Oleh: Zamzam Adi Purnama,S.Pd ( Guru Penjaskes SDN 2 Gunungpereng,Kec. Cihideung Kota Tasikmalaya)

KEGIATAN belajar mengajar di sekolah akan terlihat efektif apabila tujuan belajar  tercapai. Efektifitas dalam kegiatan belajar mengajar tentunya membutuhkan kecerdasan guru dalam mengelola pembelajaran yaitu dengan menguasai berbagai metode mengajar sehingga materi yang disampaikan kepada siswa dapat diserap dengan mudah.

Penguasaan guru terhadap metode mengajar tidaklah serta merta menjadi jawaban yang mutlak untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar. Ada satu hal yang sering dilupakan oleh guru bahwa peserta didik  adalah mahluk hidup yang mempunyai rasa jenuh. Kejenuhan terkadang menghinggapi peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung dan hal ini pula yang menjadi penyebab turunnya tingkat konsentrasi belajar. Fenomena kejenuhan yang menyebabkan turunnya konsentrasi belajar peserta didik tentunya menjadi sebuah permasalahan yang harus dicari solusinya. Permasalahannya yaitu bagaimana cara menghilangkan kejenuhan peserta didik dalam belajar. Salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan peserta didik yaitu GURU KOMEDIAN.

             Tujuan guru komedian adalah membuat lelucon disela-sela mengajar. Peserta didik diharapkan tertawa dengan lelucon guru tersebut sehingga kejenuhan akan hilang dengan sendirinya. Diharapkan dengan hilangnya kejenuhan tersebut dapat menyegarkan kembali konsentrasi dalam belajar. Bagaimanakah cara menjadi seorang guru komedian?.

            Pertama. Guru harus harus bisa stand up komedi. Untuk menjadi stand up komedi guru harus menguasai banyak hal hal yang menjadi bahan lelucon, misalnya berupa cerita lucu, nyanyian lucu atau pantun jenaka serta banyolan-banyolan lainnya.

Kedua. Guru harus hapy dalam pikiran dan perasaan. Dengan happy tersebut diharapkan dalam menjalankan perannya sebagai Guru Komedian akan berjalan lancar artinya lawakannya atau leluconya tidak garing alias ambyar.

Nah…dapat disimpulkan, untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar selain guru   harus menguasai metode mengajar, guru juga perlu merubah perannya menjadi guru penghibur. Semoga guru ke depannya bukan hanya dikenal citranya sebagai pendidik tetapi juga sebagai penghibur atau alias “Guru Komedian’’