Apa yang telah kami raih semoga bisa dipertahankan dan ditingkatkan, dan yang belum bisa kami raih semoga dapat dicapai dengan gemilang. Jaya terus pramuka MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya!

Komentar