Bogor, LINTAS PENA
Ternyata GTKHNK 35+ (Guru Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori Usia Tiga Lima Ke Atas) Kota Bogor memiliki banyak prestasi yang membanggakan. Salah satunya adalah Ibu Euis Yuliati S.Pd.SD.CT. yang bertugas sebagai guru honorer di SDN Kawung Luwuk kota Bogor dan mengabdi sejak 2006. Beliau mendapatkan predikat 100 Penulis Puisi terbaik tingkat Nasional, ujar Sigid Purwo Nugroho, S.H Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat ketika diwawancarai oleh LINTAS PENA.
Kebetulan ibu Euis ini merupakan salah satu Pengurus GTKHNK 35+ Kota Bogor. Para Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori Usia 35+ dari Sekolah Sekolah Negeri semua jenjang di Kota Bogor saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan dukungan Walikota Bogor terkait Permohonan Pengabulan KEPPRES PNS. “Kami tidak dapat lagi mengikuti tes CPNS karena regulasi usia, kami juga dirugikan dengan adanya moratorium. Setelah kembali dibuka kembali tes CPNS terkesan fresh graduate lebih diutamakan daripada honorer yang jelas jelas sudah memiliki bukti pengabdian kepada Bangsa dan Negara,” imbuh Sigid salah seorang tenaga honorer di SMPN Satu Atap Cibulan Kabupaten Kuningan.
Jangan pandang GTKHNK 35+ dengan sebelah mata. Salah satu prestasi bu Euis tadi merupakan bukti nyata bahwa keberadaan GTKHNK 35+ itu ada dan pengabdian juga prestasi mereka patut dihargai oleh Pemerintah baik Pusat maupun Daerah. Segudang pengabdian dan prestasi sudah GTKHNK 35+ baktikan untuk negeri tapi kenapa Pemerintah Pusat masih belum juga memberikan kepastian yang jelas terkait nasib kami.
Sementara ditempat terpisah Euis Yuliati menambahkan bahwa puisi yang dikirimkan untuk turut diperlombakan berjudul “Pejalan Kaki” yang merupakan curahan hati saya sendiri sebagai seorang guru honorer yang memang sering berjalan kaki dari rumah menuju sekolah tapi tetap selalu ikhlas dan semangat menjalankan tugasnya. Puisi karyanya itu dikirim lewat email dan diseleksi oleh tim juri nasional melalui Kreatory sebagai penyelenggara Puisi Nasional tahun 2020 yang beralamat di Rawamangun Jakarta.(ADE BACHTIAR ALIEF)***
Komentar