oleh

H.Hary Petir: “Bambu Pethuk Jalu Ini Untuk Menambah Koleksi Museum Bambu BUMI AWI MAHARANI di Taman Wisata Batu Mahpar Galunggung”

BAMBU PETHUK merupakan bambu yang batang buku atau ruasnya saling berhadapan satu sama lain. Benda tersebut sampai saat ini masih dipercaya sebagai pusaka.Banyak kalangan masyarakat yang memburu benda tersebut, karena diyakini memiliki khasiat dan seribu manfaat yang menguntungkan. Seperti mengundang rezeki, penglaris atau apa saja yang menguntungkan bagi pemiliknya. Konon katanya, ada ratusan  jenis keunikan dari batang   bambu yang dianggap sebagian orang memiliki khasiat
“Ya, memang diakui sebagian masyarakat ada yang memiliki kepercayaan seperti itu. Karena Bambu Pethuk tercipta dari alam, pemiliknya bisa memiliki kharisma yang luar biasa. Kalau kami yang memiliki beraneka macam dan keunikan Bambu Pethuk ini hanya untuk koleksi, terutama untuk menambah koleksi Museum Bambu BUMI AWI MAHARANI yang didirikan Abah Anton (panggilan akrab Anton Charliyan—Red) di Taman Wisata Batu Mahpar Galunggung ini.”jelas Ustadz H. Hary Petir selaku Ketua Paguyuban Bambu Petuk Hari Petir.

Ustadz H. Hary Petir mengatakan, Anton Charliyan yang mantan Kapolda Jabar ini dinilai sangat peduli terhadap alam dan lingkungan maupun seni budaya, termasuk seni alami yang ada pada bambu unik dan antik seperti Bambu Pethuk itu. “Abah Anton meminta saya untuk mencari ragam jenis bambu unik yang mengandung unsur seni, tidak hanya Bambu Pethuk saja, dimaksudkan untuk menambah koleksi Museum Bambu BUMI AWI MAHARANI itu,”ujarnya.

Karena kepedulian Abah Anton terhadap alam dan lingkungan maupun seni budaya itulah, maka Ustadz H. Hary Petir pun bersama anak buahnya Mang Engkoy dan Mas Sukarno nge-bolang bambu unik. Selama dua hari nge-bolang bambu unik, menelusuri tiap rumpun bambu untuk mendapatkannya. “Untuk menemukan atau mendapatkan Bambu Pethuk dibutuhkan tidaklah mudah, karena dibutuhkan kesabakaran, ketelatenan, keberanian, wiridan serta kemampuan mata batin yang mumpuni. Bambu Pethuk terbilang langka sehingga tidak banyak orang memilikinya”tutur dia

Alhasil, usaha nge-bolang bambu unik yang dilakukannya tidak sia-sia, karena Ustadz H. Hary Petir menemukan Bambu Pethuk Jalu dari jenis bambu apus. “ Bambu Pethuk Jalu biasanya kebanyakan dari bambu apus. Karena apabila dari bambu haur kuning atau bambu haur hijau biasanya yang sering ditemukan bambu sambung roso, tumpang roso, bambu buta dan lainnya”.

Hari Petir dan rombongan membolang sudah 2 hari demi mendapatkan Bambu Pethuk Jalu ini. Sebelumnya di Gua Lutung, dan sekarang di Cibeusi Kab.Subang dimana di daerah ini merupakan Singgasana Centring Manik sebuah  Kerajaan Ular Besar. “Sebenarnya,  di tempat ini banyak keramat, disini dulu banyak orang mencari nomor togel, namun sekarang sudah jarang karena dilarang oleh pemerintah setempat.”

Keterangan warga masyarakat,  memang jarang ada orang kesini , karena takut akan hal ghaib/mistis, tetapi H.Hary Petir dan kawan-kawan hanya takut kepada Allah SWT, sehingga memberanikan diri mencari hingga daerah Cibeusi ini. “Untuk saat ini yang kami cari Bambu Pethuk Jalu, karena jenis ini merupakan Bambu Pethuk paling dicari dan sangat susah dicari, tapi kami disini mencari demi untuk menambah koleksi di Museum Bambu BUMI AWI MAHARANI milik Abah Anton Charliyan.Sementara itu. Abah Anton Charliyan yang sangat peduli terhadap seni menyediakan fasilitas berupa museum. Karena Bambu Pethuk ini bambu unik, dan sangat banyak jenisnya, dan Abah Anton lah yang menampung kami “pungkas Ustadz H Hary Petir mengakhiri obrolan. (REDI MULYADI/ LUKMAN NUGRAHA,SP)***